From: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] 
Sent: Tuesday, February 13, 2018 3:20 AM
  



http://id.beritasatu.com/national/romi-duga-penyerangan-gereja-st-lidwina-dilakukan-sistematis/171864





Romi Duga Penyerangan Gereja St Lidwina Dilakukan Sistematis
Senin, 12 Februari 2018 | 9:57


 Muhammad Romahurmuziy- PPP 

Berita Terkait

  a.. Ketua DPR: Tindak Tegas Pelaku Penyerangan Gereja St Lidwina 

  b.. Negara Tidak Boleh Kalah dengan Orang Gila! 

  c.. Sultan HB X: Perketat Penjagaan Tempat Ibadah! 

  d.. PBNU: Hentikan Kekerasan terhadap Pemuka Agama 

  e.. ISKA: Prioritaskan Membangun Solidaritas Tanpa Sekat 

JAKARTA- Ketua Umum PPP M Romahurmuziy atau Romi menduga penyerangan yang 
dilakukan oleh seseorang terhadap pastur dan jemaat Gereja Katolik St Lidwina 
Bedog, Sleman, Yogyakarta, dilakukan secara sistematis karena sebelumnya juga 
terjadi terhadap seorang ustad di Jawa Barat.

"Melihat kejadian ini begitu berantai, saya menduga ini bukan kebetulan, ini 
adalah serangkaian kegiatan sistematis yang ditujukan untuk mendestabilisasi 
situasi dan kondisi," kata Romi dalam keterangan tertulis yang diterima Antara 
di Jakarta, Senin.

Dia juga menduga kejadian tersebut merupakan prakondisi atau cipta kondisi 
untuk mendestabilisasi Pilkada 2018 maupun Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Karena itu, dia mengingatkan kepada seluruh aparat keamanan dan ketertiban 
masyarakat (kamtibmas) pemerintah khususnya Polri dan Badan Intelijen Negara 
(BIN) untuk bisa melakukan pengawasan melekat kepada seluruh komponen komponen.

"Selain itu mereka juga harus bisa mendeteksi kejadian di lapangan sebelum 
peristiwa itu terjadi," ujarnya.

Romi menilai rentetan kejadian tersebut bukan sekadar fenomena orang gila 
"beneran" akan tetapi orang gila buatan dan bisa juga ini memang diniatkan 
untuk melakukan cipta kondisi akan terjadinya destabilitas pemerintahan.

Kalau itu terjadi, menurut dia, masyarakat akan dikondisikan untuk merasakan 
bahwa "oh ternyata kita butuh pemimpin yang kuat, kita butuh pemimpin dari yang 
memiliki latar belakang tertentu yang diharapkan bisa mengatasi semua kegaduhan 
dan instabilitas yang muncul".

"Sebagai pimpinan parpol dugaan itu tentunya didasarkan dari pengalaman sejarah 
karena jelang Pak Harto jatuh pada tahun 1998, cipta kondisi beraneka rupa, 
misalnya, operasi hitam untuk mempertahankan rezim yang menjadi korban para 
ulama sehingga dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki latar belakang kuat, 
yaitu Soeharto," katanya.

Menurut dia, PPP membentuk tim untuk melakukan investigasi mengenai asal-muasal 
kejadian itu sekaligus menelusuri apakah ini memang murni alamiah kejadian atau 
kejadian non alamiah yang dialamiahkan.

Peristiwa penganiayaan berupa pembacokan terhadap empat orang terjadi di Gereja 
St Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta pada Minggu 
(11/2) pagi.

"Betul, kejadian sekitar pukul 07.30 WIB pagi tadi," kata Kapolda DI Yogyakarta 
Brigjen Pol Ahmad Dofiri saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (11/2).

Dari empat korban, dua orang merupakan jemaat gereja, seorang pastur dan 
seorang polisi.

Ahmad mengatakan, awalnya pelaku masuk ke gereja melalui pintu barat gereja dan 
menyerang seorang jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro dan melukai 
punggung Martinus.

Selanjutnya, pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan parang 
sehingga para jemaat ketakutan dan membubarkan diri.

Pelaku lantas menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan seorang 
jemaat, Budi Purnomo, yang ketika itu masih berada di gereja.

Romo Prier menderita luka di kepala bagian belakang sementara Budi mengalami 
luka di kepala bagian belakang dan leher. (gor) 





Kirim email ke