Pemerintah Diminta Fokus Menyelesaikan Persoalan Pokok Kaum Buruh di Indonesia
Release Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Menyambut Peringatan Hari Buruh Internasional (MayDay) 2018 Merespon Kegiatan Kemnaker RI dalam Peringatan Hari Buruh Internasional (MayDay) 2018Referensi : Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI No Kontak : 081213172878 Tanggal : 12 April 2018Jelang Peringatan Mayday 2018, GSBI Menuntut Kepada Pemerintah Agar Fokus Menyelesaikan Persoalan-Persoalan Pokok Kaum Buruh di Indonesia.Peringatan hari buruh sedunia (Mayday) 2018 hanya tinggal beberapa hari lagi. Dalam catatan pengalaman peringatan Mayday, momentum ini selalu digunakan oleh organisasi-organisasi serikat buruh, dan berbagai organisasi rakyat lainnya untuk melakukan aksi dan kampanye, untuk menyuarakan aspirasi dan mengajukan tuntutan kepada pemerintah atas bermacam persoalan yang dihadapi oleh buruh dan rakyat. Di Jakarta, ribuan orang selalu memadati Istana Negara pada 1 Mei, meneriakkan tuntutan agar didengar oleh pemerintah yang berkuasa. Hal ini dilakukan karena Mayday sudah seharusnya dimaknai sebagai peringatan atas perjuangan panjang yang tidak kenal lelah ataupun menyerah klas buruh. Peringatan Mayday sudah semestinya dijadikan sebagai semangat perlawanan, agar terus konsisten berjuang untuk pemenuhan hak-hak buruh dan rakyat.Meski demikian, tidak dapat dipungkiri, terdapat usaha-usaha lain, khususnya dari pemerintah dan pengusaha yang mencoba mengaburkan peringatan Mayday sebagai momentum perjuangan bagi gerakan buruh dan rakyat. Beberapa tahun terakhir, pemerintah sangat gencar mengkampanyekan Mayday sebagai hari libur dan sebaiknya digunakan oleh buruh untuk istirahat, berlibur bersama keluarga, dan tidak menggelar demo dan aksi-aksi massa.Tahun ini, melalui situs resminya, Kementerian Ketenagakerjaan RI dalam rangka peringatan Mayday 2018 bahkan membuat berbagai bentuk kegiatan dengan mengusung tema, “Mayday is a Fun Day” atau Mayday adalah hari bergembira. Berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan antara lain; Lomba Memasak Kreasi Ikan, bertempat di DMall Depok (14 April 2018), Pemeriksaan Kesehatan Gratis Pekerja/Buruh, bertempat di CFD Pakansari-Kab. Bogor (15 April 2018), Buruh Mengaji, bertempat di Masjid Raya Puri Teluk Jambe, Karawang Barat (21 April 2018), Lomba Senam Maumere Pekerja/Buruh, bertempat di GOR Kamal Muara (22 April 2018), Sepeda Santai Pekerja/Buruh, Start: Galaxi Tirtamas Club, Bekasi (22 April 2018), Khitanan Massal Bagi Anak Pekerja/Buruh, bertempat di Rumah Sunatan Pusat, Jatiasih (28 April 2018), Jalan Santai Pekerja/Buruh, di CFD Kota Tangerang (29 April 2018) dan Kompetisi Band Pekerja/Buruh, di Tamini Square Jakarta (29 April 2018).Merespon agenda-agenda ini, Ketua Umum GSBI, Rudi HB Daman, menyatakan, ”Sebaiknya pemerintah menghentikan usaha-usaha untuk mengaburkan makna peringatan Mayday bagi kaum buruh dan rakyat dengan mengusung tema Mayday is a Fun Day, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki relasi kongkret atas persoalan yang dihadapi oleh buruh. Bagaimana buruh dapat gembira ketika kenaikan upahnya saja dibatasi, bagaimana merasa gembira apabila PHK mengancam setiap saat, masih terdapat sistem kerja kontrak, outsourcing dan pemagangan. Mana mungkin buruh akan gembira jika berserikat saja masih dihalang-halangi, menggelar aksi dan pemogokan dihadapi oleh militer, bahkan dikriminalisasi. Tidak akan pernah buruh merasa gembira/Fun jika harga-harga kebutuhan pokok terus naik dan tidak terkendali sementara PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan terus di pertahankan, tidak di cabut oleh pemerintah.”“Seharusnya pemerintah fokus saja, bekerja dan hadir untuk kaum buruh dan rakyat, selesaikan persoalan-persoalan kongkret yang dihadapi oleh buruh tersebut. Sepanjang masalah upah, kepastian kerja, kebebasan berorganisasi, jaminan sosial dan menyampaikan pendapat, serta harga kebutuhan pokok rakyat tidak dapat dikendalikan, maka tidak ada syarat untuk mengatakan buruh bergembira”, tegas Rudi.Pada peringatan Mayday 2018, GSBI akan tetap konsisten untuk melakukan aksi dan kampanye secara nasional, mengusung tuntutan-tuntutan kaum buruh dan rakyat di Indonesia, sebagai bentuk nyata bagaimana organisasi memaknai Mayday sebagai momentum perjuangan. Meneladani dan memperingati semangat perjuangan tanpa kenal lelah kaum buruh hingga sampai kemenangannya. Terimakasih !. Rudi HB Daman GSBI Nilai Program MayDay is a FunDay Hanya Tumpulkan Semangat Perjuangan Buruh "Bagaimana buruh akan bisa merasa 'fun' atau gembira jika upahnya rendah, terancam PHK setiap saat, union busting, kriminalisasi, dan sebagainya," ujarnya.Kamis, 12 April 2018 - 13:16 PM Redaksikota – Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Rudi HB Daman menilai upaya pemerintah untuk mengaburkan perjuangan para buruh untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka sudah sangat keterlaluan. Apalagi dalam peringatan May Day atau yang dikenal dengan istilah Hari Buruh tersebut, pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja mencoba untuk mengalihkan perhatian masyarakat.“Untuk kaum buruh khususnya anggota GSBI tidak perlu kaget, karena dengan demikian, semakin menunjukkan ketepatan analisa organisasi GSBI tentang bagaimana kedudukan pemerintah yang berkuasa saat ini,” kata Rudi dalam keterangan persnya yang diterima Redaksikota, Kamis (12/4/2018). “Cara tersebut menunjukkan juga bagaimana pemerintah memaknai Mayday, sementara disisi lain ini adalah upaya menumpulkan kesadaran massa buruh dengan mengkampanyekan Mayday = Funday,” tambahnya.Rudi mengatakan penumpulan daya pikir kritis kaum buruh terhadap nasib dan kesejahteran mereka seharusnya tidak perlu dilakukan. Ia mengingatkan saat ini yang dibutuhkan kaum buruh bukan senang-senang dengan program taktis pemerintah atau perusahaan, melainkan jaminan kerja dan kesejahteraan mereka.“Bagaimana buruh akan bisa merasa ‘fun’ atau gembira jika upahnya rendah, terancam PHK setiap saat, union busting, kriminalisasi, dan sebagainya,” ujarnya.Dari pada menghamburkan uang demi kegiatan yang sebenarnya sama sekali tidak menyasar bagi kepentingan pokok kaum buruh tersebut, Rudi menyarankan Pemerintah pusat melalui Kementerian Tenaga Kerja untuk menjawab berbagai persoalan kaum buruh dan menyelesaikannya sehingga tuntutan pokok mereka dapat terakomodir dengan baik oleh kehadiran negara.“Lebih baik pemerintah jawab persoalan-persoalan kongkret kaum buruh tersebut, daripada membuat event yang hanya mengilusi dan bersifat sementara,” tegas Rudi.Ia pun menyerukan kepada seluruh anggota dan pengurus GSBI di seluruh Indonesia untuk tidak mengikuti dan terkecoh dengan program-program pemerintah semacam itu. Ia meminta agar seluruh kaum buruh khususnya GSBI untuk tetap pada fokus utama mereka yakni menuntut pemerintah menyelesaikan seluruh persoalan kaum buruh Indonesia.“GSBI menyerukan untuk organisasi GSBI diseluruh wilayah, membuat rilis atau pernyataan sikap atas kegiatan-kegiatan pemerintah dalam memperingati Mayday,” tutur Rudi.“Fokus kita adalah menuntut pemerintah menyelesaikan persoalan-persoalan buruh atau rakyat, bukan membuat acara-acara yang tidak menjawab persoalan pokok buruh atau rakyat,” tutupnya.May Day ala Hanif DhakiriPerlu diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan menggelar kegiatan MayDay is a FunDay yang akan diisi dengan beberapa kegiatan sosial. Diantaranya ada program cek kesehatan gratis bagi kaum buruh; seperti Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol, dan beberapa cek kesehatan lainnya.Kegiatan tersebut akan digelar di dua tempat yakni di kegiatan Car Free Day (CFD) di Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu 15 April 2018 mulai pukul 07.00 WIB s/d 10.00 WIB.Kemudian hari kedua akan digelar MayDay is a FunDay dengan kegiatan lomba memasak dan kreasi ikan. Acara tersebut akan digelar pada hari Sabtu 14 April 2018 pukul 11.00 WIB s/d 18.00 WIB di D’Mall Depok, Jawa Barat. Bahkan agenda yang digelar oleh Kementerian yang dipimpin oleh Hanif Dhakiri tersebut digelar untuk untuk umum secara gratis.