Reaksi Kubu Jokowi atas Pidato Rizieq Shihab di Reuni 212

Reporter:


       Taufiq Siddiq

Editor:


       Syailendra Persada

Senin, 3 Desember 2018 09:01 WIB

Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi bertemu dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di sela-sela ibadah umroh di Mekah, Selasa, 5 Juni 2018. Dok. IstimewaKetua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi bertemu dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di sela-sela ibadah umroh di Mekah, Selasa, 5 Juni 2018. Dok. Istimewa

*TEMPO.CO*,*Jakarta*- Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika memberikan orasi via telekonference diReuni 212 <https://www.tempo.co/tag/reuni-212>. Selain itu, Rizieq juga menyinggung soal Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 dan Pemilu.

Baca:5 Pidato Rizieq di Reuni 212: Ayat Suci di atas Konstitusi <https://nasional.tempo.co/read/1151740/5-pidato-rizieq-di-reuni-212-ayat-suci-di-atas-konstitusi>

Dalam pidatonya itu, Rizieq meminta massa Reuni 212 untuk tidak memilih calon presiden atau calon legislatif yang berasal dari partai pendukung penista agama. Tanpa menyebut nama, Rizieq pun meminta peserta memilih presiden hasil Ijtim Ulama. "2019 Ganti Presiden," kata Rizieq, Ahad, 2 Desember 2018.

Kubu Jokowi pun beraksi atas pidato ini. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf) Abdul Kadir Karding menuding Reuni 212 merupakan kampanye terselubung untuk pasangan Prabowo - Sandiaga.

“Memang dari awal kami menyadari gerakan ini bukanlah soal moral, apalagi keagamaan, ini murni gerakan politik yang sesungguhnya kampanye terselubung,” kata dia saat dihubungi kemarin.

Karding mengatakan telah melihat perubahan tujuan gerakan ini sedari awal. Menurut dia, gerakan 212 awalnya merupakan gerakan moral untuk menegakkan agama, namun belakangan berubah menjadi gerakan politik praktis. “Yaitu Prabowo sebagai presiden.”

Menurut dia, pihak-pihak yang menggerakkan Reuni Akbar 212 adalah tim sukses Prabowo - Sandiaga. Selain itu dia mengatakan sumber logistik seperti transportasi, akomodasi juga diperoleh dari kantor dan orang Partai Gerindra di daerah. “Itu informasi yang kami peroleh,” kata dia.

Karena itu, Karding menilai Reuni Akbar 212 merupakan kampanye Prabowo yang menggunakan simbol-simbol agama sebagai alat politik. Dia menyayangkan hal tersebut. Menurut dia, penggunaan agama sebagai alat kampanye justru akan mendegradasi agama itu sendiri.

ADVERTISEMENT

Senada dengan rekan koalisinya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma’ruf, Arsul Sani juga menuding Reuni 212 adalah forum kampanye Prabowo Subianto yang dibungkus ajang silaturahmi.

Simak:Panitia Reuni 212 Sebut Pidato Politik Rizieq di Luar Wewenang <https://nasional.tempo.co/read/1151743/panitia-reuni-212-sebut-pidato-politik-rizieq-di-luar-wewenang>

“Kami menyadari itu dari awal, dan itu juga yang menyebabkan tidak semua tokoh atau ulama pada akhirnya mau datangReuni 212 <https://www.tempo.co/tag/reuni-212>. Sebab, mereka tidak mau dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang kebetulan ada di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga,” ujar Arsul saat dihubungi Tempo pada Ahad, 2 Desember 2018.



---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke