Bacakan Puisi Gus Mus, Ganjar Diserang Isu SARA Sabtu, 7 April 2018 | 20:06
http://sp.beritasatu.com/home/bacakan-puisi-gus-mus-ganjar-diserang-isu-sara/123526 Ganjar Pranowo [google] Berita Terkait a.. Airlangga: Golkar Pantang Kalah di Jateng b.. Petani Pengecer Pupuk Jateng Dukung Kartu Tani Ganjar c.. Sudirman Said: Warga Jateng Tidak Pasrah Menerima Kemiskinan d.. Sudirman Said: Pilih Pemimpin Jujur e.. Sudirman Said: Kami Tidak Ingin Perpanjang Daftar Kepala Daerah Pasien KPK [SEMARANG] Pilkada Jateng yang damai dan adem ayem mulai digoyang dengan isu SARA. Serangan ditujukan kepada Calon Gubernur Ganjar Pranowo yang dituduh Islamfobia dan tidak pro Islam karena membacakan puisi KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Puisi dimaksud berjudul “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”. Puisi ini dibuat Gus Mus sudah sangat lama, yakni pada 1987. Ganjar membacakan puisi tersebut saat acara ‘Rosi: Kandidat Bicara’ yang ditayangkan di salah satu stasiun TV awal Maret lalu. Ketua DPW PPP Jateng Masrukhan Syamsurie menilai, mencuatnya puisi Gusmus adalah pola serangan yang hanya ingin mangganggu ketenangan dan ketenteraman di Jateng. Isu Ganjar tidak pro Islam terkesan mengada-ada karena seperti sengaja ditarik-tarik dalam sentimen puisi Sukmawati. “Hari ini adanya upaya utk menarik-narik sentimen puisinya Sukmawati dengan pembacaan puisi karya Gus Mus yang dibaca oleh Ganjar Pranowo,” ujar Masrukhan, di Semarang (7/4). Masrukhan yang di kala mahasiswa pernah jadi penyair kampus itu menyesalkan adanya wacana antiIslam yang dikembangkan pihak-pihak tak bertanggung jawab. Dijelaskannya, puisi Gus Mus digubah pada masa 1980-an. Masa dimana rezim orde baru masih berkuasa. “Saya tahu persis puisi itu menunjukkan sikap protest yang sangat khas terhadap kondisi politik rezim yg represif,” katanya. Menurut Masrukhan, isu ini merupakan gejala yang tidak sehat dan harus dihentikan. Karena bisa menciderai keberlangsungan kompetisi antara Ganjar Yasin dan Sudirman Ida. “Ini Jawa Tengah dan bukannya DKI yang pilkadanya diwarnai sentimen SARA, dan Ganjar bukannya Sukmawati dan puisi yg dibacakannya karya ulama besar yang sangat berpengaruh, Gus Mus,” tegasnya. Masrukhan meminta semua pihak menghentikan cara-cara black campaign, apalagi menjurus SARA yang dapat memecah belah Jateng. Termasuk kepada barisan pendukung dan relawan Ganjar Yasin juga diminta tidak reaktif dalam menyikapi isu-isu negatif yang merugikan. “Kami yang merupakan bagian dalam upaya pemenangan Ganjar-Yasin menginginkan kemenangan secara elegan dan kalau kalah juga akan secara terhormat,” tegasnya. Sebagai informasi, sebelum dibaca Ganjar, puisi yang dipersoalkan tersebut pernah dibaca sejumlah tokoh, termasuk Gus Mus sendiri. [142] Puisi Gus Mus - Kau Ini Bagaimana Salah satu koleksi Puisi Gus Mus (Musthofa Bisri) kesukaan saya. Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana. Saya sertakan pula audio mp3 Puisinya agar lebih mantapp.. : https://www.youtube.com/watch?v=-o0rqEsxpMI) Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana. Kau ini bagaimana.. Kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku berfikir Aku berfikir kau tuduh aku kafir Aku harus bagaimana… Kau suruh aku bergeraklah Aku bergerak kau curigai Kau bilang jangan banyak tingkah Aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana... Kau suruh aku memegang prinsip Aku memegang prinsip Kau tuduh aku kaku Kau suruh aku toleran Aku toleran kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana… Kau suruh aku maju Aku maju kau serimpung kakiku Kau suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana... Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahnya Aku harus bagaimana.. Aku kau suruh menghormati hukum, Kebijaksanaanmu menyepelekannya Aku kau suruh berdisiplin, Kau mencontohkan yang lain Kau ini bagaimana... Kau bilang Tuhan sangat dekat Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat Kau bilang kau suka damai, Kau ajak aku setiap hari bertikai Aku harus bagaimana... Aku kau suruh membangun, Aku membangun kau merusakkannya Aku kau suruh menabung, Aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana... Kau suruh aku menggarap sawah, Sawahku kau tanami rumah-rumah Kau bilang aku harus punya rumah, Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana... Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi Aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab Kau ini bagaimana.. Aku kau suruh jujur, Aku jujur kau tipu aku Kau suruh aku sabar, Aku sabar kau injak tengkukku Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, Sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu Kau bilang kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana.. Kau bilang bicaralah, Aku bicara kau bilang aku ceriwis Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana... Kau bilang kritiklah, Aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana.. Aku bilang terserah kau, Kau tak mau Aku bilang terserah kita, Kau tak suka Aku bilang terserah aku, Kau memakiku Kau ini bagaimana, Atau aku harus bagaimana...