Hilman Klaim Gara-gara Ditepuk Setnov Mobilnya Nabrak Tiang
Selasa, 10 April 2018 | 9:21

http://sp.beritasatu.com/home/hilman-klaim-gara-gara-ditepuk-setnov-mobilnya-nabrak-tiang/123550
 



Mobil Fortuner berplat nomor B 1732 ZLO yang ditumpangi Setya Novanto menabrak 
tiang listrik. [Istimewa] 

Berita Terkait

  a.. Mengaku Pingsan, Setnov Sempat Tarik Selimut untuk Tutupi Wajahnya 
  b.. Setnov: Belum Ada Kader Golkar yang Cocok Dampingi Jokowi di Pilpres 2019 
  c.. Usai Diperiksa KPK, Elza Syarief Akui Dihubungi Istri Setnov 
  d.. KPK Harap Setnov Ungkap Peran Puan dan Anas di Kasus E-KTP 
  e.. Merintangi Penyidikan Setnov, Fredrich Yunadi Segera Diadili
[JAKARTA] Mantan wartawan Metro TV, Hilman Mattauch mengklaim tak tahu 
keberadaan mantan Ketua DPR, Setya Novanto usai keduanya mengalami kecelakaan 
di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, 16 November 2017 lalu. Padahal, 
Hilman mengaku sat mobil bersama Novanto saat kecelakaan itu terjadi. Hal ini 
diungkapkan Hilman saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan 
merintangi penyidikan kasus e-KTP dengan terdakwa dokter Rumah Sakit Medika 
Permata Hijau, Bimanesh Sutardjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (9/2).

Hilman mengaku berada di dalam mobil yang sama saat Ketua DPR Setya Novanto 
mengalami kecelakaan pada 16 November 2017 lalu. Menurut dia, mobil yang 
digunakan saat itu adalah kendaraan miliknya. Dia sendiri yang mengemudikan 
kendaraan saat kecelakaan terjadi.

Hilman mengaku mendapat tugas dari kantornya pada 15 November 2017 untuk 
mewawancarai Novanto yang disebut kabur dari pemeriksaan KPK sebagai tersangka 
kasus dugaan korupsi e-KTP. Setelah tugas dari koordinator peliputan itu, 
Hilman berdalih berupaya mencari Setya Novanto di rumah pribadi di Wijaya 
Kebayoran Baru. Kemudian, ia juga mencari ke rumah dinas di Kompleks Widya 
Chandra, dan Kantor DPP Partai Golkar. Menurut Hilman, dirinya selalu berusaha 
menghubungi Setya Novanto melalui ajudan dan staf pribadinya. Hilman menyebut, 
ajudan Setya Novanto, Reza Pahlevi baru mengangkat teleponnya pada 16 November 
2017, atau tepatnya sekitar Pukul 17.00.

"Waktu itu, dia (Novanto) bilang ke saya, ya sudah ke DPR RI saja. Terus saya 
ke DPR RI," kata Hilman.

Setelah itu, menurut Hilman, dia tiba lebih dulu di ruang kerja Setya Novanto 
di Lantai III Gedung DPR. Tak berapa lama, Novanto dan ajudannya tiba di ruang 
kerja untuk menemui Hilman.

"Saya ceritakan sisi buruknya. Kan dia dibilang kabur, jadi Pak Nov sebaiknya 
beri klarifikasi. Saya minta wawancara Beliau," kata Hilman.

Novanto, kata Hilman bersedia diwawancarai. Novanto yang saat itu sedang dicari 
keberadaannya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengusulkan agar 
wawancara dilakukan di Kantor Metro TV. Namun, Novanto yang saat itu berada di 
ruang kerja di Lantai III Gedung DPR RI, takut menemui wartawan yang sudah 
ramai menunggu di lantai bawah.

"Saya bilang, ya sudah pakai mobil saya saja Pak Nov. Itu saya yang ajakin, 
karena di bawah banyak wartawan. Dia ingin menghindari wartawan," kata Hilman.

Setelah berhasil keluar dari Gedung DPR, mereka segera melaju ke Kantor Metro 
TV di Jakarta Barat. Tapi di tengah perjalanan yang padat, Hilman menawarkan 
agar Novanto bisa lebih dulu diwawancarai melalui sambungan telepon.

Setelah wawancara selesai, Hilman dan Novanto kembali melanjutkan perjalanan ke 
studio Metro TV. Namun, saat melewati kawasan Permata Hijau, Novanto yang duduk 
di kursi belakang menepuk pundak Hilman yang sedang mengendarai mobil. Novanto, 
klaim Hilman, menanyakan, apakah akan memakan waktu lama di Metro TV.

Meski sudah dijawab bahwa tidak akan memakan waktu lama, Novanto kembali 
menepuk pundak Hilman. Saat itu, menurut Hilman, konsentrasinya terganggu 
karena harus melihat ke arah belakang. Apalagi, saat itu, Hilman berdalih harus 
menjawab telepon dari kantor yang ingin memastikan kehadiran Setya Novanto.

"Situasi sudah mulai gelap dan hujan. Kondisinya cukup lowong, tapi ada 
perbaikan jalan dan banyak pasir. Lampu mobil saya yang putih membuat tidak 
begitu terang," kata Hilman.

Menurut Hilman, mulanya mobil yang dikemudikannya menabrak pembatas jalan, 
kemudian menabrak pohon kecil. Setelah itu, mobilnya menabrak lampu penerangan 
jalan dan akhirnya mengalami mati mesin.

Kepada majelis hakim, Hilman bercerita bahwa seusai mobilnya menabrak lampu 
penerangan jalan, ajudan Novanto, Reza Pahlevi yang duduk di kursi depan 
langsung bergegas memeriksa kondisi Novanto yang duduk di kursi belakang.

"Reza marah-marah sama saya. Saya tidak bisa keluar karena sebelah kanan saya 
ada kali. Setya Novanto langsung dibopong Reza ke arah lampu merah," kata 
Hilman.

Menurut Hilman, saat itu Novanto hanya terlihat menundukkan kepalanya. Hilman 
tidak dapat memastikan apakah Novanto terluka akibat peristiwa itu.

Tak berapa lama kemudian, menurut Hilman, Reza kembali ke mobil dan mengambil 
barangnya yang tertinggal. Setelah itu, Reza kembali berjalan kaki menuju lampu 
merah yang tak jauh dari lokasi. Saat itu, Hilman tidak mengetahui keberadaan 
Novanto.

"Saya lihat dia (Reza) sendiri yang mulia membopong, agak digendong. Novanto 
dibawa ke arah lampu merah," kata Hilman.

Hilman juga berdalih tak terpikir untuk menelepon kepolisian atas kecelakaan 
yang dialaminya bersama mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut. Hilman 
juga mengklaim tak menengok atau memeriksa keadaan Novanto di rumah sakit 
karena dihubungi untuk kembali ke kantornya.

"Nggak (tengok Novanto) saya langsung ke kantor, dapat perintah ke kantor," 
katanya. [F-5]



Kirim email ke