Bung Djie yb.

Untuk menyambung apa yang saya sampaikan sebelumnya ada baiknya kalau
sedikit disinggung
dasar filsafat  yang ada di Bali. Biasanya untuk membangun maupun melakukan
sesuatu didasarkan
pada masalah 1. utama, 2. madya dan 3 nista. Pemikiran seperti ditrapkan di
Bali.
1.Utama adalah bagian yang paling penting dan dianggap bersih/suci. (kalau
rumah atapnya)
2. Madya umumnya yang menengah ( tembok)
3. Nista (pondasinya)

Begitu juga kalau membagi lahan untu membangun rumah.

Sehubungan dengan pertanyaan bung Djie, saya berpendat konsep filsat
tersebut juga berlaku.
Untuk membawa sesuatu yang bersih maka diletakkan di kepala, sebagai bagian
utama. Dari segi
praktis di Bali barang2 biasanya di bawa dengan bakul. Cara membawa bakul
yang paling baik ialah
dengan menjunjung di kepala. Saya rasa ini merupakan salah satu alasan
praktis/kebiasaan.
Sesajen dibuat sedemikian rupa, ada yang berbentuk gunung dari bermacam
buah2an dan kue2.
Untuk membawanya tidak mungkin digendong dan cara yang aman ialah
dijunjung. Kalau dilihat
dari kehindahan, biasanya dalam upacara kaum wanita akan menjunjung salah
satu bentuk dari
simbol dalam upacara dan mereka beriring. Sedangkan kaum pria yang didepan
misalnya memegang
tombak. Dibelakang diiringi gambelan yang dipikul atau dipegang dengan
tangan.oleh kaum pria.
Dulu di pasar2 ada kaum wanita yang kerjanya membawa/mengantar barang2
selalu dengan menjungjung
karena barang2 tersebut diantar dengan bakul.Kaum wanita yang jualan
keliling juga menggunakan
bakul atau sejenisnya maka secara otomatis dijunjung. Begitu juga kalau
kaum wanita mengangkut pasir
atau padi juga dengan cara dijunjung. Kalau di Jawa biasanya kaum wanita
membawanya dengan di gendong.

AA





Pada 23 Januari 2018 01.03, 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]'
ineng...@chevron.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

>
>
> Maaf baru saya bisa balas,  karena masih memikirkan landasan referensinya..
>
> Budaya dibali banyak dipengaruhi oleh budaya india, Cina dan Kamboja
>
> Sehingga dibali ada senjata Nawa sange yang dipakai saat odalan/upacara
> keagamaan, begitu juga uang kepeng yang memakai hurup cina dan sansekerta
> yang artinya katanya persahabatan antara Cina, India dan Bali.
>
> Cangkul dibali yang tangkainya panjang adalah impor budaya dari Cina.
>
> Masalah mikul barang dikepala kalau tak salah asalnya dari budaya india.
>
> Kurang tahu di Cina ada apa tidak budaya memikul barang di kepala .
>
> Kalau memikul barang di pundak, di Bali memang ada umumnya dilakukan oleh
> laki-laki.
>
>
>
> Raja raja di Bali, Jawa dan (Padang sumbar) dan Kaltim yang berakhiran
> dengan  kata warma berasal dari kerajaan Campa di kamboja.
>
> Sehingga di Nusantara ada kerajaan Mulawarman di kalimantan, Adityawarma
> di Padang , Purnawarma di jawa barat dan Warmadewa dibali.
>
> Sehingga banyak budaya di kamboja ada Bali dan Jawa, Sumatera serta di
> Kalimantan
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
> *Sent:* Tuesday, January 23, 2018 7:19 AM
> *To:* A Awind <estiaw...@gmail.com>; Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com>
> *Subject:* [**EXTERNAL**] Re: [GELORA45] Mengangkat/mengangkut barang di
> atas kepala
>
>
>
>
>
> Bung Awind,
>
> Terimakasih untuk penjelasannya.
>
> Yang saya kepingin tahu, apa yang membuat kebiasaan membawa barang itu
>
> berbeda : Dulu di Tiongkok orang pakai pikulan, sedangkan di India dan Bali
>
> orang biasa dan kuat membawa barang di atas kepala ? Jaman dulu tukang
>
> jual barang klontong, cita dll. di pulau Jawa keluar masuk rumah bawa
> barangnya
>
> pakai pikulan.
>
> Apa kalau orang membawa sesajen ke pura harus di atas kepala ?
>
> Salam,
>
> Djie
>
>
>
> 2018-01-22 20:20 GMT+01:00 A Awind <estiaw...@gmail.com>:
>
> Bung Djie yb.
>
> Membawa barang dengan menjungjung di kepala di Bali itu normal.
>
> Bagi kaum wanita membawa barang termasuk kalau membawa padi
>
> sehabis panen ya di lakukan dengan menjunjung di kepala.Juga bagi
>
> kaum wanita yang menjual barang dagangannya keliling juga dengan
>
> cara dijunjung. Jadi bukan hanya ke Pura saja.Saya sendiri juga sering
>
> membawa barang dengan menjunjung di kepala dalam jarak sampai 2 km.
>
> Secara umum untuk pria, dipikul seperti yang bung Djie sebutkan di Jawa
>
> Atau dipikul di punggung.
>
>
>
> Salam hangat,
>
>
>
> AA
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Pada 22 Januari 2018 15.29, kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
>
>
>
> Bung Karma dan bung Arke,
>
> Apa itu kebiasaan wanita di Bali membawa barang di atas kepala ?
>
> Apa itu hanya dilakukan untuk membawa barang yang diperlukan di pura saja ?
>
> Apa barang yang dibawa ke pura hanya boleh dibawa di atas kepala ?
>
> Apa laki2 juga bawa barang di atas kepala seperti kebiasaan di India ?
>
> Apa di Bali ada orang angkut barang pakai pikulan, seperti kebiasaan dulu
> di Jawa
>
> kalau bawa rumput atau kayu dari desa ke kota?
>
> Di Tiongkok dulu orang pakai pikulan angkut barang. Saya tidak tahu
> sebabnya.
>
> Katanya yang tahu tekniknya bisa jalan dengan mudah. Yang tidak tahu,
> rasanya berat luar biasa.
>
> Terimakasih sebelumnya.
>
> Salam,
>
> Djie
>
>
>
>
>
> 
>
  • [GELORA45] ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • Re: [G... A Awind estiaw...@gmail.com [GELORA45]
      • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • Re... A Awind estiaw...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke