https://kumparan.com/@kumparannews/korban-meninggal-banjir-bengkulu-jadi-29-orang-13-hilang-1qypTIF0F4e

29 April 2019 5:57 WIB


*Korban Meninggal Banjir Bengkulu Jadi 29 Orang, 13 Hilang*

Warga mengevakuasi perabotan rumah tangga saat banjir di daerah perumahan
Sawah Lebar Baru Balai Kota Bengkulu, Bengkulu, Sabtu (27/4). Foto: ANTARA
FOTO/David Muharmansyah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu
memperbarui data korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang
melanda Bengkulu tiga hari lalu. Kini korban meninggal menjadi 29 orang dan
13 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

“Data terbaru jumlah korban jiwa sudah mencapai 29 orang dengan jumlah
korban terbanyak di Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 22 orang,” kata
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, dilansir *Antara*, Senin
(29/4).

Data tersebut diperbarui tim hingga pukul Senin pukul 07.00 WIB. Hingga
kini pencarian korban lainnya masih berlangsung.

Rusdi mengatakan, korban terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Korban meninggal kebanyakan akibat tanah longsor yang terjadi di kaki
Gunung Bungkuk, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Sementara korban meninggal lainnya terdapat di Kabupaten Kepahiang sebanyak
tiga orang, Kabupaten Lebong satu orang, dan Kota Bengkulu tiga orang.

Selain itu ada 13 orang yang hingga saat ini belum ditemukan yaitu satu di
Kabupaten Kaur, dua di Kota Bengkulu, dan 10 di Kabupaten Bengkulu Tengah.

“Pencarian korban hilang ini terus dilakukan tim pencari dan penyelamat
yang bergotong-royong dengan warga setempat,” ucapnya.

Foto udara kendaraan melintasi kawasan terdampak banjir di Pinggiran Sungai
Bengkulu, Bengkulu, Sabtu (27/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/David Muharmansyah

Khusus di Bengkulu Tengah, kata Rusdi, dua kecamatan masih terisolir, yaitu
Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Pagar Jati karena akses jalan tertutup
material longsor.

Dampak banjir dan longsor di Bengkulu membuat 13 ribu jiwa terdampak dan 12
ribu jiwa di antaranya harus mengungsi.

Sebelumnya, aktivis lingkungan setempat juga menyoroti penyebab banjir dan
longsor di wilayah ini yang disebabkan penggundulan hutan untuk aktivitas
tambang batu bara dan perkebunan sawit dalam areal Daerah Aliran Sungai
(DAS) Bengkulu yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah.

“Tidak mengherankan kalau korban terbanyak ada di Bengkulu Tengah karena
wilayah tangkapan air di kawasan penyangga Hutan Lindung Bukit Daun tidak
lagi berfungsi secara ekologis sehingga air permukaan tidak ada yang
menahan,” kata Direktur Kanopi Bengkulu, Ali Akbar.

Berdasarkan data yang ada, kata dia, dalam radius DAS Bengkulu seluas 57
ribu hektare, terdapat delapan izin tambang yang diberikan pemerintah
dengan luas 19 ribu hektare yakni untuk PT. Bengkulu Bio Energi, PT. Kusuma
Raya Utama, PT. Bara Mega Quantum, PT. Inti Bara Perdana, PT. Danau Mas
Hitam, PT. Ratu Samban Mining, PT. Griya Pat Petulai, PT. Cipta Buana
Seraya dengan luas total 19 ribu hektare. Ditambah satu perusahaan
perkebunan sawit milik PT Agriandalas yang juga berada di daerah tangkapan
air Sungai Bengkulu.

Kirim email ke