https://www.antaranews.com/berita/1055494/untuk-pengembangan-blok-masela-warga-maluku-tak-boleh-jadi-penonton?utm_source=antaranews&utm_medium=related&utm_campaign=related_news

*Untuk pengembangan Blok Masela, warga Maluku tak boleh jadi penonton*

 *Rabu, 11 September 2019 07:11 WIB*




*Gubernur Maluku, Murad Ismail saat membuka rakor bersama bupati/wali kota
se-Maluku tahun 2019, di Ambon, Selasa (10/9/2019). Gubernur meminta
bupati/wali kota bekerja optimal menghadapi pengembangan ladang gas abadi
Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. ANTARA/Jimmy Ayal/pri*

*Secara nasional kita  di Maluku dikategorikan daerah termiskin keempat.
Karena itu Blok Masela yang merupakan simbol pembangunan di Indonesia Timur
berskala global setelah Freeport Indonesia ini harus mampu mendongkrak
posisi Maluku untuk terbebas da*

Ambon (ANTARA) - Gubernur Provinsi Maluku Murad Ismail menegaskan
masyarakatnya tidak boleh menjadi penonton dalam program pengembangan
ladang gas abadi Blok Masela oleh kontraktor minyak dan gas (migas) asal
Jepang di Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang dimulai tahun 2022.

"Saya tidak mau anak Maluku kelak hanya menjadi penonton di rumahnya
sendiri terkait pengelolaan Blok Masela. Pengelolaan ladang gas abadi ini
harus menyejahterakan masyarakat di daerah ini," katanya di Ambon, Rabu.

Sesuai rencana pengembangan (Planning of Development) blok gas abadi Masela
yang disepakati pemerintah pusat bersama perusahaan minyak dan gas terbesar
asal Jepang, Inpex Corporation, tahapan konstruksinya akan berlangsung
selama lima tahun dimulai 2022, sedangkan produksi baru dilakukan pada 2027..

Menurut gubernur, tahapan konstruksi lapangan gas abadi Blok Masela akan
berjalan setelah persoalan lahan, tata ruang dan analisa dampak lingkungan
(amdal) terpadu yang menjadi kewenangan pemerintah daerah selesai diproses
hingga batas waktu ditentukan.

"Saya ingin prosesnya dipercepat. Jika masalah lahan, tata ruang dan amdal
bisa selesai tahun 2020, maka tahapan konstruksi dan produksinya bisa
berlangsung dua tahun lebih cepat dari jadwal yang ditentukan," ujarnya.

Menyangkut hal tersebut, gubernur menyatakan akan membicarakannya lagi
dengan Inpex Corporation melalui anak perusahaannya Inpex Masela Ltd dan
Satuan Kerja Khusus minyak dan gas (SKK Migas).

Karena itu, ia mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di 11
kabupaten/kota di Maluku dapat juga dapat mempersiapkan diri menyambut
pengembangan proyek strategis nasional tersebut, terutama mengantisipasi
penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam skala besar.

"Saya minta pemkab/pemkot, perguruan tinggi dan instansi teknis dapat
mempersiapkan mekanisme penyerapan tenaga kerja pada pengembangan Blok
Masela dengan baik dan profesional, termasuk menyiapkan tenaga kerja
terampil dan berkualitas," katanya.

Dia berharap pengembangan ladang abadi Blok Masela yang merupakan investasi
asing terbesar di Indonesia sejak tahun 1968, dapat memberikan dampak
besar, terutama mengatasi tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di
Maluku.

"Secara nasional kita  di Maluku dikategorikan daerah termiskin keempat.
Karena itu Blok Masela yang merupakan simbol pembangunan di Indonesia Timur
berskala global setelah Freeport Indonesia ini, harus mampu mendongkrak
posisi Maluku untuk terbebas dari kemiskinan dan pengangguran," demikian
Murad Ismail.

*Baca juga: **Gubernur Maluku minta Inpex Corp jujur soal manfaat Blok
Masela*
<https://www.antaranews.com/berita/997364/gubernur-maluku-minta-inpex-corp-jujur-soal-manfaat-blok-masela>

*Baca juga: **Pengelolaan Blok Masela berpotensi buka pekerjaan 73.000
orang*
<https://www.antaranews.com/berita/959268/pengelolaan-blok-masela-berpotensi-buka-pekerjaan-73000-orang>

*Baca juga: **Inpex butuh dua tahun sosialisasikan pengembangan Blok Masela*
<https://www.antaranews.com/berita/999258/inpex-butuh-dua-tahun-sosialisasikan-pengembangan-blok-masela>

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Kirim email ke