Ulang Tahun ke-61 dan Momen Natal, NTT Terima Satu Jenazah TKI

Gabriel Goa sendiri menuntut keseriusan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat 
dalam mengurus kasus human trafficking di provinsi itu yang ia nilai sudah 
darurat.
24/12/2019 291

Aktivis kemanusiaan saat menjemput jenazah TKI asal Belu di Kargo Bandara El 
Tari, Senin (23/12) siang

Kupang, Vox NTT- Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 sekaligus momen Hari 
Raya Natal, Provinsi NTT kembali menerima jenazah TKI yang meninggal di 
Malaysia pada Senin (23/12/2019) siang.

Kepala BP3TKI Kupang Siwa ketika dikonfirmasi VoxNtt.com membenarkan adanya 
pengiriman jenazah TKI dari negeri Jiran.

“Memang ada asal Kabupaten Belu, kami juga baru dapat info (informasi) dari 
Garuda tadi pagi, kemudian kami langsung atur pemulangan ke Kabupaten Belu, 
info (informasi) tersebut kami peroleh saat jenazah sedang dalam penerbangan,” 
kata Siwa melalui pesan WhatsApp-nya.

Ia mengaku dokumen TKI yang meninggal di Malaysia itu masih di staf yang 
mengurus kepulanganya dari Kargo Bandara El Tari Kupang.

Namun, Siwa menyebut nama TKI yang meninggal yakni Yanuarius Bruno Kehi asal 
Desa Mandeu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu.

“Kami tidak tahu kapan dia pergi dan di mana dia bekerja, tadi pagi baru 
diberitahu oleh orang Garuda tentang adanya jenazah itu dari Malaysia, yang 
pasti yang lebih tahu adalah keluarganya,” katanya.

Kendati demikian, berdasarkan dokumen dari KBRIKL bahwa yang bersangkutan 
meninggal karena kecelakaan lalu lintas, dengan bagian tubuh ada bekas jahitan.

Jenazah Yanuarius menambah deretan nama TKI asal NTT yang meninggal di luar 
negeri.

Berdasarkan data BP3TKI, hingga 23 Desember 2019, NTT sudah menerima jenazah 
TKI sebanyak 119 orang.

“Data yang ada pada kami bahwa pekerja migran asal NTT yang meninggal dunia 
selama tahun 2019 (Januari – 23 Desember 2019) adalah 119 orang,” ungkap Siwa.

Namun, data itu belum sepenuhnya. Padma Indonesia juga menyebut selain data 
oleh BP3TKI ada tiga jenazah lain yang dipulangkan. Ketiganya dipulangkan oleh 
Padma Indonesia.

“Berarti tambah 3 yang diurus Padma Indonesia, jadi 122 jenazah,” kata Direktur 
Padma Indonesia, Gabriel Goa.



Gubernur Laiskodat Diminta Serius

Gabriel Goa sendiri menuntut keseriusan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat 
dalam mengurus kasus human trafficking di provinsi itu yang ia nilai sudah 
darurat.

“Tidak hanya Gubernur dan DPRD NTT, tetapi juga dikejar pertama Presiden Jokowi 
dan Menaker, Menlu, Menhub, Menteri Kelautan dan Perikanan yang belum 
merealisasikan Aturan Turunan UU Pelindungan Pekerja Migran Nomor 18 Tahun 
2017, serta implementasinya ke provinsi dan kabupaten/kota,” ujar Gabriel, 
Minggu malam.

Ia juga meminta DPR dan DPD RI khususnya asal Dapil NTT agar jangan tidur, 
tetapi mengawasi serius persiapan ‘SDM Unggul Indonesia’ oleh Pemerintahan 
Jokowi. Itu terutama dalam penerapannya di Provinsi NTT.

Selanjutnya, Gabriel mendesak Bupati dan Wali Kota, serta DPRD agar serius 
membangun Balai Latihan Kerja (BLK) profesional dan Layanan Terpadu Satu Atap 
(LTSA) untuk calon pekerja migran Indonesia.

Hal itu agar, para pekerja yang ke luar negeri tidak terus menerus menjadi TKI 
ilegal. Sebab, kondisi demikian rentan menjadi korban human trafficking. Organ 
tubuh mereka dijual oleh mafiosi human trafficking internasional.

Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba

Kirim email ke