*RALAT RALAT *
*. *

*Ini lingkaran Dwi-Fungsi. Kalau pada zaman Soeharto 25% dari anggota DPR
ditempatkan perwira-perwira Abri aktif dinas militer,  zaman sekarang
diadakan modifikasi bukan perwira-perwira aktif tetapi pensiunan, jadi
Dwi-Fungsi gaya baru lama. Mereka berkrumun dengan tugas tertentu disekitar
presiden . Kriteria lain yang penting untuk jabatan tinggi jenis ini harus
keturunan Mojopahit. Pertanyaannya apakah gaya baru ini diterima atau
ditolak, kalau ditolak apa alasannya dan apa yang harus diperbuat?*



2018-01-18 13:13 GMT+01:00 Sunny ambon <ilmeseng...@gmail.com>:

>
> *Ini lingkaran Dwi-Fungsi. Kalau pada zaman Soeharto 25% dari anggota Abri
> aktif dinas mendapat tempat di DPR. Zaman sekarang diadakan modifikasi
> bukan perwira-perwira aktif tetapi pensiunan, jadi Dwi-Fungsi gaya baru
> lama. Mereka berkrumun dengan tugas tertentu disekitar presiden . Kriteria
> lain yang penting untuk jabatan tinggi jenis ini harus keturunan Mojopahit.
> Pertanyaannya apakah gaya baru ini diterima atau ditolak, kalau ditolak apa
> alasannya dan apa yang harus diperbuat?*
>
> 2018-01-18 8:55 GMT+01:00 jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>>
>>
>>
>> impor beras tiap tahun itu fakta yg dilakukan presiden siapa saja,
>> makanya saya bilang bagi pemerintah masalah yg timbul gara2 impor beras
>> protes2 itu hanyalah masalah kecil karena akan berlalu begitu saja.
>>
>> tidak muji Moeldoko, hanya analisa berdasarkan fakta.
>>
>>
>> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <ajegilelu@...> wrote :
>>
>>
>> Pertanyaannya polos gitu?
>>
>> Kirain ngerti waktu muji-muji Moeldoko.
>>
>> --- jonathangoeij@... wrote:
>>
>> lho bukannya tiap th impor beras.
>> apa pernah gak impor beras?
>>
>> --- ajegilelu@... wrote :
>>
>> Barangkali Jokowi cs yang sakit ati kalau strategi
>> impor berasnya Anda bilang masalah kecil.
>>
>> --- jonathangoeij@... wrote:
>> Sekedar analisa, jangan diambil dihati.
>> Ngomong2 Agum ternyata teman sealmamater Dr. HH ha ha ha ha. Sama2 alumni
>> AWU.
>> --- ajegilelu@... wrote :
>> Cuma penghubung kok unik?
>> Kalau cuma segitu (pion, kurir, jalankan perintah)
>> ya lebih 'unik' Agum yang jalurnya ngalor-ngidul.
>>
>> --- jonathangoeij@... wrote:
>>
>> Masalah impor beras adalah masalah kecil, sebentar saja berita itu sudah
>> teredam tidak perlu sampai diangkat jadi setingkat menteri begitu. Lagipula
>> berita Moeldoko mengingatkan impor beras itu tgl 13 dalam waktu 2-3 hari
>> sudah dilantik jadi KSP, rasanya kok lebih sekedar sandiwara daripada
>> benar2 protes impor beras.
>>
>> Dgn jadi Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura disusul Wakil Ketua Umum Hanura
>> menunjukkan kedekatan dengan Wiranto, sedangkan diangkat  jadi KSAD untuk
>> hanya beberapa bulan kemudian diangkat lagi jadi Panglima TNI menunjukkan
>> kedekatan dgn SBY.
>>
>> Dus, disini terlihat peran unik Moeldoko sebagai penghubung antara
>> Jokowi, Wiranto, dan SBY. Sementara SBY malu2 kucing kalau demokrat
>> terlihat berkoalisi dgn pemerintah dan jadi menteri. Moeldoko merupakan
>> jalan tengah.
>>
>> Tetang doktor ekonomi pertanian itu tak tahulah, kelihatannya cukup
>> banyak petinggi yg jadi doktor ekonomi pertanian IPB walaupun kemudian
>> pekerjaannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan ekonomi pertanian.
>>
>>
>> --- ajegilelu@... wrote :
>>
>> Moeldoko itu ketua HKTI. Paling logis pengangkatannya ini
>> ya untuk mengamankan impor beras. Begitulah lazimnya
>> strategi reshuffle Jokowi, sekedar pemadam kebakaran.
>>
>> Moeldoko Ingatkan Pemerintah
>> <https://www.edunews.id/news/ekonomi/moeldoko-ingatkan-pemerintah-hati-hati-putuskan-impor-beras/>
>>
>> Untuk berkoalisi dengan SBY*, Moeldoko butuh restu Wiranto.
>>
>> *) SBY, doktor ekonomi pertanian lolosan IPB itu toh bungkam
>> soal impor beras.
>>
>> --- jonathangoeij@... wrote:
>> Moeldoko ini terhitung aneh dan menarik untuk diamati, karir beliau
>> meroket pada saat SBY hanya beberapa bulan jadi KSAD terus diangkat jadi
>> Panglima TNI, hal yg mirip seperti pada Panglima TNI Hadi Tjahjanto maupun
>> Kapolri Tito Karnavian. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Moeldoko orang
>> dekat dan kepercayaan SBY, tetapi anehnya setelah pensiun malah bergabung
>> dengan Hanura partainya Wiranto. Tak tahulah.
>>
>> Apakah pengangkatan Moeldoko ini menunjukkan bakal koalisi dgn SBY?
>>
>>
>> --- ajegilelu@... wrote :
>>
>> Entah apa pertimbangan Jokowi mengganti Teten Masduki (PDIP)
>> dengan Moeldoko. Kalau Hasyim Muzadi (NU) memang harus
>> ada gantinya karena beliau tutup usia. Tetapi kenapa pula tidak pilih
>> dilanjutkan dengan pengganti dari NU juga?
>>
>> Boleh saja orang menduga ditariknya 2 jenderal ini untuk memperkuat
>> posisi Jokowi sebagai capres 2019 seperti dikatakan Wiwiek. Tetapi
>> sadarkah Jokowi bahwa dengan mengamputasi Teten dan penggantian
>> Muzadi ini bisa mengurangi dukungan suara dari PDIP dan NU?
>>
>> Di sisi lain, langkah Jokowi terhadap unsur PDIP dan NU ini seperti
>> menyiratkan bahwa republik sudah mencapai kulminasi kegagalan sipil
>> membentuk dan menjalankan pemerintahan sejak 2001. Sebab,
>> bagaimanapun, NU dan PDIP pra Kongres Semarang 2000 adalah duet
>> nasionalis-sipil terbesar di Indonesia. Sialnya memang sejak kongres itu
>> PDIP bertingkah aneh sehingga banyak pemikirnya yang pilih keluar,
>> bedol partai besar-besaran. Hanya Kwik Kian Gie barangkali kader yang
>> paling sabar. Atau telme? - telat menyadari. Heheh...
>>
>>
>> --- SADAR@... wrote:
>>
>> Strategi Politik Jokowi di Lingkaran Jenderal Pensiunan
>> RZR , CNN Indonesia | Rabu, 17/01/2018 14:07 WIB
>>
>> 
>>
>
>

Kirim email ke