*Apakah koruptor juga dihukum cambuk? Berapa banyak kali seorang koruptor
dicambuk? *


http://aceh.tribunnews.com/2017/10/13/jangan-robohkan-tiang-islam


3 Oktober 2017


Jangan Robohkan ‘Tiang’ Islam

Jumat, 13 Oktober 2017 08:18


[image: Jangan Robohkan ‘Tiang’ Islam]Algojo melakukan eksekusi cambuk
terhadap pelanggar Syariat Islam di halaman Masjid Syuhada Lamgugob, Banda
Aceh. SERAMBI/BUDI FATRIA


*Oleh Teuku Zulkhairi*

MIRIS dan sepatutnya menjadi keresahan kita bersama saat ini. Banyak muslim
yang melalaikan tugas utamanya untuk melaksanakan shalat sehari semalam
lima waktu. Jika kita amati lebih dekat, sesungguhnya fenomena ini adalah
nyata. Sebagai contoh, perhatikan di warung kopi atau tempat-tempat
lainnya, kita akan menemukan bahwa fenomena ini adalah nyata dan fakta.
Atau perhatikan saja jumlah jamaah rutin di masjid, dan bandingkan pula
dengan jumlah orang-orang di warung kopi. Perhatikan pula bahwa saat azan
berkumandang, hanya sedikit yang mau bergegas ke masjid.

Banyak muda-mudi lebih memilih untuk sibuk dengan game Online sampai waktu
shalat habis ketimbang bergegas ke masjid atau mushalla terdekat untuk
melaksanakan kewajiban shalat. Bukankah ini masalah besar saat ini?
Bagaimana masa depan Aceh jika generasi mudanya banyak yang abai dari
kewajiban shalat? Bagaimana masa depan Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> jika shalat kita masing bolong?
Sungguh ini adalah awal bencana maha dahsyat yang akan menimpa. Rasulullah
saw bersabda bahwa “(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta
kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim
<http://aceh.tribunnews.com/tag/muslim>).

Seorang ulama sufi Turki, Badi’uzzaman Said Nursi saat menjelaskan alasan
jatuhnya kekuasaan Khilafah Usmaniyah pada Perang Dunia I (1914-1918) dan
dominasi Barat di seluruh dunia Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>,
antara lain mengatakan, “Alasan mengapa takdir mendatangkan bencana ini
kepada kita adalah karena kita lalai dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>. Sang Pencipta yang Maha Kuasa
menghendaki kita mendirikan shalat lima waktu, sebagaimana yang diwajibkan,
yang hanya perlu satu jam dari dua puluh empat jam waktu kita sehari,
tetapi kita ingkar...” (Risalah An-Nur, 2003).

Demikianlah Said Nursi menjelaskan satu alasan keterhinaan umat Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> sepanjang sejarah, di mana akibat
melalaikan kewajiban shalat turut mendorong kekalahan Khilafah Utsmaniyah
dalam Perang Dunia I, yang kemudian merajelalanya penjajahan bangsa Barat
di hampir seluruh dunia Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>.
Penjelasan Said Nursi ini juga menunjukkan bahwa dahulu umat Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> maju peradabannya dan tinggi
kepatuhannya pada kebenaran Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>;
yakni mereka bertindak sesuai dengan ajaran Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>. Sejarah juga menunjukkan bahwa umat
Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> mengalami kemunduran, bencana
dan kekalahan saat kepatuhan mereka pada kebenaran Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> melemah.

Tiang agama
Islam juga mengumpamakan shalat sebagai tiang agama. Jika Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> diibaratkan seperti sebuah bangunan,
shalat adalah tiang terbesarnya. Artinya, sebuah bangunan tidak akan bisa
didirikan tanpa tiangnya. Dan jika tiang sebuah bangunan keropos, maka
bangunan tersebut pasti akan terancam roboh. Begitu juga Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>, Tanpa shalat, bangunan Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> pada diri seorang muslim niscaya
akan roboh dan ambruk. Atau jika shalatnya bolong-bolong, maka bangunan
Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> pada seseorang akan mudah
untuk roboh.

Hal ini sebagaimana dipahami dari hadis Rasulullah Saw,”Shalat itu adalah
tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah
mendirikan agama (Islam) itu, dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia
telah merobohkan agama (Islam) itu. Hadis riwayat Baihaqi ini diperkuat
oleh hadis lainnya, seperti hadis yang berbunyi: “Inti (pokok) segala
perkara adalah Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> dan tiangnya
(penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dll).

Meskipun seorang muslim membayar zakat dan lain-lain, tapi jika shalat
ditinggalkan, maka bagaimana mungkin bangunan Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> bisa ditegakkan? Apalagi, pada hadis
lainnya disebutkan, “Islam dibangun atas lima perkara, yaitu: Engkau
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali
Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan naik haji ke Baitullah
bagi yang mampu.” (HR. Bukhari dan Muslim
<http://aceh.tribunnews.com/tag/muslim>).

Kelima perkara ini adalah rukun Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>,
sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw. Apa yang kita pahami dari
‘rukun’? Rukun adalah syarat wajib, yaitu syarat yang wajib dilakukan oleh
seorang muslim saat ia mengaku dirinya sebagai muslim. Sebagai contoh,
dalam ibadah haji terdapat rukun-rukunnya, yang jika satu rukun tidak
dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Begitu juga dalam shalat terdapat
terdapat rukun-rukunnya, bukankah satu saja rukun shalat ditinggalkan, maka
shalatnya tidak sah? Rukun Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam>
adalah syarat-syarat wajib dan mendasar yang mesti dilakukan seseorang
muslim yang dengan amalan itu ia disebut sebagai muslim. Lalu bagaimana
kita memahami rukun Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> seseorang
jika kewajiban shalat ia abaikan?

Sungguh ini perkara yang berat dan jangan sekali-kali disepelaikan wahai
kaum muslimin. Apalagi, “Amalan seorang yang pertama kali dihisab pada hari
kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya maka baik pula seluruh amalannya.
Namun jika buruk shalatnya maka buruk pula seluruh amalannya.” (HR.
Thabrani). Tidakkah kita mengingat hari-hari yang akan kita jalani setelah
kematian? Bagaimanakah kita akan menjawab kelak di hari perhitungan (yaumil
hisab) saat ditanyai amalan shalat kita? Semua ulama sepakat bahwa
meninggalkan shalat adalah dosa besar yang melebihi dosa-dosa besar
lainnya. Tidakkah kita merenungkannya?

Perhatian serius
Oleh sebab itu, di hadapan realitas banyaknya muslim yang abai atas
kewajiban shalat sehari semalam lima waktu, serta ancaman kepada
orang-orang yang meninggalkannya, maka sudah saatnya fenomena ini menjadi
perhatian serius semua pihak di Aceh. Kita berharap para khatib terus
menyeru masyarakat untuk konsisten mengerjakan shalat, kepada para orang
tua agar terus mendidik dan memantau anak-anaknya untuk mengerjakan shalat.

Demikian pula semua institusi pendidikan, sekolah, kampus dan sebagainya
agar betul-betul melakukan upaya ekstra untuk mengajak para pelajarnya
mengerjakan shalat wajib. Kepada para da’i dan instansi yang menangani
dakwah islamiyah, untuk saatnya memfokuskan dakwah ke warung kopi. Kepada
setiap pimpinan dan atasan agar mengingatkan bawahannya akan kewajiban
shalat dan mengevaluasi mereka.

Begitu juga, kepada para pengurus masjid untuk melakukan program-program
kerja yang bisa mengundang masyarakat ke masjid, dan bukan hanya menunggu
jamaah. Jika di sebuah masjid jamaah minim, maka sesungguhnya pengurus
masjid dan segenap remajanya juga mesti berpikir apa yang harus dilakukan
agar manusia tertarik ke masjid.

Dan terakhir, kepada setiap muslim untuk terus mengingatkan orang-orang di
sampingnya, agar mengerjakan kewajiban shalat. Jangan sampai semakin banyak
orang-orang yang secara tidak langsung ikut merobohkan tiang Islam
<http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> di Aceh. Semoga Allah Swt senantiasa
memberkati kita dan negeri ini. Amin ya Rabb. Wallahu a’lam bish-shawab.

   -

   *Teuku Zulkhairi, MA.,* Sekjen Pengurus Wilayah Badan Koordinasi
   Mubaligh Indonesia (PW Bakomubin) Aceh. Bekerja bidang Humas di Universitas
   Islam <http://aceh.tribunnews.com/tag/islam> Negeri (UIN) Ar-Raniry,
   Banda Aceh. Email: abu.erba...@gmail.com
   -

Kirim email ke