https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/23/07573951/5-fakta-aksi-unjuk-rasa-mahasiswa-papua-di-depan-istana-negara?page=all



5 Fakta Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Papua di Depan Istana Negara

Kompas.com - 23/08/2019, 07:57 WIB


Sejumlah mahasiswa Papua di Jakarta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme, menggelar aksi
unjuk rasa di seberang Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka
Utara, Kamis (22/8/2019). Mahasiswa Papua meminta Presiden Joko Widodo
memastikan proses hukum pelaku rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya,
Jawa Timur.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Penulis Nursita Sari | Editor Irfan Maullana JAKARTA,

KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Papua dari Aliansi Mahasiswa Anti-Rasisme,
Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme, menggelar aksi unjuk rasa di
Jakarta, Kamis (22/8/2019) siang hingga petang. Mereka memprotes tindakan
diskriminasi dan rasis yang diterima mahasiswa Papua di Malang dan
Surabaya, Jawa Timur.


Massa mulanya bergerak dari sekitar Stasiun Gambir menuju Markas Besar
Angkatan Darat (Mabes AD) di Jalan Medan Merdeka Utara, kemudian bergerak
kembali menuju Taman Pandang Istana yang berada di seberang Istana Merdeka.


Berikut fakta-fakta aksi unjuk rasa mahasiswa Papua di Jakarta. 1. Sempat
dorong-dorongan dengan polisi-TNI Massa sempat terlibat aksi
dorong-dorongan dengan polisi-TNI di seberang Gedung Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) yang berlokasi di samping Mabes AD.


Massa mulanya bergerak dari arah Stasiun Gambir menuju Jalan Medan Merdeka
Utara. Aparat sempat menghalangi mereka. Namun, peserta aksi terus bergerak
hingga berhenti di seberang Gedung Kemendagri. Baca juga: Demo di Depan
Kemendagri, Mahasiswa Papua Sempat Dorong-dorongan dengan Polisi-TNI Aksi
dorong-dorongan terjadi antara massa dengan polisi-TNI di depan Kemendagri.
Namun, dorong-dorongan itu tak berlangsung lama. Situasi kembali kondusif
dan massa menyampaikan orasinya. 2. Minta Jokowi proses hukum pelaku
tindakan rasis


Massa meminta Presiden Joko Widodo memastikan proses hukum pelaku rasis
terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Massa menganggap pernyataan Jokowi
agar warga Papua memaafkan tindakan tersebut tidak cukup. Pelaku harus
diadili.


Baca juga: Jokowi Minta Panglima Tindak Oknum Anggota TNI yang Rasis ke
Mahasiswa Papua


"Kami menuntut Jokowi mengadili pelaku yang rasis terhadap mahasiswa Papua
di Surabaya," ujar koordinator aksi Ambros saat berorasi. 3. Pakai topeng
monyet Massa aksi Kamisan bergabung dengan mahasiswa Papua saat berunjuk
rasa di Taman Pandang Istana.


Aksi Kamisan merupakan aksi dari para korban pelanggaran HAM dan aktivis
yang digelar di depan Istana Merdeka setiap hari Kamis. Aksi ini menuntut
penyelesaian kasus-kasus HAM yang belum terungkap. Massa aksi Kamisan
mengenakan pakaian serba hitam. Massa juga menggunakan payung hitam yang
bertuliskan tuntutan-tuntutan mereka.


Massa aksi Kamisan membawa sejumlah poster dan spanduk. Salah satu
tulisannya yakni "#DukungPapua" dan "#KamiBersamaPapua".


Baca juga: Gabung dengan Mahasiswa Papua, Massa Aksi Kamisan Pakai Topeng
Monyet Sebagian dari mereka menutupi wajahnya dengan memakai topeng monyet.


Mereka juga menyalakan lilin. Massa aksi Kamisan dan mahasiswa Papua
bersama-sama melakukan aksi diam selama 15 menit. 4. Teriakkan referendum
Mahasiswa Papua meneriakkan referendum saat berunjuk rasa di Taman Pandang
Istana.


Menurut mereka, referendum adalah cara yang tepat untuk mengakhiri tindakan
diskriminasi, rasis, dan pelanggaran hak azasi manusia (HAM) terhadap
masyarakat Papua. "Tujuan kami referendum. Itu cara paling tepat untuk
menyelesaikan pelanggaran HAM.


Cara paling demokratis adalah memberikan hak menentukan nasib sendiri,"
ujar seorang orator. Mereka berulang-ulang meneriakkan referendum.


Baca juga: Demo di Depan Istana, Mahasiswa Papua Teriakkan Referendum
"Referendum?" kata seorang orator. "Yes," sahut massa aksi.


Massa menyatakan bahwa rakyat Papua tidak membutuhkan otonomi khusus
(otsus). Mereka hanya ingin menentukan nasibnya sendiri.


"Orang Papua ingin merdeka, bukan otsus, bukan pembangunan," kata orator.
4. Konvoi Aksi unjuk rasa mahasiswa Papua berakhir sekitar pukul 17.40 WIB.


Mereka kemudian bergerak menuju kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta
di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka konvoi melalui Jalan
Medan


Merdeka Barat. Ada yang naik mobil komando, sepeda motor, dan
berlari. Konvoi mereka diiringi musik dari mobil komando. Aparat kepolisian
mengawal konvoi itu menggunakan sepeda motor dan ikut berlari. Baca juga:
Usai Demo di Depan Istana, Mahasiswa Papua Konvoi ke LBH Jakarta Polisi
kemudian mengarahkan massa untuk berhenti di pintu Monas, Jalan Silang
Merdeka Barat Daya atau seberang Patung Arjuna Wiwaha.


Di sana, koordinator aksi meminta massa naik ke metromini. Massa kembali
berkonvoi menuju kantor LBH Jakarta pada sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka
naik sejumlah sepeda motor, satu angkot, dan lima metromini. Konvoi mereka
dikawal polisi. Selama konvoi, mereka beberapa kali bernyanyi dan
meneriakkan Papua merdeka.


Massa tiba di Kantor LBH Jakarta sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka kemudian
duduk-duduk dan beristirahat di sana. 5. Demo lagi pekan depan Massa
meninggalkan kantor LBH Jakarta sekitar pukul 20.30 WIB.


Mereka pulang berkelompok. Mereka pulang ke asrama atau kontrakan mahasiswa
Papua di Tangerang, Bogor, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan
Jakarta Selatan. Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua Surya
Anta mengatakan, massa kemungkinan akan berdemo kembali pada pekan depan.


"Kemungkinan minggu depan (demo lagi), lihat perkembangan," ujar Surya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com <http://kompas.com/> dengan judul "5
Fakta Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Papua di Depan Istana Negara",
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/23/07573951/5-fakta-aksi-unjuk-rasa-mahasiswa-papua-di-depan-istana-negara?page=all
..
Penulis : Nursita Sari
Editor : Irfan Maullana


++++++.


https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/28/papuan-villagers-join-second-wave-of-protests-demand-referendum.html?src=mostviewed&pg=academia/2019/08/28/auditors-findings-weaken-indonesias-defense-of-palm-oil-industry.html


*Papuan villagers join second wave of protests, demand referendum*

   -

   Victor Mambor

   The Jakarta Pos


*PREMIUM*

 Melbourne   /   Wed, August 28, 2019   /  10:15 am Thousands of people in
Dogiyai regency in Papua rally against racism and demand a referendum on
Aug. 26. (Handout/-)


This week saw a second wave of protests against racism erupt in Papuan
regencies, this time with thousands of villagers donning customary attire
and joining their urban counterparts to fill the streets chanting words
brimming with Papuan pride. Many shouted “Freedom!” while some demanded a
referendum on self-determination. A video, verified by locals contacted by
The Jakarta Post, showed hundreds of residents from several  …...........etc

Kirim email ke