https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878
Jumat 09 Februari 2018, 20:41 WIB
Pengamat Sebut PDIP Dapat Penilaian
Negatif di Jabar, Ini Penyebabnya
Haris Fadhil - detikNews
Share *0*
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
Tweet
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
Share *0*
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
0 Komentar
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
Pengamat Sebut PDIP Dapat Penilaian Negatif di Jabar, Ini Penyebabnya
Diskusi soal hoax di DPP PDIP, Jumat (9/2/2018) Foto: Haris Fadil/detikcom
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
<https://news.detik.com/berita/d-3859625/pengamat-sebut-pdip-dapat-penilaian-negatif-di-jabar-ini-penyebabnya?_ga=2.17730873.1418109247.1518198878-1895700211.1518198878#>
*Jakarta* -
Pendiri Politicawave Yose Rizal menyebut, berdasarkan penilaiannya dari
aktivitas di media sosial, PDIP mendapat penilaian negatif di Jawa
Barat. Hal itu, disebutnya, karena PDIP masih dikaitkan dengan
dukungannya terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon
gubernur saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Politik-politik primordial ini kan masih cukup tinggi ya. Jadi kemarin
seperti di Jakarta, PDIP juga masih banyak dianggap kayak partai
dianggap pendukung calon yang kemarin itu disampaikan bukan calon yang
islami. Karena kemarin kasus Ahok dan lain-lain. PDIP di Jawa Barat
masih banyak ditempelkan dengan atribut seperti itu. Apalagi kalau
ketika calon yang ditampilkan secara popularitas belum terlalu dikenal
kan. Jadi lebih banyak disorot dari partainya dan keterkaitan pilkada
sebelumnya," kata Yose seusai diskusi publik 'Melawan Hoax' di DPP PDIP,
Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2018).
Pendapat ini disampaikan berdasarkan pantauan dari pembicaraan di media
sosial, seperti Facebook dan Twitter. Dia mengatakan gambaran itu bisa
berubah seiring proses pilkada yang terus berjalan.
"Gambarannya sampai saat ini begitu ya. Ini kan proses awal tergantung
mesin partainya, relawan bergerak. Dalam banyak kasus bisa berubah.
Kalau /social media/ Facebook sama Twitter ya kalau politik ya. Tapi
juga pemberitaan di media digital ada juga dari YouTube dari Instagram,"
paparnya.
Sementara itu, masih berdasarkan penilaian dari aktivitas di media
sosial, Yose menyebut Ganjar Pranowo lebih mendapat respons positif
daripada lawannya di Jawa Tengah. Hal itu disebutnya karena Ganjar cukup
aktif di media sosial, seperti Twitter.
"Ganjar ini banyak diakui prestasinya juga ya. Kemudian di Twitter juga
cukup aktif ya sebagai gubernur yang dia menerima masukan-masukan dari
Twitter dan dia cukup cepat responsnya. Ini sedikit-banyak membantu
posisi dia. Kalau Sudirman Said mungkin selama ini dia di kancah
nasional juga tidak terlalu lama jadi menteri. Sebelumnya juga belum
terlalu dikenal. Jadi ya secara popularitas masih di bawah Ganjar,
terutama di Jawa Tengah," kata Yose.
Untuk Jawa Timur sendiri, Yose menilai respons terhadap para bakal calon
gubernur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa, masih
seimbang di media sosial. Hal ini disebutnya disebabkan Khofifah dan Gus
Ipul telah 3 kali mengikuti pilgub Jatim.
"Gus Ipul sama Khofifah ini kan sudah 3 kali ikut proses pilkada di
Jatim dengan hasil yang tidak jauh berbeda. Jadi posisinya menggambarkan
dari pilkada-pilkada sebelumnya. Kira-kira begitu. Jadi cukup ketatlah.
Sebenarnya ini sudah pertarungan mereka yang ketiga kan," kata Yose.
Yose menyebut media sosial semakin penting dalam keperluan kampanye. Dia
menyarankan para calon dan tim suksesnya tidak menggunakan kampanye
hitam untuk mendongkrak suara.
"Jelas /social media/ makin penting ya. Sudah dibuktikan dari berbagai
pilkada, berbagai pilpres, /socmed/ ini bisa mengubah persepsi
masyarakat. Jumlah masyarakat milenial kita ini semakin tinggi seiring
bonus demografi di Indonesia. Jadi sekarang itu pemilih muda itu
jumlahnya besar sekali. Pemilih muda ini kan bagaimana cara mereka
berinteraksi benar-benar dari layar HP mereka, /which is social media/,"
ujarnya.
"Masyarakat sudah mulai pintar jangan para calon gubernur atau calon
wali kota hanya berjargon bahwa kita tidak akan melakukan/black
campaign/ tapi akun pendukungnya melakukan /black campaign/ itu sesuatu
yang direspons negatif juga oleh netizen," jelas Yose.
*(haf/fdn)*