JJ Rizal telah menggunakan hak jawab-nya dalam artikel  JJ Rizal: Segala Bentuk 
Peribadatan Keagamaan Harus Dihormati yang menyanggah berita dibawah, tetapi 
tetap saja terlihat Rizal asbun dan plin-plan. Patung itu didirikan pihak 
kelenteng dan di area kelenteng, sudah jelas sekali terkait dgn kepercayaan, 
bagaimana kok bisa asal ngomong dibandingkan pahlawan nasional segala macam.

---
Rabu , 02 August 2017, 11:05 WIB
Tokoh Bangsa Asal Tuban Banyak, Mengapa Harus Pahlawan Cina?


  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|   |  
Tokoh Bangsa Asal Tuban Banyak, Mengapa Harus Pahlawan Cina? | Republika On...
 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarahwan JJ Rizal mengkritisi pembangunan patung 
tokoh Cina di Tuban, Jawa Timur. ...  |   |

  |

  |

 
Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah

JJ Rizal (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarahwan JJ Rizal mengkritisi pembangunan patung 
tokoh Cina di Tuban, Jawa Timur. Menurut dia, tokoh bangsa yang berasal dari 
Tuban, Jawa Timur, sesungguhnya banyak.Misalnya saja, Sunan Kalijaga yang juga 
disebut sebagai Pangeran Tuban. Lantas mengapa harus repot membuat patung 
dengan tokoh besar berkebangsaan Cina? Pertanyaan ini kemudian muncul dari 
benak masyarakat Indonesia.

JJ Rizal mempertanyakan jika ingin memajukan nilai luhur mengapa tidak 
berpatokan pada Jas Merah. " Kalau patung itu tidak ada kaitannya dengan 
peribadatan, tetapi lebih ingin memajukan nilai luhur, mengapa tidak pulang ke 
rumah sejarah bangsa?" ujar dia.

Hati Rizal pun semakin miris tatkala yang meresmikan patung itu adalah seorang 
Ketua MPR. Patung yang dinobatkan sebagai patung tertinggi se-Asia Tenggara 
itu, adalah patung Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen, seorang jenderal 
berkebangsaan Cina."Ironisnya yang meresmikan adalah ketua MPR, sungguh 
mengenaskan. Lagi pula bukankah Tuban memiliki banyak tokoh bangsa yang bisa 
menjadi sumber teladan nilai luhur? Seperti Soegondo Djojopoespito," kata dia.

Rizal memaparkan Soegondo Djojopoespito adalah orang yang menjadi tokoh utama 
Kongres Pemuda ke-2 dan kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Momen itu 
adalah proklamasi pertama Indonesia sebagai bangsa.

Lalu, Rizal juga menyebutkan nama AK Pringgodigdo yang memainkan peran penting 
di BPUPKI dan menyelamatkan arsip risalah sidang BPUPKI. Kedua nama itu adalah 
tokoh yang berasal dari Tuban. "Sangat layak untuk dipertimbangkan agar 
patungnya bisa dibuat se-eksklusif mungkin," kata dia.

Rizal menegaskan, pembuatan patung panglima perang dari sejarah Cina itu, di 
tengah situasi pergaulan kebangsaaan yang tegang karena isu pluralisme, justru 
bukan menenangkan masyarakat. Malah yang terjadi justru memberikan dampak 
sebaliknya.

Menurut Rizal, semua akan lain jika pilihan tokohnya, tokoh yang berasal dari 
Tuban seperti tokoh Sumpah Pemuda Soegondo Djojopoespito. Rizal memberi masukan 
agar tokoh Sumpah Pemuda itu yang dijadikan ikon Tuban, karena tiga butir 
putusan Kongres Pemuda adalah cermin perdamaian antarmanusia tanpa melihat ras 
etnis.

"Itu pelajaran pluralisme yang penting dalam kebangsaan kita," kata Rizal saat 
dihubungi Republika.co.id, Rabu (2/8) pagi. Ke depannya, dia berharap Indonesia 
bisa menjadi lebih nasionalis lagi dalam memutuskan sesuatu, apalagi terkait 
seni dan budaya.

Kirim email ke