https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?
_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674
Sabtu 11 Agustus 2018, 19:56 WIB
Kolom
Oase Teladan Mahfud MD
Ach. Taufiqil Aziz - detikNews
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
Ach. Taufiqil Aziz
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
Share *0*
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
Tweet
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
Share *0*
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
70 komentar
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
Oase Teladan Mahfud MD Mahfud MD (Foto: Grandyos Zafna)
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
<https://news.detik.com/kolom/d-4161883/oase-teladan-mahfud-md?_ga=2.122403787.1970372832.1534008682-840768863.1534008674#>
*Jakarta* - Sekitar jam 17. 00, pada 9 Agustus 2018, kami sekeluarga
masih menonton stasiun televisi tentang pengumuman Cawapres Jokowi. Di
televisi, beberapa stasiun dan pengamat sudah menganalisis bahwa Mahfud
MD (MMD) yang akan menjadi cawapres. Inisial M dan tambahan bocoran dari
Romahurmuziy beberapa hari sebelumnya di /Twitter/ bahwa Cawapres Jokowi
adalah sosok yang paling punya pengalaman dalam segala jenis
pemerintahan. Analisis beberapa pakar mengarah kepada MMD. Karena, hanya
dia yang pernah di legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Hari itu, MMD sudah mengatakan bahwa dirinya memang diminta mendampingi
Jokowi. Sebagai panggilan sejarah, MMD selalu siap untuk Indonesia. Ia
diantar oleh beberapa orang menuju ke sebuah tempat makan tak jauh dari
lokasi pengumuman Cawapres Jokowi.
Karena beberapa media TV sudah hampir memastikan bahwa MMD yang akan
menjadi cawapres, saya dan keluarga segera mematikan TV. Dalam tradisi
orang Madura, Maghrib menjadi waktu jeda untuk menonton TV. Apalagi
malam Jumat.
Saya sudah ancang-ancang bikin tulisan: Wahai Orang Madura, Bersatulah
untuk MMD. Ya, sebagai orang Madura, ikatan antarsesama orang Madura itu
kuat. Seorang teman di pascasarjana melakukan penelitian dengan
menggunakan teori /inter feeling/ tentang orang-orang Madura di
perantauan menemukan data bahwa orang-orang Madura yang bertemu di
perantauan memiliki ikatan batin yang kuat. Meski tak pernah kenal dan
berjauhan, tapi saat bertemu seperti saudara. Sebagaimana lazim istilah
/taretan dhibik/. Yang memiliki makna saudara sendiri.
Belum tulisan itu dibikin, habis Isyak saya terkejut, ternyata bukan MMD
yang jadi cawapres. Tetapi, Kiai Ma'ruf Amin. Saya memang tak meragukan
kualitas Kiai Ma'ruf, tetapi dengan tak terpilinya MMD kami sekeluarga
dari Madura benar-benar terkejut. Kok bisa ya?
Hingga dini hari, saya sulit istirahat. Pikiran selalu tertuju ke MMD.
Saya cek di /Twitter/, banyak tokoh yang menyayangkan tak terpilihnya
MMD. Banyak yang kecewa. Tetapi respons MMD benar-benar di luar dugaan.
Demi keselamatan bangsa dan negara, dirinya merasa tidak apa-apa. Ia
menunjukkan kelasnya sebagai negarawan.
Ada diri Gus Dur dalam diri MMD, saat jabatan tak lebih penting dari
kemanusiaan. Pantas saja Gus Dur demikian percaya ke MMD. Sebagaimana
kami, orang orang Madura yang selalu bangga atas diri MMD.
Ketika banyak politisi mengajukan diri menjadi cawapres, MMD tampak
biasa saja. Tak ambisius. Tetapi, siap jika merupakan panggilan sejarah.
Hingga detak-detik terakhir pengumuman cawapres, MMD menunjukkan
kelasnya sebagai negarawan.
Meski tak menunjukkan ambisinya, terlalu banyak yang ingin menjegalnya.
Saya termasuk menganggap biasa dalam dunia politik. Tetapi, yang tidak
biasa adalah saat Ketua Umum PBNU mengutarakan bahwa MMD bukan kader NU.
Ini sangat menyakitkan bagi saya, /nahdiyin/ dan orang Madura sekaligus.
Ini mengesankan sesuatu yang dipaksakan. Hanya karena menguatnya MMD
sebagai cawapres menjadikan dirinya tak diakui oleh NU. Padahal jejak
MMD di NU demikian jelas. Padahal juga, /hadratussyaikh/ Hasyim Asy'ari
pernah mengatakan bahwa siapapun yang mengurusi NU akan diakui sebagai
santrinya. Pertanyaannya, kurang /ngurus/ apa MMD kepada NU?
Mestinya pernyataan yang tepat, bukan karena MMD bukan kader NU. Tetapi,
karena bukan gerbong dari Ketua Umum PBNU hari ini.
Tapi, lihatlah MMD. Ia tak pernah meng-/counter/ serangan atas dirinya
jika yang menyerangnya adalah NU. Beda saat dirinya diserang sebagai
BPIP. Dia langsung menyerang (balik) PKS. Karena, baginya tak cukup
hanya menepuk satu atau dua nyamuk, ia langsung menyerang sarangnya.
Teladan penting dari MMD adalah ia tak pernah kehilangan cinta untuk
Indonesia dan NU. Meski dirinya telah dikecewakan. Berkali-kali. MMD
memang tidak terpilih menjadi cawapres, tetapi ia telah menentukan
pilihannya untuk tetap cinta kepada Indonesia.
Oase teladan MMD harus dijadikan sebagai mata air yang dapat
menghilangkan dahaga dan kegersangan politik akibat SARA, ujaran
kebencian, dan menuhankan kekuasaan.
*Ach. Taufiqil Aziz* /fungsionaris PKC PMII Jawa Timur/
*(mmu/mmu)
*