Rabu 29 November 2017, 19:26 WIB Ini Penyebab Puncak Gunung Agung Berwarna Merah Ardian Fanani - detikNews Foto:Nyoman Budhiana/Antara Foto Karangasem - Pusat Vulkanologi danMitigasi Bencana Geologi mendapatkan rilis data dari Satelit NASA Modis milikAmerika Serikat terkait dengan rekaman peningkatan termal atau suhu panas dipermukaan kawah Gunung Agung. Dari data rekaman tersebut tercatat suhu panas dikawah sampai dalam level tinggi.
"Satelit NASA Modis mencatat suhu panas mencapai lebih dari 90 megawattvulkanik radiatif power (VRP). Padahal saat terpantau pada 27 November 2017,suhu panas hanya berkisar 51 megawatt VRP," ujar Kepala Subbidang MitigasiGunung Api Wilayah Timur dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,Devy Kamil Syahbana, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang,Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (29/11/2017). Artinya, kata Devy, ada pertumbuhan energi termal di permukaan kawah. Sehinggahal ini mengakibatkan peningkatan suhu panas, yang merupakan tanda lava dipermukaan gunung Agung terus bertambah. Lava tersebut sudah berada di lantaiatau dasar kawah. "Ada juga muncul lubang besar di dasar kawah yang mengakibatkan lavakeluar. Data laporan itu lubang besar itu sekitar 100 meter diameternya,"tambahnya. Devy mengatakan, akibat munculnya lava di sekitar kawah Gunung Agung, munculcahaya terang di atas puncak gunung jika malam hari. "Itu volcanic glow diakibatkanoleh lava yang sudah ada di permukaan. Kita tidak perlu membuktikan naik keatas untuk melihat ada atau tidak lavanya. Satelit sudah merekam adanya lava dipermukaan dan sudah berada di dasar kawah. Tumbuh terus, jumlah lavanya semakinbanyak," kata dia. Jika suhu panas terus meningkat, kata Devy, berpotensi terjadinya letusanbesar. "Dia (gunung) berpotensi menghasilkan letusan. Dalam kondisi over pressure, ketikamagma di bawah permukaan terakumulasi tekanan, ketika dia melepaskan tekanan,material dapat terlontar berupa dalam bentuk lontaran batu maupun abu,"ujarnya. (asp/asp)