Bisnis…Bisnis…. Kita tahu PT. feeport adalah perusahaan raksasa dunia. Kalau hanya membangun smelter berapa sik harganya, dibandingkan produksi emas sendiri. Apakah swasta tidak tertarik membagnun smelter jika proyeknya menguntungkan
Semua orang tahu jika proyek mendatangkan profit tinggi maka banyak investor yang akan turun mengerjakan suatu proyek tersebut. Sudah benar-benar di depan mata duit akan mengucur dari gunung emas tersebut kenapa group freeport tidak mau membangun smelter, Atau peruhaan lain yang membangunnya karena Sudah pasti dapat untung. Apakah investasi pada smelter ini perlu duit sampai ratusan triliun From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, February 20, 2018 1:07 AM Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Kegiatan Ekspor Freeport Terhenti http://sp.beritasatu.com/home/kegiatan-ekspor-freeport-terhenti/122857<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d> Kegiatan Ekspor Freeport Terhenti ID | Senin, 19 Februari 2018 | 19:37 JAKARTA]Kegiatan ekspor PT Freeport Indonesia saat ini berhenti, seiring dengan berakhirnya izin ekspor pada 16 Februari lalu. Pasalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum menyelesaikan evaluasi permohonan perpanjangan izin ekspor perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut. Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama berharap pemerintah segera menerbitkan perpanjangan izin ekspor. "Kami masih menunggu dari Kementerian ESDM. Semoga dapat segera," kata Riza di Jakarta, Minggu (18/2). Pemerintah mengizinkan ekspor konsentrat asalkan perusahaan tambang membangun smelter di dalam negeri. Kemajuan pembangunan smelter itu dievaluasi setiap enam bulan, terhitung sejak diterbitkannya rekomendasi ekspor. Izin ekspor diberikan selama satu tahun dan bisa diperpanjang pada tahun berikutnya. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit mengatakan, evaluasi itu dilakukan setelah Freeport mengajukan permohonan. Namun dia belum mau menyebut kapan evaluasi itu rampung. "Masih dalam proses evaluasi," kata Bambang. Perpanjangan rekomendasi ekspor diberikan bila memenuhi persyaratan antara lain kemajuan pembangunan smelter. Adapun progres smelter itu minimal 90% dari rencana kerja selama satu tahun. Perhitungan setahun itu dimulai ketika perusahaan tambang mengantongi rekomendasi ekspor. Rekomendasi ekspor sebelumnya dikeluarkan berdasarkan surat permohonan PT FI Nomor 571/OPD/II/2017, tanggal 16 Februari 2017. Rekomendasi yang sama juga diberikan kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT). Dalam surat permohonan tersebut, PT FI dan PT AMNT juga telah menyatakan komitmen untuk melaksanakan pembangunan fasilitas pemurnian di dalam negeri. Persetujuan rekomendasi ekspor ini diberikan dengan mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 tahun 2017 dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1/M-DAG/PER/1/2017 Tahun 2017. Volume ekspor sebesar 1.113.105 Wet Metric Ton (WMT) konsentrat tembaga diberikan kepada PT FI berdasarkan Surat Persetujuan Nomor 352/30/DJB/2017, tanggal 17 Februari 2017. Pemberian izin berlaku sejak tanggal 17 Februari 2017 sampai dengan 16 Februari 2018. Menurut catatan Kementerian ESDM, realisasi ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia hingga akhir 2017 lalu mencapai sekitar 921 ribu ton. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan, perpanjangan rekomendasi ekspor tidak serta merta diberikan. Pasalnya ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Smelter Salah satu syarat utama ialah pembangunan smelter. Pihaknya akan mengevaluasi progres smelter Freeport. Smelter Freeport memang belum masuk tahap konstruksi. Namun Bambang menyebut Freeport selama ini telah melakukan berbagai macam studi. "Itu nanti kita evaluasi," tegasnya. Freeport sudah menunjuk PT Surveyor Indonesia untuk mengevaluasi progres smelter. Hasil evaluasi itu sudah dilampirkan dalam berkas permohonan perpanjangan izin ekspor. Surveyor menyatakan kemajuan pembangunan smelter mencapai 2,45%. Capaian itu sesuai dengan rencana pembangunan selama satu tahun. Pasalnya ada sekitar 38 item rencana kerja yang digarap selama satu tahun terakhir. Freeport membangun smelter sejak 2014 silam dengan nilai investasi US$ 2,1 miliar. Smelter itu berlokasi di Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat. Hanya saja pembangunan smelter berjalan lambat lantaran Freeport meminta kepastian operasi pasca-berakhirnya Kontrak Karya pada 2021. Kini kepastian operasi itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses negosiasi dengan pemerintah dalam menyusun lampiran Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu beralih status menjadi IUPK seiring dengan kebijakan pemerintah yang melarang pemegang Kontrak Karya untuk mengekspor konsentrat sejak awal 2017. Hanya pemilik IUPK yang membangun smelter lah yang diizinkan ekspor hingga 2022. [ID/M-6] Berita Terkait * Freeport Tak Lagi Sponsori Klub Persipura<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d> * Sebut Demo Freeport Dibayar, Bupati Mimika Dikecam DPRP<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d> * Soal PHK, Freeport Belum Tegas pada Redpath<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d> * DPRP: Cegah Kerawanan, Freeport Perlu Bantu Masalah PHK Redpath Indonesia<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d> * PT Redpath Indonesia Dinilai Perbesar Kesenjangan dan Timbulkan Kerawanan<%5b**Malicious%20URL%20Removed**%5d>