Kekalahan Anies-Sandiaga Makin Jelas, 
Tim Sukses Panik Dan Membuat Blunder
https://seword.com/politik/kekalahan-anies-sandiaga-makin-jelas-tim-sukses-panik-dan-membuat-blunder/
BY TATSUYA ON APRIL 11, 2017POLITIK




Tanggal 19 April sudah makin mendekat, pertarungan antar pasangan calon 
Gubernur DKI telah memasuki tahap akhir. Pertarungan kedua kubu makin panas. 
Namun dalam beberapa hari terakhir ini adalah hari-hari yang sangat tidak 
menyenangkan bagi Anies dan Sandiaga karena munculnya beberapa peristiwa yang 
makin menyudutkan peluangi Anies-Sandiaga dalam pertarungan Pilkada DKI ini.

Pembelotan Relawan Anies-Sandiaga

Jika bulan lalu Ketua Ranting Gerindra Duren Sawit membelot ke Ahok-Djarot, 
kali ini relawan Anies-Sandiaga Pasar Rebo menyatakan bahwa mereka mengalihkan 
dukungan mereka kepada Ahok-Djarot. Pembelotan ini cukup serius karena 
menunjukkan keretakan di kalangan para pendukung Anies-Sandiaga, apalagi 
terjadi di hari-hari terakhir Pilkada DKI sehingga Anies-Sandiaga sulit 
menetralisir dampaknya. Terlihat dengan jelas sekali bahwa golongan nasionalis 
yang benci dengan penggunaan isu SARA sudah muak dengan cara-cara kampanye yang 
dilakukan oleh pasangan Anies-Sandiaga sehingga mengalihkan dukungan mereka. 
Apalagi sejak muncul isu Jakarta Bersyariah yang menyebabkan pertengkaran di 
internal pendukung Anies-Sandiaga, golongan nasionalis makin tidak nyaman untuk 
tetap berada di kubu Anies-Sandiaga.

Dukungan PKB

Sandiaga tadinya sangat berharap PKB mengalihkan dukungannya dari AHY kepada 
pasangan Anies-Sandiaga. Setelah pemungutan suara tahap pertama selesai, 
sebenarnya Sandiaga sangat optimis terhadap pengalihan dukungan PKB kepada 
dirinya, karena sebelum penentuan calon Gubernur DKI diresmikan, awalnya PKB 
sudah ada tanda-tanda untuk ikut mengusung Sandiaga menjadi calon Gubernur 
DKI., Namun yang terjadi malah PKB mendeklarasikan dukungannya secara resmi 
kepada Ahok yang dilakukan tanggal 9 April. Di hadapan publik, Sandiaga bicara 
kalau arus bawah pendukung PKB tidak akan mempedulikan pengalihan dukungan PKB 
kepada Ahok dan tetap memilih Anies-Sandiaga. Jujur saja, sebagai warga awam, 
saya bisa merasakan betapa remuk hati Sandiaga hanya dari perkataannya ini. 
Bisa diibaratkan, Sandiaga pingin sekali tunangan dengan seorang wanita cantik, 
namun wanita itu malah langsung menikah dengan pria lainnya. Rasanya di 
belakang layar, Sandiaga berkata-kata seperti yang Rhoma Irama katakan : 
TERLALU.

Sebenarnya arah dukungan PKB sudah jelas. Selama sebulan terakhir, kemesraan 
antara PKB dan Ahok sangat jelas terlihat. Apalagi sebelum PKB mendeklarasikan 
dukungannya kepada Ahok-Djarot secara resmi, GP Ansor sudah terlebih dahulu 
menyatakan dukungan mereka kepada Ahok-Djarot. Maka lengkaplah sudah, secara 
kelembagaan NU memang netral, namun organisasi-organisasi yang memiliki 
hubungan dengan NU cenderung mendukung Ahok-Djarot. Bahkan PPP versi Romi pun, 
walaupun belum secara resmi menyatakan dukungannya, memilih untuk memberikan 
dukungannya kepada Ahok-Djarot.

Blunder Lagi, Blunder lagi

Begitu PKB mengalihkan dukungan kepada Ahok, semua rencana tim sukses 
Anies-Sandiaga berantakan total. Dengan bergabungnya partai Islam ke pasangan 
Ahok-Djarot, isu penistaan agama menjadi sama sekali tidak relevan lagi. Bahkan 
penggunaan isu SARA yang digunakan oleh pendukungan Anies-Sandiaga yang tadinya 
menguntungkan Anies-Sandiaga sehingga mereka diam saja dan pura-pura tidak 
tahu, sekarang malah menjadi blunder dan momok yang menakutkan sendiri karena 
senjata yang dipikir mereka akan ampuh untuk menjatuhkan Ahok malah berbalik 
melawan mereka sendiri. Persis seperti saya ramalkan sebelumnya 
(https://seword.com/politik/kampanye-penolakan-mensholatkan-jenazah-bisa-menjadi-blunder-terbesar-anies),
 kampanye penolakan untuk mensholatkan jenazah pendukung Ahok menjadi blunder 
terbesar yang dilakukan pendukung Anies-Sandiaga dan titik balik isu SARA 
menjadi senjata yang menghabisi pencetusnya sendiri. Saat ini Anies dan 
Sandiaga mati-matian berusaha membantah bahwa pihak mereka tidak memainkan isu 
SARA dan malah menjadi korban fitnah, namun nasi sudah menjadi bubur. Rakyat 
Jakarta sudah tidak bisa ditipu lagi. Rakyat Jakarta sudah tahu siapa pelaku 
aslinya dan siapa korbannya.

Merasa terpojok dengan gagalnya mendapat dukungan PKB, tim sukses 
Anies-Sandiaga mencari pengganti PKB, dan mereka mendapatkannya dari seorang 
Daeng Azis. Sekali lagi pasangan Anies-Sandiaga menciptakan blunder dengan 
mengundang Daeng Azis, mantan orang kuat di Kalijodo, untuk mengikuti kampanye 
Anies-Sandiaga. Sebelum Ahok mereformasi daerah Kalijodo, Daeng Azis adalah 
orang kuat yang ditakuti oleh banyak orang, termasuk pejabat. Bahkan ketika 
jabatan Gubernur DKI dipegang oleh seorang mantan jenderal pun Kalijodo tidak 
terusik. Padahal sudah lama Kalijodo terkenal sebagai dunia maksiatnya Jakarta. 
Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh seorang Daeng Azis. Hanya Ahok yang 
berani mengusik ketenangan Daeng Azis, padahal sudah ada ancaman pembunuhan 
terhadap Ahok pun tidak dipedulikan. Memang benar kata orang, urat takutnya 
Ahok sudah putus, sampai mati pun dia rela untuk menjalankan amanah jabatannya.

Beda tim sukses, beda lagi pasangan Anies-Sandiaga. Ketika mereka melihat Daeng 
Azis, mereka kaget dan berusaha menghindar. Parahnya, tim suksesnya tidak 
mengerti hal itu, bahkan memperparah keadaan. Awalnya Daeng Aziz duduk di 
bagian belakang, namun beberapa relawan Anies-Sandiaga malah mengarahkan Daeng 
Azis untuk pindah ke bagian depan, tepat di hadapan Anies yang berada di 
panggung. Di atas panggung, Anies mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya 
dan menyebutkan nama-nama tokoh masyarakat yang duduk di depan, kecuali Daeng 
Asiz. Ketika acara berakhir, lagi-lagi relawan Anies-Sandiaga memaksa Anies 
berfoto bersama Daeng Azis. Di akhir acara, Daeng Azis menyatakan dukungannya 
kepada Anies-Sandiaga. Klop deh, Anies mendapat tambahan dukungan, walaupun dia 
sendiri mungkin tidak suka dengan dukungan itu. Aneh kan? Yang lebih lucu lagi, 
ketika ditanya oleh wartawan, keduanya mengaku tidak tahu siapa siapa Daeng 
Azis itu. Suatu hal yang mustahil dan tidak masuk akal kalau Anies dan Sandiaga 
tidak tahu siapa itu Daeng Azis. Apalagi Daeng Azis terkenal dengan dendamnya 
terhadap Ahok karena menghabisi bisnis lendirnya di Kalijodo dan mengubahnya 
menjadi taman bermain yang ramah anak.

Jelas terlihat bahwa di dalam tim sukses Anies-Sandiaga timbul kepanikan karena 
dalam beberapa hari ini banyak kejadian yang sangat merugikan pasangan mereka. 
Tim sukses Anies-Sandiaga sadar bahwa peluang Anies-Sandiaga untuk menang makin 
hari makin tipis sehingga mereka bertindak drastis dengan mengundang Daeng Azis 
untuk mendapatkan dukungannya tapi hal ini malah menimbulkan blunder baru.

Apakah ini yang dimaksud oleh Anies bahwa dia akan merangkul semua pihak? 
Bahkan sampai golongan Islam garis keras dan tokoh kemaksiatan pun dirangkul 
dalam kubunya? Kedua kubu ini dalam keadaan normal seharusnya tidak bisa 
dipersatukan, namun dalam Pilkada DKI ini mereka dipersatukan oleh satu 
kepentingan, yaitu menjatuhkan Ahok. Ternyata memang benar slogan yang satu ini 
: orang baik kumpulnya dengan orang baik, orang brengsek kumpulnya dengan orang 
brengsek. Silahkan pembaca yang menentukan sendiri, siapa yang termasuk orang 
baik dan siapa yang termasuk orang brengsek.

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/08/17085801/daeng.azis.datang.ke.acara.anies.di.jagakarsa

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/10/08323681/reaksi.anies-sandi.soal.dukungan.daeng.azis

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/04/09/membelot-relawan-anies-sandi-ini-alihkan-dukungan-menangkan-ahok-djarot-di-pasar-rebo




Surabaya Memanas, Demo Tolak Rizieq Dapat Perlawanan, 
Ternyata Pengajian Rizieq di Masjid Ampel Tanpa izin
https://seword.com/politik/surabaya-memanas-demo-tolak-rizieq-dapat-perlawanan-ternyata-pengajian-rizieq-di-masjid-ampel-tanpa-izin/
BY PALTI HUTABARAT ON APRIL 11, 2017  POLITIK




Warga Surabaya tolak pengajian Habib Rizieq Foto: Imam Wahyudiyanta

Rencana akan hadirnya Rizieq Shihab dalam acara pengajian yang digelar di 
Masjid Ampel, Selasa (11/4/2017), menuai polemik. Protes kedatangan Rizieq 
sudah dilakukan oleh masyarakat yang tidak menginginkan kehadiran Rizieq. Demo 
penolakan dilakukan lebih dari sekali.

Dalam demo terakhir, masyarakat yang menolak kehadiran Rizieq mendapatkan 
perlawanan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan panitia pengajian. Polisi 
yang menjaga demo tersebut dengan sigap menghadanga massa yang melakukan protes 
terhadap demo tersebut untuk menghindari bentrok.

Warga Surabaya yang tergabung dalam Solidaritas Aktivis Surabaya (SAS) ngeluruk 
Polsek Semampir. Mereka menolak pengajian Habib Rizieq Shihab yang digelar di 
Masjid Ampel, Selasa, 11 April 2017. Penolakan itu mereka lakukan dengan 
mendesak polisi agar tak memberi izin pengajian tersebut. Alasannya, Rizieq 
membawa paham radikal yang bisa mengacaukan Surabaya yang kondusif.

“Surabaya sudah tertata rapi, sudah kondusif. Jangan sampai pengajian oleh 
Rizieq jadi pemicu pecah belah dan persatuan kesatuan di Surabaya,” ujar korlap 
aksi, Udin Sakera kepada wartawan, Jumat (7/4/2017).

“Di mana-mana Rizieq itu kan membawa kekacauan. Jangan sampai menyebarkan 
pahamnya di sini. Apalagi Masjid dan Makam Ampel merupakan tempat yang sakral 
dan religius,” lanjut Udin.

Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Surabaya ini seperti sedang menegaskan 
bahwa Jawa Timur, dan khususnya Surabaya, tidak menginginkan masuknya tokoh 
atau berkembangnya ormas yang membawa paham radikal dan khilafah di daerah 
mereka. Menyaksikan kacaunya daerah-daerah yang menerima kehadiran mereka, Jawa 
Timur tidak mau hal yang sama terjadi juga.

Itulah mengapa kegiatan HTI di Surabaya juga dihadang oleh Banser dan GP Ansor. 
Seperti sudah sehati dan sama-sama melihat ancaman Surabaya dan Jatim menjadi 
tidak kondusif dengan kedatangan Rizieq dan ormas khilafah anti NKRI, 
masyarakat Jawa Timur mulai kompak melakukan penolakan.




Takmir masjid bertemu Kapolres Tanjung Perak/Foto: Istimewa

Apalagi acara yang akan menghadirkan Rizieq Shihab ini ternyata belum 
mendapatkan izin dari Takmir Masjid Ampel. Hal ini terungkap saat Ketua Takmir 
Masjid Ampel KH Mohammad Azmi Nawawi saat bertemu dengan Kapolres Tanjung Perak 
AKBP Ronny Suseno.


  • [GELORA45] Kekalahan Anie... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke