Aduuuhhhhh gobloknya orang satu ini.

Tuti dihukum mati krn diperkosa di Arab, sedangkan gembong narkoba yg dihukum 
mati diindonesia disamakan?

 

Hehehehe pahlawan hukuman mati alias sigoblok:

1.      Sedang bernyanyi diatas mayat orang Indonesia yang namanya Tuti 
Tursilawati di Arab dan 
2.      Sedang nangis diatas mayat2 gembong2 narkoba yang dibunuh di Indonesia

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Tuesday, November 6, 2018 10:31 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Re: Ibunda TKW Tuti: Anak Saya yang Diperkosa, Mengapa 
Malah Dieksekusi Mati?

 

  

Berkaca sewaktu Jokowi akan mengeksekusi para terpidana mati dan mengabaikan 
begitu saja permintaan para kepala negara/pemerintahan negara2 tetangga jawaban 
yang diberikan beliau kurang lebih bernada "saya mau tembak adalah kedaulatan 
Indonesia, anda mau apa?" 

 

Bisa dibayangkan bagaimana pembelaan yang diberikan kalau dalam benaknya sudah 
terpateri "menghukum mati adalah kedaulatan Arab Saudi."

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , 
<noroyono1963@... <mailto:noroyono1963@...> > wrote :

Tragedi yg menimpa Kel. Ibu Iti Sarniti  adalah tragedi yg untuk kesekian 
kalinya  menimpa keluarga miskin di Republik ini. Almarhumah Tuti Tursilawati 
tidak perlu ke Arab Saudi seandainya di tempat kediamannya, di desa Cikeusik, 
Majalengka, terdapat cukup lapangan kerja dengan mana Almarhumah mampu 
(membantu) menafkahi keluarganya.

 

Saya sangat meragukan, apakah Jokowi sudah berbuat maksimal demi menyelamatkan 
jiwa Almarhumah  Tuti Tursilawati.

 

Noroyono

06/11/2018

 

---------------------------------------------------------------------------------------------

 

Ibunda TKW Tuti: Anak Saya yang Diperkosa, Mengapa Malah Dieksekusi Mati?

 

Kompas.com - 06/11/2018, 10:49 WIB

 

  
<http://xa.yimg.com/kq/groups/S_dAw6HtedUypEvGPQ--/or/asZS34zoeNbnhw5t1fI-/name/image.png>
 
Iti Sartini (52) menunjukkan foto anaknya Tuti Tursilawati yang dihukum mati di 
Arab Saudi di kediamannya di Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat, Jumat 
(2/11/2018). Tuti dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab Saudi karena kasus 
pembunuhan dan telah dieksekusi mati pada Senin (29/10) lalu. ANTARA 
FOTO/Dedhez Anggara/wsj.(Dedhez Anggara)

 

MAJALENGKA, KOMPAS.com — Wajah Iti Sarniti (52) digelayuti kesedihan yang 
dalam. Sebentar-sebentar dia mengusapkan punggung pergelangan tangan pada kedua 
kelopak matanya.

 

Ibunda dari Tuti Tursilawati (33), tenaga kerja wanita ( TKW) yang dieksekusi 
mati di Arab Saudi pada Senin (29/10/2018) waktu setempat itu, berkali-kali 
mengucap tanya.

 

"Mengapa anak saya dihukum mati? Dia korban perkosaan, mengapa bukan yang 
memerkosa yang dihukum, malah dia yang dieksekusi mati?" ungkap Iti lirih saat 
dijumpai di rumahnya di Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten 
Majalengka, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

 

Baca juga: Sedih Dengar Berita Tuti Tursilawati, Ridwan Kamil Kaji Larangan 
Warga Jabar Jadi TKI

 

Tuti yang bekerja di Kota Thaif, Arab Saudi, dituduh membunuh majikannya, Suud 
Malhaq Al Utibi, pada 2010. Dia dieksekusi mati tanpa pemberitahuan sebelumnya 
kepada keluarga.

 

"Saya kaget dan sempat enggak percaya karena infonya sangat mendadak," tambah 
Iti.

 

Iti yang mengenakan kerudung bercorak hitam putih itu tampak berusaha tegar 
meski tidak bisa menutupi kesedihannya.

 

Pasalnya, pasca-eksekusi mati, jenazah Tuti Tursilawati tidak bisa dipulangkan 
ke Indonesia. Dia mengaku hanya menerima informasi bahwa jenazah anak sulungnya 
tersebut telah diurus Kerajaan Arab Saudi.

 

"Soal jenazah Tuti sudah diurus dan dikubur di Arab," ujar Iti.

 

Menurut dia, kabar pemakaman jasad Tuti diterima berbarengan dengan informasi 
bahwa Tuti telah dieksekusi mati.

 

"Sedih iya, kecewa juga iya, apalagi informasinya sangat mendadak," ujarnya..

 

Kepala Desa Cikeusik, Jaenudin, menuturkan, pemerintah melalui Kemenlu RI telah 
berupaya maksimal untuk membebaskan Tuti.

 

"Saya tahu sendiri pemerintah memperjuangkan betul dan membantu all out, dari 
awal mengawal terus kasus Tuti," ujar Jaenudin saat ditemui di rumah Tuti 
Tursilawati, Selasa (30/10/2018).

 

Berdasarkan informasi yang diterimanya, perwakilan Konsulat Jenderal RI (KJRI) 
Thaif setiap bulannya menjenguk Tuti di tahanan. Selain itu, Kemenlu juga rutin 
menggelar pertemuan dengan pihak keluarga setiap tahun.

 

Dalam pertemuan itu, menurut Junaedi, Kemenlu menyampaikan perkembangan kasus 
Tuti dan upaya apa saja yang telah ditempuh.

 

"Saya beberapa kali ikut, pertemuan itu juga membahas upaya ke depannya seperti 
apa," kata Jaenudin.

 

  
<http://xa.yimg.com/kq/groups/S_dAw6HtedUypEvGPQ--/or/asZS34zoeNbnhw5t1fI-/name/image.png>
 
Suasana rumah duka Tuti Tursilawati TKI yang dihukum mati di Arab Saudi di 
kediamannya di Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat, 

Jumat (2/11/2018). Tuti dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab Saudi karena 
kasus pembunuhan dan telah dieksekusi mati pada 

Senin (29/10) lalu. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.(Dedhez Anggara)

 

Sangat kecewa

 

Jaenuddin juga mengaku sangat kecewa karena tidak ada pemberitahuan lebih 
dahulu mengenai eksekusi terhadap Tuti.  

 

"Sangat kecewa kepada Pemerintah Arab Saudi, mereka baru memberitahu setelah 
Tuti dieksekusi," ujar Jaenudin.

 

"Keluarga sangat kecewa, seharusnya sebelum dieksekusi ada pemberitahuan ke 
keluarga," tuturnya.

 

Menurut Jaenudin, sebelum dieksekusi, dia sering melihat langsung almarhumah 
Tuti menghubungi keluarganya melalui sambungan telepon. "Ya kadang ikut ngobrol 
juga, sekadar tanya kabar dan kasih semangat," kata Jaenudin.

 

Dia mengatakan, Tuti biasanya menelepon keluarga setiap satu bulan sekali.

 

Tuti menelepon menggunakan ponsel petugas Konsulat Jenderal RI (KJRI) Thaif 
yang menjenguknya. Selain telepon, menurut dia, sesekali Tuti juga menghubungi 
keluarganya melalui video call.

 

"Komunikasi itu rutin. Petugas KJRI menjenguk Tuti minimal satu kali setiap 
bulannya," ujar Jaenudin.

 

Menurut Jaenudin pula, kabar eksekusi juga tidak disampaikan Kerajaan Arab 
Saudi kepada pemerintah Indonesia.

 

Pemberitahuan itu baru disampaikan ke Kemenlu RI setelah proses eksekusi 
terhadap Tuti dilaksanakan.

 

 Jaenudin mengatakan, pihak keluarga baru mendapat kabar dari petugas Kemenlu 
RI bahwa Tuti telah dieksekusi mati pada Selasa (30/10/2018) dinihari sekitar 
pukul 01.00 WIB.

 

"Dari Kemenlu menelepon ke keluarga, jenazahnya juga sudah diurus dan 
dikuburkan di Arab Saudi," ujar Jaenudin.  

 

Editor: Caroline Damanik

Sumber: Tribun Jabar

 

 
<https://regional.kompas.com/read/2018/11/06/10494701/ibunda-tkw-tuti-anak-saya-yang-diperkosa-mengapa-malah-dieksekusi-mati.>
 
https://regional.kompas.com/read/2018/11/06/10494701/ibunda-tkw-tuti-anak-saya-yang-diperkosa-mengapa-malah-dieksekusi-mati.
 

 



Kirim email ke