RALAT: World-class cultural show "Siam Niramit' adalah di Bangkok yg bagus sekali tetapi masih kalah dgn show nya Zhang Yimuo di Wuyishan di Tiongkok (dimana tempat duduk dgn kira2 seribu orang berputar 360 derajat per-lahan2 melihat show)
Di Bangkok: https://www.siamniramit.com/ https://www.siamniramit.com/ http://siamniramitbangkok.com/the-show/ http://siamniramitbangkok.com/the-show/ https://www.expedia.ca/things-to-do/en/siam-niramit-show-at-the-grand-theatre-with-dinner-roundtrip-transfer.a376814.activity-details?regionId=201&semcid=CA.MULTILOB.GOOGLE.AT-c-EN.TSHOP&semdtl=a11332459290.b153101579573.r1.g1dsa-430111358621.i133888535656.d1270395648606.e1c.j19001255.k1.f11t2.n1.l1g.h1b.m1&gclid=CjwKCAjwmdDeBRA8EiwAXlarFpehO28K98K0v6ofDwnUs1Bviq0uxgXC0sJ5ln3UpO6wwb7CSjAuxRoCcZMQAvD_BwE https://www.expedia.ca/things-to-do/en/siam-niramit-show-at-the-grand-theatre-with-dinner-roundtrip-transfer.a376814.activity-details?regionId=201&semcid=CA.MULTILOB.GOOGLE.AT-c-EN.TSHOP&semdtl=a11332459290.b153101579573.r1.g1dsa-430111358621.i133888535656.d1270395648606.e1c.j19001255.k1.f11t2.n1.l1g.h1b.m1&gclid=CjwKCAjwmdDeBRA8EiwAXlarFpehO28K98K0v6ofDwnUs1Bviq0uxgXC0sJ5ln3UpO6wwb7CSjAuxRoCcZMQAvD_BwE Di Wuyishan: https://www.youtube.com/watch?v=t_09-o2Xf7M https://www.youtube.com/watch?v=t_09-o2Xf7M ---In GELORA45@yahoogroups.com, <bhjo@...> wrote : Pengalaman yg bisa berguna utk orang Luar negeri: Waktu kami di Thailand bulan yg lalu, kami mengunjungi 3 daerah yaitu Phuket, Bangkok dan Chiang Mai. Saya menge-book tour nya melalui dari travel agent dari Surabaya karena lebih murah (hampir separoh harga daripada kalau tour nya di book dari North America). Waktu di Phuket dan Bangkok, tour guide nya adalah orang Thailand yg bisa berbahasa Indonesia dan tidak lancar/bisa bahasa Inggris. Ini karena travel agent nya dari Indonesia. Juga jadi program nya disesuaikan dgn orang Indonesia, misal kami dibawa ke-tempat2 yg bisa shopping, misal: ke shopping mall,ke restoran yg "halal" makanannya. Di Phuket dan Bangkok kami dibawa ke toko mutiara dan jade factory. Disini penjual2 nya banyak yg berbahasa Indonesia dan yg asalnya dari Indonesia dgn ijin kerja.(mencari nafkah). Jadi saya kira banyak orang Indonesia yg pergi ke Thailand, terutama Bangkok utk shopping dimana disini saya mendengar orang2 calon pembeli yg bicara Indonesia. Saya/kami sangat kecewa dgn program ini yg diatur oleh travel agent di Surabaya melalui tour company di Bangkok. Waktu di Bangkok, saya hubungi travel agent yg di Surabaya bahwa kami kecewa dgn program ini, yg disesuaikan dgn orang2 dari Indonesia,.yg rupanya banyak uang dimana ke Thailand terutama barangkali utk shopping. Saya bilang ke tour agent nya di Surabaya, saya minta tour guide nya yg berbahasa Inggris dan tidak mau melihat tempat2 utk shopping tetapi utk mengenal kultur dari Thailand. Waktu di Chiang Mai, kami mendapat tour guide berbahasa Inggris. Dan kami lebih senang dgn tour guide yg ber-bhs Inggris ini yg lebih bisa menceritakan sejarah dan kultur dari Thailand. Dan kami juga bilang tidak mau dibawa ke-tempat2 shopping dan mau ke-tempat2 makan yg non-halal, jadi bisa mengenal kultur Thailand lebih baik. Waktu di Chiang Mai, kami minta mau melihat world-class cultural show "Siam Niramit' walaupun harus bayar sendiri lagi. Di show ini, majoritas penonton dari Tiongkok (barangkali lebih dari 90%). Jadi di show ini bahasa pengantar nya bhs Thailand dan Mandarin. Show nya memang world-class, sayangnya tidak dipakai bhs Inggris dan kami tidak mengerti bhs Mandarin. Sebelum show ada "dinner buffet yg menu" nya juga disesuaikan utk orang2 Tiongkok. Juga di Thailand banyak tanda2 dalam huruf Tiongkok karena barangkali turis dari Tiongkok di-mana2 di Thailand. Dan mereka banyak yg datang ke Thailand dgn kendaraan mobil. Highway no. 1/one di Thailand adalah sampai 8 jalur ditambah 2 jalur disetiap samping, jadi total 12 jalur. Orang2 Tiongkok ke Thailand utk melihat kultur (sebab barang2 di Thailand barangkali kebanyakan dari Tiongkok) sedangkan orang Indonesia barangkali utk shopping (barangkali lebih murah dari Singapur sekarang ini),. Pelajaran utk kita yg di luar negeri, kalau mau melihat/belajar kultur dari suatu negara, jangan memakai tour agent dari Indonesia yg program nya disesuaikan utk orang2 Indonesia,(yg mau/senangnya shopping). Kami kecewa waktu di daerah Bangkok dibawa ke toko mutiara, jade factory dan shopping mall yg cuma membuang waktu saja. Inginnya kami mau melihat "Floating market" yaitu pasar tradisional di perahu2 sampan, menjual makanan2 dan buah 2an. Jadi harus memakai travel agent di luar negeri yg program nya sesuai dgn selera kita dari LN walaupun jauh lebih mahal. Atau kalau memakai travel agent dari Indonesia, harus pelajari kultur dan sejarah/situasi Thailand dulu dan kemudian bilang ke tour agent nya mau mengunjungi ini/itu dan tidak mau shopping. Semoga iinput ini bisa berguna, BH Jo ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote : Laporan dari Tiongkok Indonesianis: Jangan hanya nyinyir paket wisata murah dari China ke Indonesia Sabtu, 27 Oktober 2018 08:39 WIB Ilustrasi: Pengunjung mendatangi pameran wisata Nusantara yang digelar Kementerian Pariwisata RI di Guangzhou, China, Minggu (14/10/2018). (ANTARA News/M Irfan Ilmie) wisatawan China bisa menghabiskan 15.000 RMB untuk belanja Beijing (ANTARA News) - Indonesianis dari Guangdong University of Foreign Studies (GUFS) Prof Emeritus Cai Jincheng meminta para pihak tidak hanya nyinyir dalam menyikapi paket wisata murah dari China ke Indonesia. "Harga paket boleh murah, tapi ingat wisatawan China bisa menghabiskan 15.000 RMB untuk belanja," kata salah satu pendiri jurusan Bahasa Indonesia di GUFS itu kepada Antaranews Beijing, Sabtu. Dengan asumsi 1 RMB sama dengan Rp2.200, maka dalam lima hari seorang wisatawan China bisa menghabiskan sedikitnya Rp33 juta. "Coba hitung berapa duit orang China kalau dari Guangzhou (Ibu Kota Provinsi Guangdong) saja ada 9.000 wisatawan ke Indonesia dalam satu tahun," ujar pria yang memiliki nama alias Gunawan itu, meskipun tidak memiliki darah keturunan Tionghoa Indonesia. Sebelumnya Gubernur Bali I Wayan Koster mendesak pemerintah China mengawasi warga negaranya yang menjual paket wisata murah ke Pulau Dewata itu. "Kalau ada pelaku usaha wisata asal Tiongkok yang menjual paket wisata ke Bali dengan harga rendah, kami harap pemerintah Tiongkok ikut melakukan pengawasan dan menerapkan kontrol ketat," katanya saat menerima kunjungan Wakil Gubernur Hainan Liu Pingzhi di Denpasar, Jumat (19/10). Gubernur mengingatkan pelaku bisnis pariwisata China mematuhi regulasi pariwisata di Bali sebagai tujuan wisata berkelas internasional. Baca juga: Gubernur singgung tentang paket wisata murah dari China ke Bali Sejumlah agen perjalanan wisata di China, khususnya Guangzhou, ramai-ramai menjual paket wisata dengan harga 1.700 hingga 1.900-an RMB untuk tujuan Bali, termasuk tiket pesawat pulang pergi (pp) dan akomodasi selama lima hari dan empat malam. Selain Bali, paket wisata dengan harga sangat hemat itu dijual untuk tujuan Manado, Sulawesi Selatan. Dalam memjual paket hemat itu, agen di China menggandeng sejumlah maskapai penerbangan dari Indonesia dan China, baik milik swasta maupun pemerintah. Prof Cai menambahkan bahwa dengan harga yang sangat kompetitif itu, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk memenangi persaingan mendatangkan wisatawan China dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Baca juga: Sebanyak 71,3 juta wisatawan China plesiran ke mancanegara "Singapura negara kecil. Thailand, wisatawan China masih trauma dengan kecelakaan kapal di Phuket. Momentum ini bisa dimanfaatkan Indonesia," ujarnya. Selain menjual paket hemat, dia juga mengingatkan sistem keimigrasian di Indonesia harus terus dibenahi. "Saya pernah nganter wisatawan ke Medan sampai tertahan dua jam. Padahal Indonesia sudah bebas visa untuk wisatawan dari China," ujarnya. Demikian halnya dengan pelayanan. Menurut profesor yang kerap diundang sebagai pembicara di Indonesia, baik oleh kalangan akademik maupun pemerintah, itu pelayanan di restoran masih kurang maksimal. "Orang China suka makan ikan. Tapi kalau cara penyajiannya lama, mereka bisa kelaparan dan enggan balik lagi," katanya. Baca juga: Kemenpar yakinkan wisatawan China melalui pameran di Guangzhou Pewarta: M. Irfan Ilmie Editor: Risbiani Fardaniah http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient 不含病毒。www.avg.com http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient #DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2