Pemuda Papua Suarakan Kemerdekaan Papua Barat


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Ambonnesia | Pemuda Papua Suarakan Kemerdekaan Papua Barat

Ambon,-Puluhan pemuda dan mahasiswa dari Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah 
Papua se-Indonesia (AMPTPI), Front...
 |

 |

 |




Ambonnesia
Kamis 02 Agustus 2018 - 07:42



Ambon,-Puluhan pemuda dan mahasiswa dari Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah 
Papua se-Indonesia (AMPTPI), Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua dan 
Himpunan Mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Bundaran Patung 
Leimena, Poka, Kamis (2/8). Aksi ini dalam rangka memperingati 49 tahun 
Penentuan Pemenangan Rakyat (PEPERA) yang dinilai tidak demokratis dan 
melanggar hukum internasional. Dalam aksinya, Pengunjuk rasa meminta pemerintah 
Indonesia dan Perserikatan Bangsa-BANGSA (PBB) untuk memberikan kebebasan, 
kemerdekaan serta hak dalam menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis 
bagi rakyat Papua Barat. Koordinator Lapangan, Alvian dalam orasinya 
menegaskan, persoalan kebangsaan telah selesai sejak tahun 1960-an. Dimana 
rakyat dan bangsa Papua Barat telah merebut kemerdekaan sejak 1 Desember 1961 
secara de jure maupun de facto. Pada 30 Desember 1962 dikeluarkan Roma 
Agreement atau perjanjian Roma yang merujuk agar Indonesia menduduki Papua 
Barat selama 25 tahun , yang dimulai sejak 1 Mei 1963 hingga 1989. Kemudian 
mempersiapkan pelaksanaan tindakan pilih bebas di Papua Barat pada tahun 1969 
dengan cara musyawarah dan tidak pada tahapan one man one vote. Berbagai 
gerakan perjuangan rakyat Papua Barat dengan memobilisasi militer ke papua 
Barat untuk meredam gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat sejak 
Trikora dikomandoi oleh Ir Soekarno. Sejak itu berbagai operasi khusus (Opsus) 
yang dipimpin Ali Murtopo bertugas untuk memenangkan Penentuan Pemenangan 
Rakyat (PEPERA), yang kemudian selanjutnya diikuti dengan gerakan militer 
lainnya. "Kami menganggap bahwa PEPERA tahun 1969 itu adalah ilegal," ujar 
Alvian. Menurutnya, sejak itulah rakyat dan bangsa Papua Barat terus mengalami 
berbagai penindasan yang dilakukan oleh kolonialisme Indonesia. Terutama 
penerapan sistem kolonial serta militer yang sangat represif pada tahapan 
mahasiswa gerakan perjuangan untuk mengembalikan hak vekto bangsa Papua Barat 
yang telah merdeka sejak 1 Desember 1961. Selain meminta kebebasan dan hak 
menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokrasi, mereka juga minta diberikan 
ruang demokrasi dan akses jurnalis media internasional dan nasional di Papua 
Barat. Serta mendesak PBB bertanggungjawab dalam meluruskan sejarah PEPERA 
serta proses aneksasi West Papua ke Indonesia. "PBB harus membuat resolusi 
untuk mengembalikan kemerdekaan bangsa Papua Barat yang telah merdeka pada 1 
Desember 1961 sesuai hukum internasional,” tegasnya..Mereka juga menuntut agar 
TNI dan Polri ditarik dari tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk 
kejahatan kemanusiaan oleh negara terhadap rakyat Papua Barat.Selanjutnya, 
menutup dan menghentikan aktivitas eksploitasi semua perusahaan multi nasional 
milik negara-negara imperialis seperti Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco, 
Corindo dan lainnya dari tanah Papua. Negara Indonesia maupun PBB harus 
bertanggungjawab atas kejahatan kemanusiaan di Papua Barat dan menangkap serta 
mengadili aktor dibalik kejahatan kemanusiaan, menghentikan proses 
kriminalisasi terhadap mahasiswa Papua Barat. (AHS)


Kirim email ke