. ".. Orang yang mencermati politik negeri ini mengerti bahwa yang sedang bangkit bukan komunisme, melainkan perkawinan antara tribalisme agama dan militerisme. .... Studi tentang isme-isme memang tidak punya manfaat praktis, tetapi sungguh sentral bagi pembentukan daya intelektual masyarakat. Pemahaman tentang isme-isme membantu warga negara mengenali gagasan dan arah ideologis yang mendasari aneka kebijakan, juga membantu warga negara lebih sanggup menilai agenda yang tersembunyi dalam gejala seperti militerisme, fundamentalisme agama, dan fundamentalisme pasar. Dan kekonyolan yang dilakukan para pembuat paranoia persis merupakan implikasi dari kebutaan pemahaman. Bagaimana mungkin mau membela Pancasila apabila para jenderal bahkan tidak mampu membedakan isme-isme pada tingkat elementer? Namun, lebih mendasar adalah perlunya melihat betapa miskin studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora dewasa ini tanpa kadar tertentu pemahaman atas Marxisme dalam aneka mazhabnya. .." (Kutipan dari artikel dikoran Kompas berjudul ' Manajemen Belok Kanan' oleh B.Herry Priyono) =======
Perguruan Tinggi gelar aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme QUOTE: "Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia akan menggelar aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme serentak di seluruh Indonesia dalam memperingati Hari Sumpah pada 28 Oktober 2017. ... pertemuan itu untuk mempertegas sikap perguruan tinggi se Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing kampus... untuk melawan radikalisme dan intoleransi serta menjadi benteng bagi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ... Selain itu, (juga) untuk menyosialisasikan secara lebih luas di kalangan civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum, mengenai isi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme, untuk secara bersama diaktualisasikan secara nyata dan konkrit dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan sosial-kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. .... Di Jakarta, kegiatan ini akan di pusatkan di lapangan Monas atau Lapangan Banteng. Sementara di daerah daerah lainnya dilakukan dengan pilihan tempat yang disesuaikan dengan kondisi objektif dan subjektif masing masing wilayah. ..." Selengkapnya: http://www.antaranews.com/berita/656698/perguruan-tinggi-gelar-aksi-kebangsaan-melawan-radikalisme <http://www.antaranews.com/berita/656698/perguruan-tinggi-gelar-aksi-kebangsaan-melawan-radikalisme> Acara tersebut merupakan hasil perundingan pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia pada 25-26 September 2017 di Bali, yang diikuti 3.000 pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. A.H. <div style=\"border:0;border-bottom:1px solid black;width:100%;\"> Gesendet mit Telekom Mail <https://t-online.de/email-kostenlos> - kostenlos und sicher für alle!