Ini nenek masih juga MEMBODOHKAN diri??? Kalau sudah menuduh PEMERINTAH Tiongkok sekarang ini sudah menjadi kekuasaan kapitalisme/imperialisme, BUKANKAH itu FITNAH disiang hari bolong!!! Lalu, menggunakan kutu-rambut yg bisa ditemukan sebagai fakta. Apa bedanya dengan sibuta melihat GAJAH, yang kepegang kuping nya, dibilang itulah gajah, ... TIDAK BERHASIL melihat GAJAH seutuhnya!

TIDAK ADA yang menyangkal, dimana dan kapanpun PASTI ada saja kapitalis-kapitalis nakal, dan akan terjadi terus sepanjang sejarah kehidupan manusia! Sebagaimana manusia setiap saat bisa berbuat KESALAHAN! Sedang setiap pemerintah berkuasa senantiasa diuji bisa dan mampu tidak menggunakan PENTUNG nya untuk gebuk dan jatuhi HUKUMAN sesuai HUKUM yang berlaku! Jadi, tidak lalu mengangkat kutu-kutu yang ditemukan itulah kapitalis-Tiongkok, ... karena kenyataan TIDAK SEMUA kapitalis di Tiongkok begitu KEJAM dan SERAKAH menghisap dan menindas pekerja dan buruh nya! Sebaliknya, yang ditahun 2018, lebih 30 ribu kapitalis-kapitalis di Tiongkok justru BERHASIL digerakkan ikut serta dalam Gerakan Membebaskan Kemiskinan didesa-desa terbelakang yang tersisa, ...! Dan, membuktikan KEBERHASILAN mereka, kapitalis-kapitalis itu ikut membebaskan kemiskinan di desa-desa terbelakang di Tiongkok! Kenapa kenyataan yang lain ini TIDAK berani dilihat dan diakui nenek yang satu ini???


Tatiana Lukman 於 2020/5/11 上午 04:54 寫道:

Ha...ha.. FITNAH??? Siapa di sini yang lagi ngomongin covid 19?? NGACOOO! Jangan mengalihkan soal dan sasaran!! Trup-Pompeo adalah SAMPAH, tidak ada yang mendebatkan itu!!! Dari dulu kita menghujat imperialisme tua yang sdh sempoyongan!! Itu sudah pengetahuan umum... Yang harus diblejeti adalah imperialisme China...dan rezim penghisapan kejam kaum kapitalis China...Bukan hanya WNnya sendiri yang menderita penghisapan kejam, warga asing juga!! Kapital tidak pilih-pilih bangsa untuk menghisap!! Yang dilihat hanya KEUNTUNGAN!!! Maunya lihat kenyataan kehidupan para milyuner, bilyuner... tapi menutup mata pada kenyataan penghisapan terrhadap buruh!!!

Sent from Mail <https://go.microsoft.com/fwlink/?LinkId=550986> for Windows 10

*From: *ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent: *Sunday, 10 May 2020 02:23
*To: *Tatiana Lukman <mailto:jetaimemuc...@yahoo.com>; GELORA_In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Subject: *Re: [GELORA45] Buruh China juga kerja 18 jam sehari!

Tak usah apriori dengan main FITNAH begitu! Apa bedanya dengan cara Trump-Pompeo yang gunakan intrik, bohong dan fitnah hendak melemparkan KESALAHAN dan Tanggungjawabnya pada Tiongkok?! Dan akhirnya TERPAKSA merubah tuduhan, ... setelah makin banyak fakta gejala pasien Covid-19 diberbagai negara termasuk di Amerika sendiri yang muncul justru SEBELUM merebak di Wuhan!

Kita lihat sajalah bagaimana KENYATAAN yang terjadi, ...bagaimanapun juga TIDAK akan mampu merubah yang putih menjadi hitam! Yang PUTIH tetap Putih, yang HITAM tetap hitam, ...! Yang mana kutu-busuk yang mana GAJAH sesungguhnya!!!

Tatiana Lukman 於 2020/5/10 上午 05:02 寫道:

    P.,.... pepesan kosong!! Justru karena masih ada perjuangan kelas
    maka Negara juga berwatak kelas....Mengharapkan negara
    borjuis/kapitalis China menerapkan hokum yang dia bikin sendiri
    dalam hubungannya dengan buruh, itulah mimpi di tengah hari
    bolong!!!! Wong keputusan pengadilan internasional tentang pulau
    di Lautan Tiongkok Selatan saja dia kentutin, masih mengharapkan
    sang Kaisar adil dengan buruh!!! Dasar REMO!!!

    Sent from Mail <https://go.microsoft.com/fwlink/?LinkId=550986>
    for Windows 10

    *From: *ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
    <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
    *Sent: *Saturday, 9 May 2020 01:59
    *To: *GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>;
    Tatiana Lukman <mailto:jetaimemuc...@yahoo.com>
    *Subject: *Re: [GELORA45] Buruh China juga kerja 18 jam sehari!

    Hehehee, ... ini nenek pencari kutu lagi-lagi membuktikan dirinya
    hanya hidup dalam MIMPI! SUDAH TIDAK SADAR dirinya masih HIDUP
    didunia nyata sudah sudah ratusan tahun memasuki jaman KAPITALISME
    yang harus dilewati dan entah berapa ratus tahun kedepan lagi baru
    bisa memasuki jaman Sosialisme, jaman dimana seperti dalam
    mimpinya itu yang TIDAK ADA lagi klas dan perjuangan klas!

    KERJA 8 jam/hari adalah juga ketetapan HUKUM di Tiongkok, kerja
    lembur dengan upah lembur yang harus diberikan majikan, adalah
    KELEBIHAN kerja 8 jam itu! Kelebihan juam kerja, apalagi TIDAK
    dibayar adalah PELANGGARAN yang mutlak akan dijatuhi sanksi HUKUM
    yang berlaku, ...! Dari sekian buaanyak kapitalis di Tiongkok,
    tentu tidak terhindarkan ada yang nakal dan melanggar ketentuan
    HUKUM, ... itulah sebab diperlukan adanya SERIKAT BURUH, adanya
    KESADARAN masyarakat yang lebih tinggi untuk membela dan
    perjuangkan kepentingan hidupnya sendiri lebih BAIK dan majuu
    lebih baik lagi,...! PENTUNG NEGARA untuk mendisiplin kapitalis2
    nakal itu TETAP berjalan dengan cukup baik bisa dibuktikan makin
    sejahteranya kehidupan masyarakat Tiongkok, kalau saja tidak
    hendak melihat ratusan juta warga Tiongkok yang bertamasya di
    setiap hari-libur, baik didalam maupun keluar negeri! Juga boleh
    melihat kemampuan masyarakat mentaati disiplin NGEREM dirumah
    selama lebih 2 bulan dalam melancarkan Perang Rakyat Melawan
    epidemi Covid-19 itu! Di Tiongkok BISA jalan dengan baik dan penuh
    disiplin, yang sulit bisa ditemukan bahkan tidak mungkin bisa
    terjadi di negara lain didunia ini! Itukan membuktikan rakyat
    banyak di Tiongkok sudah cukup makmur, ngerem dirumah lebih 2
    bulan juga tidak membuat kelaparan dan kebingungan memberi makan
    keluarga dirumah!

    Kalau saja kapal Liongxin itu betul milik kapitalis Tiongkok dan
    harus bertanggungjawab atas pelanggaran HUKUM yg terjadi, pihak
    pemerintah Tiongkok PASTI akan gunakan PENTUNG nya untuk menindak
    kapitalis nakal itu, ... PASTI dan tak perlu diragukan lagi!

    Sedang bagi pemerintah RI, saya pun berpendapat, hendaknya bisa
    mendisiplin dan menindak perusahaan2 yg harus bertanggungjawab
    mempekerjakan NELAYAN Ind. keperusahaan asing itu! Disinilah SB-SB
    yang ada dan kesadaran masyarakat diuji , ... sudah mampu
    memperjuangkan kepeentingan BURUH atau belum?

    Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com
    <mailto:jetaimemuc...@yahoo.com> [GELORA45] 於 2020/5/9 上午 04:22
    寫道:

        Di bawah ini pengalaman kongkrit seorang buruh di China
        kapitalis. Bangun jam 7:20 AM, sarapan semangkok bubur dan
        semacam ‘ pancake’ setipis kertas. Seperti juga di
        pabrik-pabrik di Indonesia, pengusaha selalu meningkatkan
        target. Sama, di China juga. Buruh China ini  , pagi hari,
        kerja 11 jam tanpa istirahat, bahkan ke WC pun tidak, karena
        takut tidak memenuhi target yang harus dibayar dengan kerja
        lembur gratis! Oleh karena itu ketika selesai 11 jam kerja dan
        mau ke WC, orang antri panjang!! Kalau antriannya buyar,
        kenalah merreka makian dari pengawas atau mandor!! Kemudian
        untuk makan siang, sama... berdesak-desak untuk dapat duluan,
        kalua belakangan datangnya sudah tidak kebagian, karena jumlah
        makanannya tidak sesuai dengan jumlah buruhnya...Walaupun
        makanannya buruk, tapi harus juga mereka menelannya, kalau
        tidak, bagaimana bias dapat sedikit energi untuk meneruskan
        kerja sore hari!!! Sore hari mereka kerja 5 jam. Berarti 11 +
        5 = 16 jam! Setelah makan malam, masih ada 2 jam lagi kerja
        lembur... Artinya 16 + 2 = 18 jam!!!

        Apa yang dialami ABK di kapal China, kerja 18 jam dengan
        bayaran seperti tertulis dalam berita itu sama sekali bukan
        fantasi!! Coba  antek remo dan konco-konco pendukung China
        kapitalis itu disuruh  kerja 18 jam tiap hari, seperti robot!!!

        Gampang sekali ngomong, kapitalis yang nakal, hukum
        saja....Selesai perkara, bukan?? Ha...ha.. Sudah lupa ajaran
        Marx dan Lenin tentang Negara dan mesin Negara serta
        fungsinya??? Berapa kasus pelanggaran HAM yang sudah
        diselesaikan dengan adil di Indonesia???Ratusan konflik tanah,
        bahkan konflik yang dimenangkan di MA pun, tidak dijalankan.
        Di AS, segregasi atas dasar ras sudah dinyatakan ilegal di
        konstitusi, tapi sampai hari ini, 2020, masih banyak sekali
        orang kulit hitam yang didiskriminasi... Di China kapitalis,
        buruh yang nuntut diterapkannya hukum yang berlakupun akhirnya
        di phk, dipenjara, diculik!! Apa nanti kata antek
        remo...Ah,ajaran Marx dan Lenin bukan dogma, kenapa tidak bisa
        dikritik dan „ „ ‘”dikembangkan“??? Ya itulah orang remo,
        kerjanya merevisi ajaran Marx, lenin dan Mao!!!

        *One Day*

        by “I Love Cilantro” (/Wo Ai Xiangcai/)

        Working in the factory has turned me into a robot. I live a
        mechanical existence. Almost every day I repeat my role in the
        same scenes.

        The alarm clock wakes me up at exactly 7:20 in the morning. I
        go to the toilet, wash my face, change my clothes, no time to
        brush my teeth, I take my key and run straight to the factory.
        I get to the canteen a bit before 7:40, find a bowl, and rush
        to the window where they serve food. The aunty on the other
        side of the window serves me a bowl of porridge and a pancake
        about as thin as paper. This is my breakfast. Because I can’t
        fill my stomach, and the canteen won’t give me an extra
        pancake, I often buy a couple of steamed buns on the street.
        It’s the only way I can make it until noon.

        Our workshop is on the fourth floor. We make facemasks. Each
        work post has a production quota, determined by specialized
        employees who stand behind our backs, timing us with a
        stopwatch. They always try to raise the quota by counting more
        than we actually produce. Moreover, they do this in the
        morning when we have the most energy, forcing us to repeat
        that speed for 11 hours. Otherwise we don’t reach the quota
        and have to do unpaid overtime. Most workers can’t meet the
        monthly quota. Although the management in this workshop isn’t
        particularly strict, and you need no special permission for a
        leave of absence, everyone is self-conscious. Some don’t even
        go to the toilet—not because they don’t need to go, but
        because they’re afraid they won’t meet the production quota if
        they do. Most people wait until they finish their work, so the
        toilets are always packed at the end of a shift.

        When it’s time for our break, the line leader gives the order
        to stop the line, then we queue up and wait for him to tell us
        when it’s OK to leave. We’re supposed to punch out one by one
        in an orderly fashion, but the queue tends to break up when
        we’re all eager to get to the canteen as quickly as possible,
        so the line instructors usually stand by the queue—supposedly
        to enforce discipline, but generally they just yell at us. By
        the time I finally punch out, change my overalls and shoes,
        and run down from the fourth floor to the canteen, it’s
        already packed with 200 people queued up in front of four
        windows. I grab a bowl, walk to the end of a queue, and then
        wait and wait, peeking into other people’s bowls to see what’s
        being served. When my turn finally comes up, I realize the
        dish I wanted is long gone, and all that’s left is the stuff
        that not only I but everyone dislikes. But I have no choice,
        so I take a few scoops of pickled vegetables to fill my
        stomach (and complain later). I often complain about the lack
        of decent food to my coworkers, but they blame me for running
        late, saying if only I hurried up there would be plenty to
        eat. Although I don’t argue, I’m always thinking that with a
        certain amount of people and a certain amount of food, it
        shouldn’t matter who arrives first or last; even if I came
        earlier, that would just mean someone else wouldn’t get to eat.

        Although the food is bad, I have to eat something—I’m thinking
        about the five hours of work I have to do in the afternoon, so
        I manage to gulp it down somehow. The afternoon shift is the
        same as the morning one, an endless stamping of facemasks
        (that means welding together the mouth cover and ear straps).
        Eating dinner feels like eating a cloned version of lunch:
        everything is exactly the same. Sometimes I think my canteen
        fee is spent entirely on pickled vegetables—it’s not worth it,
        but there’s nothing I can do. Going outside to eat takes too
        much time, and I’m sure the street stalls are even less
        sanitary than the canteen. Although my coworkers sneer at
        hearing this, I keep hoping the canteen will improve.

        After dinner, there are two more hours of overtime. This is
        the easiest part of the day, since we know it’s almost over,
        at least. As we get close to the end, everyone grows excited,
        as if we’re about to be “liberated.” That’s why we work really
        fast in the evenings and seem incredibly energetic. We’re
        finally done, freed, and after walking out of the factory
        gate, the fatigue weighing down my body unconsciously melts
        away into the noise of the commercial district. I also forget
        the repression of the shop floor, as if all that’s left is the
        unbearable physical exhaustion. Only then do I realize that I
        really spent myself in the workshop.

        I repeat this kind of existence day after day, on the shop
        floor, unable to see the sun, seldom going to the toilet even
        once. It goes so far that I’m afraid the sunlight will hurt my
        eyes! Although this is just one day, perhaps this will be my
        entire life as long as I’m “affirming” my labor-power in the
        factory.

        Sent from Mail
        <https://go.microsoft.com/fwlink/?LinkId=550986> for Windows 10



Kirim email ke