Setuju  dan mendukung keyakinan bahwa pada suatu hari akan lahir di Indonesia 
sebuah pemerintah rakyat demokratis yang menjunjung tinggi keadilan sosial 
(saya tambahkan "sosial"). Dan memang HANYA PEMERINTAH YANG SUNGGUH-SUNGGUH 
MENGABDI PADA RAKYAT dapat menuntaskan semua pelanggaran HAM berat sejak 1965. 
Hanya perlu ditegaskan bahwa pemerintah rakyat demokratis itu tidak akan lahir 
atau dihadiahkan dari atas, dari para penguasa yang jelas-jelas tidak berpihak 
pada rakyat! Ia hanya bisa lahir dari perjuangan rakyat yang konsekwen melawan 
semua mssuh yang menghalangi kelahiran pemerintah rakyat itu! Oleh karena itu 
adalah logis kalau semua orang yang memang dengan jujur menginginkan 
terwujudnya that dream, mendukung gerakan rakyat yang berjuang untuk mencapai 
cita-cita itu.
 

    On Tuesday, May 8, 2018 2:10 PM, "Noroyono 1963 noroyono1...@yahoo.com 
[GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     MencariKeadilan dari Fakta Kerusuhan anti-Tionghoa Mei1998 Sebagaimana 
kita semua tahu, pada Mei 1998telah meletus kerusuhan anti-Tionghoa di Jakarta 
(dan beberapa kota lainnya).Dalam peristiwa kerusuhan ini sejumlah besar massa 
non-Tionghoa telahmerusak, membakar dan menjarah harta benda milik sejumlah 
besar warga komunitas Tionghoa. Bukan hanya sebatas ini kebrutalan yangterjadi, 
massa perusuh juga telah menganiaya dan membunuh ratusan (boleh jadiribuan) 
warga Tionghoa serta melecehkan dan memperkosa ratusan (mungkin ribuan)wanita 
etnis Tionghoa. Dalam pada itu harus saya kemukakan disini bahwa hartabenda 
milik komunitas Tionghoa korban kerusuhan itu tentu saja bukan jatuh darilangit 
melainkan  diraih dengan cucuran keringat dan cara yang halal sehalal-halalnya 
dibawah sistemekonomi-sosial yang ada. Di samping itu, harus pula saya 
tandaskan bahwa wargaetnis Tionghoa korban penganiayaan, pembunuhan, pelecehan 
dan pemerkosaan tersebutadalah warga negara Indonesia yangsah (sebagaimana 
halnya Jokowi, Jusuf Kala, Wiranto, Prabowo, Amin Rais, danlain lain) yang 
seharusnnya dilindungi oleh aparat penegak hukum.   Berapa jumlah sesungguhnya 
(atau mendekatisesungguhnya) kerugian material maupun korban manusia akibat 
kerusuhan Mei 1998masih merupakan sebuah misteri bagi masyarakat hingga hari 
ini. Demikian pulahalnya dengan masalah siapa sebenarnya perancang dan pelaku 
(provokator)kerusuhan.   Bergulir isu di masyarakat bahwa kerusuhanMei 1998 
direkayasa oleh faksi-faksi militer yang tengah bersaing memperebutkankekuasaan 
tertinggi negeri ini. Menurut berbagai laporan di media sosial, faktadi 
lapangan menunjukkan bahwa kerusuhan di sejumlah titik rawan (di 
kawasankerusuhan) meletus pada titik waktu yanghampir bersamaan. Di samping 
itu, dilaporkan pula bahwa diantara massaperusuh terbaur sekumpulan massa 
dengan profil dan ketrengginasan yang dimilikiorang berprofesi militer. Merujuk 
kepada kedua fakta, menurut hemat saya isu kerusuhanMei 1998 merupakan produk 
rekayasa bukanlah sesuatu yang tanpa dasar.   Pasal 1 Konstitusi (UUD 1945) RI 
menyebutkanbahwa Indonesia adalah sebuah negara hukum (rechtsstaat).Di negara 
tipe demikian, setiap warganegara berkedudukan setara didepan hukum. Sebuah 
negara dengan kesetaraan hukum bagi segenap warganyamemiliki sekurang-kurangnya 
 empat ciriesensial. Pertama, setiap warganegara wajib menaati hukum. 
Kedua,penegak hukum wajib menindak setiap warga negara  yang melakukan 
perbuatan melanggar/melawanhukum. Ketiga, setiap warga negaraberhak mendapatkan 
perlindungan hukum bagi keselamatan jiwa dan harta bendanya.Keempat, penegak 
hukum wajibmemberikan perlindungan kepada setiap warga negara yang terancam 
keselamatanjiwa dan harta bendanya.  Tidak berbeda dengan etnis-etnis 
lainnya,etnis Tionghoa secara hukum adalah warga negara Indonesia yang sah. 
Saya nyatakandemikian karena memang tidak ada undang-undang yang 
menyebutkansebaliknya.    Mengacu kepada argumen bahwa etnis Tionghoaadalah 
warga negara Indonesia yang sah dan Indonesia adalah sebuah negara hukum,maka 
sangatlah wajar apabila kalangan korban kerusuhan Mei 1998 menginginkan 
(sebagaiganti kata “menuntut”) agar Pemerintah memberi klarifikasi atas 
sejumlahkejadian pada kerusuhan tersebut yang benar-benar telah mengundang 
tanda tanyabesar. Sejumlah kejadian termaksud diantaranya adalah:   1) Mengapa 
padaperistiwa kerusuhan Mei 1998 pihak penegak hukum tidak hadir di sejumlah 
besartitik rawan di kawasan kerusuhan, atau, kalaupun hadir tidak menindak 
dengantegas sejumlah besar massa etnisnon-Tionghoa yang dengan leluasa 
melakukan vandalisme, penjarahan hartabenda, pelecehan seksual & pemerkosaan 
wanita, penganiayaan &pembunuhan warga etnis Tionghoa?Padahal pihak penegak 
hukum mengetahui dengan pasti bahwa perbuatan paraperusuh tersebut merupakan 
perbuatan melawan hukum! Tidak ada satu butir punpasal undang-undang yang dapat 
mengabsahkan perbuatan kaum perusuh tersebut!​  2) Mengapa padaperistiwa 
kerusuhan tersebut pihak penegak hukum tidak memberikan perlindunganmaksimal 
kepada komunitas Tionghoa yangjelas menjadi sasaran kerusuhan? Padahal 
memberikanperlindungan semaksimal mungkin kepadasetiap warga negara, apapun ras 
dan agamanya, merupakan kewajiban suci bagisetiap penegak hukum -- sesuai 
dengan sumpah jabatannya!​  3) Mengapa Pemerintah (yang notabene merupakan 
pengejawantahan Negara) sejauh ini belumjuga menunjukkan keberaniannya untuk 
mengusut perancang & pelaku kerusuhananti-Tionghoa Mei 1998 secara 
hukum?Padahal pada peristiwa tersebut telah terjadi suatu tindak kejahatan 
terhadap kemanusiaan, suatu tindakan melawan hukum! Bagaimana di sebuah negara 
hukum bisa terjadi suatu pembiaran tindak kejahatan terhadap kemanusiaan, 
tindakan melawanhukum dan disusul kemudian dengan pembebasandari segala 
tuntutan hukum bagi para perancang& pelaku-nya???      Saya berpendapat, bahwa 
klarifikasi Pemerintahatas sejumlah kejadian di atas tidak akan ada artinya 
sama sekali manakala didalamnya tidak dinyatakan secaraeksplisit 
· bahwa peristiwa kerusuhan anti-Tionghoa Mei 1998merupakan perwujudan 
diskriminasi rasialultraekstrem terhadap ratusan (bahkan mungkin ribuan) warga 
etnis Tionghoa;·  bahwa terdapat unsur-unsurNegara terlibat dalam pencetusan 
peristiwa tragis tersebut;· bahwa Negara telah melakukan pembedaan perlakuan 
hukumantara perancang & pelakukerusuhan (yang notabene) berasal dari 
berbagaietnis non-Tionghoa dengan korbankerusuhan (yang notabene) berasal dari 
etnisTionghoa. Yang tersebut di depan dibiarkan melakukan perbuatan 
melawanhukum tanpa ada konsekuensi hukum dari perbuatannya, yang tersebut di 
belakangdiabaikan haknya untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan hukum.
  UniversalDeclaration of Human Rights, Article 7, menyebutkan bahwa "All 
areequal before the law and are entitled without any discrimination to 
equalprotection of the law." [“Semua orang setara di depan hukum dan 
(semuaorang) tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun berhak atas 
perlindunganhukum.”]. Dengan tidak mengambil sikap politik yang tegas dan jelas 
terkaitperistiwa kerusuhan anti-Tionghoa Mei 1998, Pemeritah (dari yang 
dipimpin Habibiesampai Jokowi) sesungguhnyalah telah mengabaikan amanat 
Universal Declaration of HumanRight. Disamping itu, dengan tidak mengambil 
sikap politik yang tegasdan jelas tersebut, Pemerintah sejatinya juga telah 
mengabaikan amanat Konstitusi negaranya sendiri. Dengan pengabaianamanat UDHR 
maupun Konstitusi tersebut, pada kenyataannya Pemerintahtelah melegitimasikan 
diskriminasirasial ultraekstrem – suatu bentuk kejahatanterhadap kemanusiaan -- 
yang melanda komunitas etnis Tionghoa pada peristiwatragis Mei 1998. Selagi 
belum terjadi perubahan mendasar konstelasi politik diIndonesia, saya tidak 
berilusi bahwa akan ada sebuah pemerintah, yang dengandilandasi prinsip 
Indonesia adalah sebuah negara hukum, berani mengusut hinggatuntas peristiwa 
kerusuhan  anti-TionghoaMei 1998.   Namun demikian, sebagai penutup, saya toh 
masihpunya keyakinan bahwa pada suatu hari akan lahir di Indonesia sebuah 
pemerintahrakyat demokratis yang menjunjung tinggi keadilan. Hanya pemerintah 
tipedemikianlah yang berkenan mengkaji secara adil bukan hanya peristiwa 
kerusuhananti-Tionghoa Mei 1998 melainkan juga berbagai peristiwa tragedi 
nasionallainnya (seperti antara lain Peristiwa G30S)!!!  Atleast, "I have a 
dream" (rather than having no dream of justice atall)!!!  Noroyono08/05/2018  
#yiv6099782143 #yiv6099782143 -- #yiv6099782143ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-mkp #yiv6099782143hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mkp #yiv6099782143ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mkp .yiv6099782143ad 
{padding:0 0;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mkp .yiv6099782143ad p 
{margin:0;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mkp .yiv6099782143ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-sponsor 
#yiv6099782143ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-sponsor #yiv6099782143ygrp-lc #yiv6099782143hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-sponsor #yiv6099782143ygrp-lc .yiv6099782143ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv6099782143 #yiv6099782143actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv6099782143
 #yiv6099782143activity span {font-weight:700;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv6099782143 #yiv6099782143activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv6099782143 #yiv6099782143activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv6099782143 #yiv6099782143activity span 
.yiv6099782143underline {text-decoration:underline;}#yiv6099782143 
.yiv6099782143attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv6099782143 .yiv6099782143attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv6099782143 .yiv6099782143attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv6099782143 .yiv6099782143attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv6099782143 .yiv6099782143attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv6099782143 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv6099782143 .yiv6099782143bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv6099782143 
.yiv6099782143bold a {text-decoration:none;}#yiv6099782143 dd.yiv6099782143last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6099782143 dd.yiv6099782143last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6099782143 
dd.yiv6099782143last p span.yiv6099782143yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv6099782143 div.yiv6099782143attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv6099782143 div.yiv6099782143attach-table 
{width:400px;}#yiv6099782143 div.yiv6099782143file-title a, #yiv6099782143 
div.yiv6099782143file-title a:active, #yiv6099782143 
div.yiv6099782143file-title a:hover, #yiv6099782143 div.yiv6099782143file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv6099782143 div.yiv6099782143photo-title a, 
#yiv6099782143 div.yiv6099782143photo-title a:active, #yiv6099782143 
div.yiv6099782143photo-title a:hover, #yiv6099782143 
div.yiv6099782143photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv6099782143 
div#yiv6099782143ygrp-mlmsg #yiv6099782143ygrp-msg p a 
span.yiv6099782143yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv6099782143 
.yiv6099782143green {color:#628c2a;}#yiv6099782143 .yiv6099782143MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv6099782143 o {font-size:0;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143photos div {float:left;width:72px;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv6099782143
 #yiv6099782143reco-category {font-size:77%;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143reco-desc {font-size:77%;}#yiv6099782143 .yiv6099782143replbq 
{margin:4px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-mlmsg select, #yiv6099782143 input, #yiv6099782143 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-mlmsg pre, #yiv6099782143 code {font:115% 
monospace;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-mlmsg #yiv6099782143logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-msg 
p#yiv6099782143attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-reco #yiv6099782143reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-sponsor 
#yiv6099782143ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-sponsor #yiv6099782143ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-sponsor #yiv6099782143ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv6099782143 #yiv6099782143ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv6099782143 
#yiv6099782143ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv6099782143 

   

Kirim email ke