https://www.antaranews.com/berita/711330/pemerintah-bi-terus-cermati-pergerakan-rupiah
Pemerintah-BI terus cermati
pergerakan rupiah
Jumat, 18 Mei 2018 22:56 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menyerahkan berkas
pandangan pemerintah pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan,
Jakarta, Jumat (18/5/2018). Rapat Paripurna ini beragendakan mendengar
keterangan pemerintah mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kebijakan fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2019. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Kita dan BI terus mencermati perkembangan yang terjadi dengan mata uang
dolar AS, terutama yang memang akan terus mengalami pergerakan di dalam
konteks normalisasi kebijakan di AS."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia akan
terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang
masih terpengaruh oleh tekanan eksternal akibat normalisasi kebijakan
moneter di AS.
"Kita dan BI terus mencermati perkembangan yang terjadi dengan mata uang
dolar AS, terutama yang memang akan terus mengalami pergerakan di dalam
konteks normalisasi kebijakan di AS," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati di Jakarta, Jumat.
Untuk meredam gejolak tersebut, Sri Mulyani memastikan pemerintah akan
menjaga pondasi ekonomi Indonesia dari sisi APBN agar kepercayaan para
pelaku pasar tidak tergerus oleh tekanan global yang juga disebabkan
oleh perkembangan geopolitik.
"Hasil dan kinerja sampai Mei menunjukan APBN baik dari sisi pendapatan
yaitu perpajakan dan PNBP yang meningkat sangat signifikan dan belanja
negara tetap terjaga dan defisit terus dijaga sesuai UU APBN," ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyakini bank sentral
telah mempunyai bauran kebijakan dari sisi moneter yang disiapkan untuk
menjaga stabilitas perekonomian.
"Kami bersama-sama akan menjaga perekonomian Indonesia karena
ketidakpastian yang berasal dari `policy` AS, baik itu ekonomi maupun di
bidang geopolitik, pasti mempengaruhi harga minyak, suku bunga global,
maupun mata uang," ujarnya.
Melalui upaya koordinasi tersebut, Sri Mulyani mengharapkan pondasi
ekonomi nasional makin kuat dan kinerja pembangunan tidak terganggu,
meski saat ini sedang terjadi gejolak nilai tukar di pasar finansial.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta,
Jumat sore bergerak melemah sebesar 99 poin menjadi Rp14.144
dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.045 per dolar AS.
Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada Jumat, juga ditutup melemah sebesar 32,61 poin karena
terpengaruh sentimen negatif dari pergerakan rupiah.
"Mata uang rupiah yang melemah menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi IHSG kembali berada dalam area negatif," ujar Analis
Teknikal Panin Sekuritas William Hartanto.
IHSG BEI ditutup melemah 32,61 poin atau 0,56 persen menjadi 5.783,31,
sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun
8,01 poin (0,86 persen) menjadi 918,89.?
Ia mengatakan nilai tukar rupiah yang masih berada di atas level
Rp14.000 per dolar AS ini di luar ekspektasi pelaku pasar, karena
sebelumnya BI telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018