Saya terkejut mendapat berita duka tentang kepergian Bung Kuslan untuk 
selama-lamanya.
Saya kenal Almarhum seorang yg sederhana dengan sikapnya yang ramah dan 
bersahabat.
Ikut sedih , merasa ikut kehilangan.
Selamat jalan Bung Kuslan ketempat peristirahatan terakhir dalam kedamaian 
abadi.

Arif Harsana
=========
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10156265291499055&id=730669054


MENGENANG KUSLAN BUDIMAN (1935-2018)

Saya memanggilnya Oom Kuslan, kadang-kadang Pakde Kuslan. Manasuka. 
Keduanya panggilan akrab. Terakhir berkunjung ke rumahnya di kota Woerden 
pada Juni yang lalu bersama kurator seni Mikke Susanto dan sahabat kami, 
Mas Gogol. Dalam pertemuan itu kami mendengar banyak cerita dari lelaki 
yang berusia 83 tahun itu: lahir pada 1935, pernah jadi guru di Pacitan, 
kuliah di ASRI Yogyakarta, melanjutkan ke pendidikan seni ke Akademi Drama 
dan Opera di Beijing, Tiongkok dan kemudian kuliah di Institut Seni Terapan 
di Moskow, Uni Soviet. Pak Kuslan seniman terkemuka pada masanya. 
Syair-syairnya dimuat di beberapa media nasional. Pernah pameran lukisan 
mulai Yogyakarta sampai Moskow. Ia menguasai paling tidak 3-4 bahasa asing. 
Menerjemahkan syair-syair Tiongkok dan tetap melukis di hari-hari tuanya.

Sebelum berangkat untuk kuliah keluar negeri, Pakde Kuslan sempat menjadi 
guru di Pacitan. Dia pernah bercerita pada saya kalau kepala sekolah di 
mana dia mengajar adalah kakeknya SBY. “Kakeknya pintar nembang,” kata dia.

Tiap kali ke Belanda saya berupaya menyempatkan datang ke rumah seniman 
gaek ini. Buat sejarawan terkemuka seperti Dr. Sri Margana, Pak Kuslan 
sudah seperti ayahnya sendiri. Di rumahnya lah Margana menyelesaikan 
disertasinya tentang kerajaan Blambangan. Foto kedua saat kami di Woerden 
sekira 2015 yang lampau.

Lantas mengapa orang sehebat Kuslan terdampar di Belanda hingga usia senja? 
Semua sudah menduga. Dia adalah eksil (exile) politik yang terhalang pulang 
karena peristiwa 1965. Kuslan anggota Lekra yang seumur hidupnya tidak 
pernah terbukti membunuh siapapun atau melakukan tindak kriminal. Ia 
bertahan hidup di negeri orang karena keyakinan politiknya bertentangan 
dengan rezim Soeharto.

Dini hari ini saya menerima sebuah kabar duka. Pakde Kuslan meninggal 
dunia. Bagi mereka yang mengenal dekat dirinya, tentu akan sangat 
kehilangan, tidak terkecuali saya.

Selamat jalan Pakde Kuslan Budiman... seniman besar yang pernah dimiliki 
Indonesia.... selamat tinggal 😭😭😭😭😭😭


------------------------------------------------------------------------
Gesendet mit der Telekom Mail App
<https://kommunikationsdienste.t-online.de/redirects/email_app_android_sendmail_footer>
  • [GELORA45] ... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
    • Re: [G... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... Tom Iljas iljas...@yahoo.se [GELORA45]
    • Re: [G... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
      • Re... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
      • Re... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
    • [GELOR... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
    • [GELOR... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke