Artikel <https://www.antaranews.com/slug/artikel>
Catatan akhir tahun - Jonan "blak-blakan" pasca divestasi Freeport
(Bagian I)
Rabu, 26 Desember 2018 06:27 WIB
Catatan akhir tahun - Jonan "blak-blakan" pasca divestasi Freeport
(Bagian I)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. (ANTARA
/Aditya Pradana Putra)
Lalu ini maunya bagaimana? mau diselesaikan baik-baik tanpa risiko, atau
mau ribut?
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan pelunasan
divestasi PT Freeport kepada PT Inalum (Persero) di Istana Merdeka.
Drama yang panjang serta tarik ulur mengenai negosiasi perpanjangan
kontrak PT Freeport Indonesia akhirnya selesai di penghujung tahun 2018.
PT Freeport Indonesia (PTFI) secara sah kembali ke Nusantara, dengan
menguasai saham mayoritas sebesar 51 persen. Seakan masih mengganjal,
setelah divestasi pun berbagai komentar tetap bermunculan mengenai
tambang emas terbesar di dunia tersebut.
Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) bahkan menyayangkan
adanya tuduhan bahwa divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI)
seolah-olah membeli barang milik Indonesia sendiri.
"Sangat disayangkan beberapa pengamat tidak membaca data dan Kontrak
Karya (KK) PTFI sebelumnya, namun berani membuat analisa bodong dan
menyesatkan publik seolah-olah kita membeli Tanah Air kita sendiri.
Tidak seperti itu," kata Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar
Lembaga Inalum Rendi Witular.
Inalum resmi meningkatkan kepemilikannya di PTFI dari 9,36 persen
menjadi 51 persen dengan membayar 3, 85 miliar dolar AS atau sekitar
Rp55 triliun dan menjadi pengendali perusahaan yang memiliki tambang
Grasberg di Papua dengan kekayaan emas, perunggu, dan perak, sebesar
Rp2.400 triliun hingga 2041.
PTFI melakukan eksplorasi dan penambangan berdasarkan KK dengan
pemerintah Indonesia yang ditandatangani pada tahun 1967 di zaman
Soeharto dan diperbarui melalui KK tahun 1991 di zaman Presiden yang
sama dengan masa operasi hingga 2021. Terkait dengan masa operasi
tersebut, perusahaan Amerika Serikat Freeport McMoRan (FCX), pengendali
PTFI, dan pemerintah memiliki interpretasi yang berbeda atas isi pasal
perpanjangan.
Pengertian FCX adalah bahwa KK akan berakhir di tahun 2021 namun mereka
berhak mengajukan perpanjangan dua kali 10 tahun (hingga 2041).
Pemerintah tidak akan menahan atau menunda persetujuan tersebut secara
"tidak wajar".
Interpretasi yang berbeda terkait kata “tidak wajar” ini harus
diselesaikan di pengadilan internasional (arbitrase).
Jika ambil jalur arbitrase dampaknya operasional PTFI akan dikurangi
atau bahkan dihentikan. Ini akan berakibat pada runtuhnya terowongan
bawah tanah sehingga biaya untuk memperbaikinya bisa lebih mahal dari
harga divestasi. Tambang Grasberg adalah yang paling rumit di dunia.
Lalu setelah semua selesai, bagaimana komentar Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan terhadap capaian yang patut
mendapatkan apresiasi tersebut. Berikut tanggapan Ignasius Jonan :
Apa yang membuat proses divestasi alot?
"Freeport ini kalau ditanya begini, bagian mana paling mudah dari proses
akuisisi saham Freeport, adalah bagian yang komentar dan wawancara
adalah paling mudah, kalau nanti saya jadi pengamat mungkin nanti saya
akan paling panjang komentarnya karena saya pernah ada di lapangan sejak
muda. Apalagi mengomentari pekerjaan orang, itu pasti lebih mudah."
"Yang saya minta satu, dilihat dari pencapaian maksimal yang bisa
dilakukan, kalau pemerintah yang dulu dianggap kurang tepat, itu tidak
bisa, pemerintah ya pemerintah. Kalau sampai arbitrase, secara
internasional yang disalahkan adalah pemerintah Indonesia bukan
pemerintahan yang dulu, bukan presiden dulu atau menteri yang dulu. Jadi
tidak bisa memandang permasalahan seperti itu. Ini membawa nama
pemerintah Indonesia."
"Kedua, banyak yang komentar tentang nilainya entah tinggi atau rendah.
Begini, proses valuasi, nilai akuisisi itu dilakukan Kementerian BUMN
dan Inalum, saya sebagai regulator saya tidak terlibat langsung, Namun
ini sudah konsultasi BPKP, Kejaksaan Agung, dan lainnya. Kalau mau
dilihat lagi, biar jelas libatkan saja aparat atau lembaga lain, untuk
menilai lagi, silakan saja. Kalau dulu saya mendengarkan banyak orang
mengenai restorasi perkeretapaian di Indonesia, tidak akan jadi seperti
ini industri pelayanan kereta api kita sekarang."
Jadi bapak terganggu dengan komentar-komentar itu?
“Kalau saya sih tidak terganggu, saya cuma ingin menyampaikan bahwa
bangsa ini haruslah kompak, demi kepentingan negara. Dikomentari
kiri-kanan, apalagi untuk kepentingan orang tertentu, menurut saya ini
tidak sehat. Ini diketawakan sama dunia internasional, diketawain juga
sama Freeport McMoran. Akuisisi saham Freeport ini 51 persen, lalu anda
ubah Kontrak Karya menjadi IUPK, masyarakat sendiri banyak protes, kalau
tidak dilakukan juga banyak diprotes dianggap bahwa pemerintah tidak
mampu. Ini membingungkan."
Apa bedanya setelah kita dapat akuisisi saham Freeport 51 persen?
"Sebenarnya Kontrak Karya akan berakhir tahun 2021, namun di dalam
perjanjian itu, terakhir dibuat tahun 1991 itu disebutkan bahwa yang
akan berakhir kontraknya dapat diperpanjang sampai 2041 atau 2x10 tahun,
dan dapat dibatalkan tapi dengan alasan yang jelas dan masuk akal, misal
tidak bayar pajak, tapi kan ini semua memenuhi."
Bagaimana kalau 2021 kita stop kontraknya ?
"Bisa saja, tapi satu kita harus siap arbitrase internasional. Itu sudah
pasti, ditambah dengan prosesnya yang panjang dan biaya yang mahal.
Selain biaya besar, kalau stop operasi Freeport tambang bawah tanah itu
tidak bisa berhenti. Tambang bawah tanah itu tidak bisa berhenti dalam
jangka waktu yang panjang, kalau terjadi, semua lorong-lorong tambang
bawah tanah dan gua bawah tanah, menurut ahli akan terganggu dan sangat
butuh biaya besar untuk dioperasikan kembali. Nah, kalau dibiarkan satu
atau dua tahun untuk menghadapi arbitrase Internasional, pasti akan
berantakan, kalau berantakan siapa yang mau/recover/. Kalau kita
menang-pun, (di arbitrase) kita juga belum tentu dapat
me-/recover/dengan cepat."
"Ada yang debat, kalau cuma segini anak bangsa juga bisa. Loh? saya
yakin juga bisa, namun ini operasinya terlalu besar untuk dipertaruhkan
begitu. Cara pengelolaan dan sebagiannya, Grasberg, Tembagapura atau di
Mimika adalah salah satu operasi pertambangan bawah tanah terbesar di
dunia dan paling kompleks di dunia. Lalu ini maunya bagaimana? mau
diselesaikan baik-baik tanpa risiko, atau mau ribut? ya kan."
*Baca juga:Presiden umumkan pelunasan divestasi PT Freeport
<https://www.antaranews.com/berita/780201/presiden-umumkan-pelunasan-divestasi-pt-freeport>*
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com