----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Marco 45665 comoprim...@gmail.com 
[nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Kepada: 
'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [temu_eropa] 
<temu_er...@yahoogroups.com>; Chalik Hamid <nasional-l...@yahoogroups.com>; 
Sunny <ilmeseng...@gmail.com>; Jakarta Globe <jgdir...@jg.thejakartaglobe.com>; 
Sheila Kartika sheila.kart...@yahoo.com [PERS-Indonesia] 
<pers-indone...@yahoogroups.com>; kh djie <dji...@gmail.com>; Awind 
<j.gedea...@upcmail.nl>Cc: RKB <rumahkitabers...@yahoogroups.com>; 
wahana-n...@yahoogroups.com <wahana-n...@yahoogroups.com>; Enggo Wahono 
enggowah...@yahoo.com [Media_Nusantara] 
<media_nusant...@yahoogroups.com>Terkirim: Sabtu, 3 Februari 2018 03.55.19 
GMT+1Judul: [nasional-list] Re: [temu_eropa] Fw: [GELORA45] Kisruh Tanah Abang, 
Pengamat: Kembalikan Jalan Jatibaru Raya
     

Jika Gubernur dan Wakl Gubernur DKI nya saja sudah merupakan Jajaran Tokoh 
AMATIR .... maka jelas nampak pula dari HASIL KEAMATIRAN URBAN POLICYNYA > 
Khusunya yang menyangkut TATA JALUR  LALU - LINTAS di Kota Metropol yang 
menyandang nnama DKI JAKARTA................. ( Dengan kata lain suatu Politik 
Tata Kota yg cukup Naif dan atau Norak ...seperti juga dengan Para Konseptornya 
...)
2018-02-03 1:31 GMT+01:00 'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa] 
<temu_er...@yahoogroups.com>:

     

  From: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] Sent: Saturday, February 
3, 2018 4:42 AM  


 

https://metro.tempo.co/read/ 1056820/kisruh-tanah-abang- 
pengamat-kembalikan-jalan- jatibaru-raya?

 

AllUtama&campaign=AllUtama_ Click_2


Kisruh Tanah Abang, 

Pengamat: Kembalikan Jalan Jatibaru Raya 
Reporter: 
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor: 
Dwi Arjanto
Jumat, 2 Februari 2018 18:39 WIB   
Tukang ojek membawa penumpang dari depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, 2 
Februari 2018. Lima hari Transjakarta Tanah Abang Explorer tak beroperasi, 
Jalan Jatibaru Raya dilewati tukang ojek. TEMPO/Subekti.
 
TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengatakan 
bahwa untuk mengurangi dampak negatif dari penataan pedagang di Tanah Abang, 
sebaiknya Pemeritah Provinsi DKI Jakarta mengembalikan fungsi Jalan Jatibaru 
Raya. 

Apalagi kalau alih fungsi jalan dilakukan terlalu lama maka makin banyak aturan 
yang diterobos. "Melanggar aturan mengenai lalulintas, aturan mengenai 
pemanfaatan trotoar," ujar Trubus saat dihubungi Tempo, Jumat, 2 Februari 2018.

Baca : Kisruh Jalan Jatibaru, Begini Kebingungan Pengunjung Tanah Abang

Makin lama, kata Trubus, maka akan banyak dampak sosial yang timbul. Salah 
contoh yakni munculnya penolakan dari supir angkot yang merasa dikorbankan. 
"Sejak pedagang kaki lima di Tanah Abang menggunakan ruas jalan, wilayah lain 
juga sudah ikut menuntut hal yang sama, lihat saja PKL di Sudirman juga 
ikut-ikutan," tuturnya.

Menurut Trubus, kebijakan pengalihaan fungsi Jalan Jatibaru Raya diambil secara 
terburu-buru. Pemprov tidak melibatkan seluruh elemen masyarakat sebelum 
menerapkan. "Tidak ada juga kajian akademisnya," ungkapnya.

Trubus menambahkan bahwa sebaiknya PKL Tanah Abang ditempatkan di lahan kosong 
yang berada di wilayah tersebut. Agar tidak semrawut penataan tenda di per 
kawasan. "Jadi kalau pedagang kuliner di satu kawasan, begitu juga dengan 
pedagang pakaian," katanya.

Sejak Desember 2017, pemerintah DKI Jakarta menutup ruas Jalan Jatibaru Raya. 
Satu jalur digunakan untuk membangun tenda yang ditujukan bagi PKL yang selama 
ini berjualan di trotoar. PKL yang dibangun berada satu jalur di Jalan Jatibaru 
Raya, sedang jalur satunya lagi dilintasi Transjakarta.

Kebijakan itu diprotes lewat petisi di situs Change.org yang dibuat oleh Iwan 
M. Ia meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengembalikan fungsi 
jalan dan trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, termasuk Jalan Jatibaru Raya.












   

    

Kirim email ke