Perhatikan yang datang melihat hampir semua muslimah. Apa artinya? Artinya 
sebuah keprihatinan. Aku ada, Aku bersedia, Aku siap. Mengapa kamu mencari yang 
lain? Sesudah ini pasti banyak lamaran ditujukan kepada kedua tersangka untuk 
bisa menyembuhkan luka lara luar dalam. Ha ha ha ha  

    On Thursday, May 25, 2017 2:58 AM, "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
[GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     http://aceh.tribunnews.com/2017/05/24/5-algojo-cambuk-pasangan-homo


5 Algojo Cambuk PasanganHomo
Rabu, 24 Mei 2017 11:38
  WARGA menyaksikan eksekusi hukuman cambuk kasus liwath (homoseksual) di 
halaman Masjid Syuhada, Desa Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, 
Selasa (23/5).  
   
    
   
   
    BANDA ACEH - Pasangan liwath (homoseksual) yang ditangkap wargaakhir Maret 
lalu di sebuah rumah kos di Banda Aceh, menjalani hukumancambuk di halaman 
Masjid Syuhada, Desa Lamgugop, Kecamatan SyiahKuala, Banda Aceh, Selasa (23/5). 
Pasangan sesama jenis ini dicambukmasing-masing 82 kali oleh lima algojo secara 
bergantian.Pasangan homo tersebut adalah MT (23) dan MH (20). 
Sebagaimanadiberitakan, keduanya ditangkap warga di rumah kos di Desa 
Rukoh,Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa, 28 Maret 2017. Karenaterbukti 
melakukan jarimah liwath MT, warga Sumatera Utara dan MH,warga Bireuen, itu 
dijatuhi hukuman oleh hakim Mahkamah Syari’ahBanda Aceh sebanyak 85 kali cambuk 
di muka umum, dikurangi masatahanan, sehingga mereka hanya dicambuk 82 kali per 
orang.Kemarin, uqubat cambuk disaksikan oleh ribuan warga. AmatanSerambi, warga 
ramai-ramai memadati halaman Masjid Syuhada. Bisadikatakan, warga yang hadir 
menyaksikan uqubat cambuk kemarin lebihramai dibandingkan prosesi uqubat cambuk 
sebelumnya. Ini kali pertamapasangan sejenis dicambuk setelah diberlakukannya 
Qanun Jinayah diAceh pada tahun 2015. Warga yang hadir memang ingin melihat 
secaralangsung uqubat cambuk bagi pasangan sejenis tersebut.“Kami imbau bagi 
warga yang sudah hadir, agar tidak bercampurantara laki-laki dan perempuan. 
Bagi yang membawa anak-anak, silakandibawa pulang, kita tidak akan memulai 
uqubat cambuk ini kalau masihada anak-anak di bawah umur di arena masjid,” kata 
salah seorangpria berseragam Satpol PP WH melalui pelantang suara (mik).Seperti 
biasa, eksekusi cambuk kemarin juga dihelat di ataspanggung berukuran sekitar 
4x4 meter empat yang ditutupi terpal danberalaskan karpet merah. Warga yang 
tumpah ruah datang ke MasjidLamgugop, berdiri di luar pagar pembatas 
menyaksikan langsung prosesitersebut.Selain MH dan MT, dalam uqubat kemarin, 
Kejari Banda Aceh jugamengeksekusi empat pasangan jarimah ikhtilat 
(bercumbu).Pasangan homoseksual itu dieksekusi paling terakhir, setelah 
empatpasangan ikhtilat dicambuk oleh algojo. MT, terpidana homo pertamayang 
naik ke atas pentas menghadap sang algojo. Ia tampak pasrah saatdiboyong 
petugas. “Huuu, huuuu, nyan lagoe ureung jih/Itu rupanyaorangnya,” teriak 
warga. MT berlalu ke atas panggung sambil menutupwajahnya dengan tangan, 
disusul tiga algojo setelahnya yang juga ikutnaik ke atas pentas.“Algojo, 
siaaap?” tanya pria berseragam Satpol PP WH melaluipelantang suara. Ia 
menanyakan kesiapan sang algojo pertama untukmengayunkan rotan ke tubuh MT. 
Algojo yang berdiri tegap hanyamenjawab kecil, sedangkan seribuan warga di 
depan panggung, berteriakserentak “siaaaap”, lalu ayunan rotan pun mendera 
punggung MT.MT dieksekusi oleh tiga algojo. Para eksekutor ini diganti 
setiapkelipatan hitungan tertentu. MT yang menahan sakitnya deraan rotan 
kepunggungnya hanya bisa menunduk. “Beuteuga lom, seupot laju/Lebihkuat lagi, 
cambuk terus,” teriak seseorang di depan panggung.Pada hitungan ke-40, petugas 
juga sempat memberi minum MT,kemudian cambuk dilanjutkan hingga tuntas 82 
kali.Setelah itu, giliran MH yang diboyong ke atas pentas. Sama sepertiMT, MH 
pun diteriaki macam-macam oleh warga yang menyaksikan. MHdieksekusi oleh dua 
algojo. Eksekutor pertama bertugas hinggacambukan ke-40, sedangkan algojo kedua 
hingga cambukan terakhir. MHjuga sempat diberi minum oleh petugas saat cambukan 
ke-40.Amatan Serambi, MT dan MH sama sekali tidak melawan saat paraalgojo 
menghunuskan rotan ke tubuh mereka. Seusai menjalani hukuman,keduanya langsung 
dimasukkan ke ruangan tertutup hingga akhirnyadiejmput oleh keluarga 
masing-masing.Prosesi uqubat cambuk kemarin, berlangsung aman dan lancar. 
Pihakkepolisian juga mengawal ketat jalannya eksekusi. Sejumlah wartawan,baik 
lokal, nasional, dan internasional turut hadir meliput prosesicambuk bagi 
pasangan homo yang pertama sekali dicambuk di Aceh.Kepala Satuan Polisi Pamong 
Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PPdan WH Banda Aceh), Yusnardi, seusai 
eksekusi mengatakan, pasangansesama jenis itu ditangkap warga di Desa Rukoh, 
Darussalam, BandaAceh pada 28 Maret lalu. Keduanya kemudian diserahkan ke 
Satpol PPdan WH Aceh untuk diproses hukum. “Keduanya telah disidang sebanyakdua 
kali dan kemudian divonis 85 kali cambuk. Hukuman cambuk hampirsetiap bulan 
ada, tapi untuk kasus liwath ini baru pertama kali,mereka sudah cukup bukti dan 
unsur melanggar Qanun Jinayah,” kataYusnardi.Ia sebutkan, MT dan MH terbukti 
melanggar Pasal 63 ayat (1) QanunAceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayah 
dengan hukuman palingbanyak 100 kali cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram 
emasmurni, atau penjara paling lama 100 bulan. (dan)Tags   #yiv1455522419 
#yiv1455522419 -- #yiv1455522419ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-mkp #yiv1455522419hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mkp #yiv1455522419ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mkp .yiv1455522419ad 
{padding:0 0;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mkp .yiv1455522419ad p 
{margin:0;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mkp .yiv1455522419ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-sponsor 
#yiv1455522419ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-sponsor #yiv1455522419ygrp-lc #yiv1455522419hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-sponsor #yiv1455522419ygrp-lc .yiv1455522419ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1455522419 #yiv1455522419actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1455522419
 #yiv1455522419activity span {font-weight:700;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv1455522419 #yiv1455522419activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1455522419 #yiv1455522419activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv1455522419 #yiv1455522419activity span 
.yiv1455522419underline {text-decoration:underline;}#yiv1455522419 
.yiv1455522419attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv1455522419 .yiv1455522419attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv1455522419 .yiv1455522419attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv1455522419 .yiv1455522419attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1455522419 .yiv1455522419attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv1455522419 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv1455522419 .yiv1455522419bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1455522419 
.yiv1455522419bold a {text-decoration:none;}#yiv1455522419 dd.yiv1455522419last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1455522419 dd.yiv1455522419last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1455522419 
dd.yiv1455522419last p span.yiv1455522419yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv1455522419 div.yiv1455522419attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv1455522419 div.yiv1455522419attach-table 
{width:400px;}#yiv1455522419 div.yiv1455522419file-title a, #yiv1455522419 
div.yiv1455522419file-title a:active, #yiv1455522419 
div.yiv1455522419file-title a:hover, #yiv1455522419 div.yiv1455522419file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv1455522419 div.yiv1455522419photo-title a, 
#yiv1455522419 div.yiv1455522419photo-title a:active, #yiv1455522419 
div.yiv1455522419photo-title a:hover, #yiv1455522419 
div.yiv1455522419photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1455522419 
div#yiv1455522419ygrp-mlmsg #yiv1455522419ygrp-msg p a 
span.yiv1455522419yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1455522419 
.yiv1455522419green {color:#628c2a;}#yiv1455522419 .yiv1455522419MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv1455522419 o {font-size:0;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419photos div {float:left;width:72px;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1455522419
 #yiv1455522419reco-category {font-size:77%;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419reco-desc {font-size:77%;}#yiv1455522419 .yiv1455522419replbq 
{margin:4px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-mlmsg select, #yiv1455522419 input, #yiv1455522419 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-mlmsg pre, #yiv1455522419 code {font:115% 
monospace;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-mlmsg #yiv1455522419logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-msg 
p#yiv1455522419attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-reco #yiv1455522419reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-sponsor 
#yiv1455522419ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-sponsor #yiv1455522419ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-sponsor #yiv1455522419ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv1455522419 #yiv1455522419ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv1455522419 
#yiv1455522419ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv1455522419 

   

Kirim email ke