Belanda ya suka kasih "bantuan", karena mengharapkan kemudahan
untuk proyek2 berikutnya.
Hebatnya kali ini sampai raja Belanda sendiri minta maaf atas
kejadian lampau, bukan si perdana menteri, menteri luar negeri
ataupun dutabesarnya.
Banyak mahasiswa dari Indonesia belajar di Belanda. Juga dosen2nya.
Dan dosen2 yang sudah dapat PhDnya mengajar beberapa tahun di Belanda.
Ada beberapa dari dosen ini sering datang diundang beri ceramah oleh
masyarakat Indonesia.

Op wo 11 mrt. 2020 om 06:36 schreef ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> Keadaan semakin memburuk. Menteri-menteri menjaga jarak, partai-partai
> pendukung melengos. Jokowi.. minta bantuan Raja Belanda... 😂
>
>
> *--- roeslan12@... wrote:*
>
> *REFLEKSI :*
>
>
>
> *NKRI BERADA DALAM CENGKERAMAN YANG SANGAT KUAT DARI*
>
> *OLIGARKI EKONOMI YANG BEREDIOLOGI NEOLIBERALISME!!!*
>
> *>>BISAKAH NKRI MENJDADI NEGARA MAJU???<<*
>
> *Glittering Generatity* : Kabinet Jokowi periode ke dua ini diberi nama 
> *Kabinet
> Indonesia Maju*; menurut pengamatan saya;Presiden Jokowi selalu
> menghubungkan sesuatu dengan *``kata yang baik; dipakai untuk membuat
> kita menerima dan menyetujui sesuatu, tanpa memeriksa bukti-bukti**``*
>
> *Menurut pengamatan saya : Kabinet Indonesia Maju tidak akan bisa terjadi,
> yang akan terjadi adalah : KabinetIndonesia Mundur, karena kebijakan
> ekonomoi politiknya berputar balik mundur meniru kebijakan kapitalisme AS
> ditahun 1840, yang men**g**eluarkan Undang-undang Omnibus Law.*
>
> Tulisan ini berusaha untuk mengalisa akan terjadinya kegagalan Kabinet
> Indonesia Maju periode ke dua rezim neoliberal Jokowi, karena tidak
> didasarkan pada kenyataan realita soaial politik kita dewasa ini, yang
> dikepung oleh para koruptor kakap, yang berbudaya KKN, sedangakan kemampuan
> KPK telah dipreteli,sehingga terkesan bahwa KPK telah mati suri. Menurut
> pengamatan saya, apa yang dinamakan *Kabinet Indonesia Maju*, samasekali
> tidak akan bisa terjadi; Ucapan *Kabinet Indonesia Maju*, saya tnggapi
> sebagai ucapan yang bermuatan *Glittering Generatity, *yang beraroma
> kebohongan yang terselubung. Justru yang akan terjadi adalah *Kabinet
> Indonesia mundur,* yang akan mengantar terjadinya suatu persepsi bahwa : 
> *Indonesia
> Yang Merdeka* sekarang ini, dapat dikatakan merupakan *replika *dari* 
> Indonesia
> yang Ter-Jajah pada zaman kolonial Belanda; *Ini tercermin dalam
> dialektik hubungan Ekonomi di Indonesia sejak jaman kolonialisme Belanda
> sampai sekarang (era ``reformas``) pimpinan Presiden Jokowi, yang
> merefkelsikan dirinya dalam bentuk *hubungan ekonomi yang ekploitatif.*
>
> Diera ``reformasi `` yang sudah berlangsung serang lebih selama 21 tahun
> ini, kita telah *menyaksikan* bahwa kelompok oligarki ekonomi yang
> memaksakan ediologi neoliberalisme dapat berhasil, dan bisa melakukan
> cengkeraman yang sangat kuat dalam realita sosial politik kita . Fenomena
> ini tidak mempunyai arti yang signifikan; Karena fenomena ini hanya
> dimungkinkan oleh karena adanya *intervensi negara**,* *seperti
> korporatisme dan fasisme di tahun-tahun-tahun tiga puluhan (1930). **Dalam
> konteks ini yang dimaksut intervensi negara adalah intervensi rezim
> Jokowi-Ma´ruf Amin, *yangsecara langsung  mendorong kegiatan kelompok
> oligargi ekonomi yang adalah kelompok pendukung setia ideologi
> neoliberalisme; yang berusaha untuk menjadikan Indonesia yang Merdeka
> sekarang ini dapat dikatakan merupakan *replika *dari *Indonesia Yang
> Terjajah* pada zaman kolonialisme Belanda. Indonesia yang telah
> memproklamirkan kemerdekaan ditahun 1945, terus didesak untuk *mundur
> dari* *tuntutan-tuntutan kultural Prokalasi Kemerdekaan nasional, yaitu
> kemerdekaan,demokrasi,emansipasi,harga diri dan jati diri sebagai bangsa
> yang mandiri didalam Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI*); *akan*
> *terus* *didesak masuk ke era periode krisis kapitalkisme AS sekitar
> tahun 1840,yang mendorong dikeluarkannya Undang-Undang Omnibus**Law**, *yang
> tentu saja akan sangat menguntungkan para *pemilik* *modal besar AS saat
> itu*; khususnya di Indonesia saat ini adalah *isvestor-investor asing* yang
> digambarkan sebagai para *``pencipta kerja``*,yang menurut istilahnya
> orde baru disebut *pemberi kerja*, ini terecermin dalam *Rancangan
> Undang-undang Ciptakerja, *yang terus dipropagandakan dan dipaksakan,
> oleh rezim neoliberal Jokowi-Ma´ruf Amin melalui DPR RI.
>
> Selain dari apa yang sudah saya utarakan diatas, maka menurut pengamatan
> saya, rezim NKRI adalah rezim penguasa yang telah mengadapsi ideologi
> neoliberalisme, ini tercermin dalam, kebijakannya yang menganut sistem
> ekonomi neoliberal; jadi tidaklah mengherankan jika di era kekuasaan rezim
> Jokowi sekarng ini terkesan kuat telah *memberi peluang* besar kepada
> kelompok oligarki ekonomi untuk melakukan *cengkeramannya,* dengan cara
> membuat konsep untuk meperoleh rente. Rente dalam konteks ini tidak bararti
> bunga yang harus dibayar atas pinjaman modal, tapi adalah terjemahan dari
> pengertian *rent*, yang digunakan dalam teori ekonomi, maka untuk
> mudahnya digunakan kata *rente, *untuk membedakan kata bunga.  Dalam
> suatau buku yang ditulis oleh Profesor *Anne Krüger*, guru besar dalam
> ilmu ekonomi pada Universitas Minnesota, AS, yang berjudul *``The
> Political Economy of the Rent-Seeking Society``**..* Telah dikembangkan
> suatu konsep yang menarik yaitu konsep *rent-seeking.*
>
> Konsep ini di NKRI sangat relevan, karena *pemerintah dan aparatur
> negaranya*banyak yang telah terpapar virus budaya KKN, sehingga dengan
> mudah dapat dipengaruhi atau disuap oleh para *pengusaha yang terkena
> suatu pembatasan pemerintah, *sebagai contohmisalnya saja dalam hal
> penetapan *tarif bea masuk* atau *kuota (pembatasan kuantitatif)*  atas
> impor suatu barang tertentu, maka harga barang impor itu naik akibat kuota
> tersebut, yang akan menghasilkan tambahan keuntungan  (keuntungn kuota)
> atau rente yang *sangat b**esar* bagi *para importir *(pengusaha), yang
> memperoleh izim impor barang resebut.
>
> Jadi menurut pengamatan saya, adalah *su**a**tu elusi* bahwa *keuntungan
> yang sangat besar dari* *kuota tersebut akan memberikan nilai tambah yang
> substansial bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.*
>
> Dari uraian tersebut diatas tercermin adanya dua  jenis kelompok pencari
> rente ; yaitu *kelompok yang tetap turut melakukan kegiatan-kegiatan
> produktif secara sedar**dan wajar*, dan *kelompok yang mengkhususkan
> dirinya dalam upaya pencarian rete ekonomi.* Keberadaan dua jenis
> kelompok inilah yang membentuk terjadinya *jaringan kelompok pemburu
> Rente*, yang dalam kekuasaan rezim neoliberal Jokowi, dikenal sebagai 
> *kepompok
> oligarki-ekonomi*, yang cengkeramannya sangat kuat dalam realita sosial
> politik kita.  karena para birokrat rezim Jokowi dan para politikusnya
> banyak yang telah *terpapar virus budaya KKN, dan virus penyakit konsum
> syndrom, yang dilindungi oleh undang-undang Omnibus Law, yang sekarang
> sudah direncanakan oleh rezim Jokowi, dan akan dipaksakan untuk segera
> mungkin di sahkan oleh DPR RI.*
>
> *Kesimpulan akhir :*
>
> *Jika bangsa ini sungguh-sungguh  berkeinginan secara iklas untuk
> menyaksikan proses berlangsungnya Indonesia maju, maka* *reformasi sosial
> yang mendasar perlu dilaksanakan*. *Kemudian seiring dengan ini,harus
> dilaksanakan pentahapan yang logis dan sistematis khusunya Pasal 33 UUD 45
> dan Pancasila dalam bebagai komponen strategi pembangunan*. *Usaha ini
> sangat perlu dilakukan oleh karena:*
>
> *Kemajuan suatu bangsa adalah merupakan fungsi dari sistem sosial bangsa
> ini secara keseluruhan. **Sarana seperti ini tidak akan mungkin bisa
> terjadi dalam suatu negara yang telah menelan bulat-bulat ideologi
> neoliberalisme,dan menghidupkan lembali UU Omnibus Law; kecuali itu juga
> mengandung Utang yang bertumpuk-tumpuk.*
>
> *Jadi betul jika dikatakan bahwa : Jadi Target Jokowi , 2024 Nol Persen
> kemiskinan hanyalah impian disiang hari bolong**; **Karena tidak akan
> bisa  terjadi!!!.** Alias BOHONG !!!*
>
> Roeslan
>
>
> *Von:* ajeg
>
> Bagaimana bisa maju wong kerjanya asal jeplak melulu. Disanjung dungu,
> ngamuk.
>
>
> Dungu kan?
>
> -
>
>
> Nol Persen Kemiskinan Di 2024, Istana: Kalau Tak Tercapai Namanya Juga
> Target
>
>
> https://rmol..id/amp/2020/03/07/424393/https-politik-rmol-id-read-2020-03-07-424393-nol-persen-kemiskinan-di-2024-istana-kalau-tak-tercapai-namanya-juga-target
>  
> <https://rmol.id/amp/2020/03/07/424393/https-politik-rmol-id-read-2020-03-07-424393-nol-persen-kemiskinan-di-2024-istana-kalau-tak-tercapai-namanya-juga-target>
>
>
>
>
> 
>

Kirim email ke