From: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] 
Sent: Saturday, March 3, 2018 3:00 AM
  



https://bisnis.tempo.co/read/1066151/pelemahan-rupiah-terburuk-dalam-beberapa-tahun-terakhir?

BeritaUtama&campaign=BeritaUtama_Click_1


Pelemahan Rupiah Terburuk dalam Beberapa 

Tahun Terakhir 
Reporter: 
Dewi Nurita
Editor: 
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 2 Maret 2018 21:19 WIB 
 
Mesin menghitung mata uang dolar di money changer. Mata uang Indonesia terus 
melemah akibat krisis global. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, 
performa nilai tukar rupiah awal bulan ini adalah terburuk dalam beberapa tahun 
terakhir. "Dalam beberapa tahun terakhir, ini memang terendah," kata Andry saat 
dihubungi Tempo, Kamis malam, 2 Februari 2018.

Pada hari Kamis lalu, nilai tukar rupiah dibuka dengan Rp 13.800 per dolar AS 
dan ditutup menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin di Rp 13.748 per dolar AS 
pada sore hari. 

Baca: Bank Indonesia: Nilai Rupiah Memang Sudah Undervalue

Menurut Andry, langkah Bank Indonesia untuk terus berada di pasar dan melakukan 
intervensi sudah tepat. Sebab, melemahnya rupiah kali ini bukan disebabkan oleh 
faktor ekonomi domestik melainkan faktor ekonomi global. "Faktor utama datang 
dari US terkait dengan pidato The Fed yang menunjukkan ekspektasi kenaikan suku 
bunga atau Fed Fund Rate (FFR) 3-4 kali tahun ini," kata dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan siap melakukan stabilisasi dan intervensi 
mengantisipasi rupiah semakin melemah hingga menembus Rp 13.800 per dolar AS 
pada Kamis pagi, 1 Maret 2018. "Saat rupiah menyentuh Rp 13.800 per dolar AS 
kami siap langsung stabilisasi," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter 
Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi, Kamis, 1 Maret 2018.

Menurut Doddy, angka tersebut sudah berlebihan dan tidak sesuai fundamental 
perekonomian yang cenderung membaik. "Kami kira nilai tukar Rp 13.800 per dolar 
AS di level itu berlebihan. Kalau melihat fundamental domestik sekarang 
seharusnya rupiah bisa lebih kuat," ucapnya.

Terkait perubahan cadangan devisa, lanjut Doddy, dia berharap pelaku pasar 
tidak menginterpretasikan perubahan cadangan devisa merupakan sumber yang BI 
gunakan untuk melakukan intervensi pasar. "Jadi misalnya cadangan devisa naik 
sampai US$ 10 miliar, kita juga belum tentu akan menggunakan itu untuk 
intervensi pasar," kata dia.

Doddy menyatakan, perubahan devisa sangat beragam, dam tak hanya untuk 
menstabilkan nilai tukar rupiah. Cadangan devisa dipakai di antaranya untuk 
pembayaran utang, pembelian migas, dan lain-lain. "Termasuk pemerintah yang 
baru menerbitkan green sukuk, global bond, itu juga menyebabkan perubahan 
cadangan devisa," tuturnya.


--------------------------------------------------------------------------------









Kirim email ke