China Buka-bukaan Gaji Tenaga Kerjanya di RI, Lokal Berapa?
Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Share*0*
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5037766/china-buka-bukaan-gaji-tenaga-kerjanya-di-ri-lokal-berapa#>Tweet*0*
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5037766/china-buka-bukaan-gaji-tenaga-kerjanya-di-ri-lokal-berapa#>Share*0*
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5037766/china-buka-bukaan-gaji-tenaga-kerjanya-di-ri-lokal-berapa#>115
komentar
<https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5037766/china-buka-bukaan-gaji-tenaga-kerjanya-di-ri-lokal-berapa#komentar>
tka china pulang lewat bandara banyuwangiFoto: Ardian Fanani: TKA China
pulang lewat Bandara Banyuwangi
*Jakarta*-
Isu tenaga kerja asing (TKA) khusus dari China menjadi sorotan tajam
publik di Indonesia. Pemerintah China pun buka suara menjelaskan seputar
TKA di Indonesia.
Wang Liping, Minister Counselor Kedutaan Besar China di Indonesia
mengatakan untuk data jumlah TKA China di Indonesia, bisa langsung
mengecek ke Kementerian ketenagakerjaan. Wang menjelaskan TKA China di
Indonesia bekerja di berbagai bidang termasuk: pertambangan, listrik,
manufaktur, taman industri, pertanian, ekonomi digital, asuransi dan
keuangan, tempat kerjanya terutama di Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa Barat.
TKA China di Indonesia, kecuali sebagian merupakan kalangan manajemen,
yang lainnya adalah teknisi dan pekerja terampil. Sebelum datang ke
Indonesia, mereka sudah semuanya menyerahkan dokumen-dokumen sesuai
dengan persyaratan Kementerian Ketenagakerjaan dan Ditjen Imigrasi,
seperti sertifikat pendidikan, sertifikat keterampilan dan kualifikasi
lainnya, dan juga sudah mendapatkan persetujuan yang diperlukan.
"Kalau kita lihat situasi pada saat ini, setiap pekerja Tiongkok di
Indonesia setidaknya bisa menciptakan 3 lapangan kerja untuk masyarakat
lokal Indonesia. Contohnya, proporsi pekerja Tiongkok terhadap pekerja
Indonesia di Taman Industri IMIP adalah 1 banding 10; JD.id adalah 1
banding 70, dan Taman Industri Julong adalah 1 banding 150," ujar Wang
dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
*Baca juga:*Penjelasan soal Rencana 500 Pekerja China Masuk RI
<https://finance.detik.com/read/2020/05/29/173352/5033799/4/penjelasan-soal-rencana-500-pekerja-china-masuk-ri>
"Seorang pekerja terampil Tiongkok pada umumnya dibayar US$ 30 ribu per
tahun ditambah biaya penerbangan internasional dan akomodasi yang wajib
ditanggung oleh perusahaan, sementara itu seorang pekerja lokal
Indonesia dibayar 10% dari total biaya pekerja Tiongkok," sambung Wang.
Oleh karena itu, kata Wang, demi mengendalikan biaya investor China tak
mempunyai alasan untuk tidak mempekerjakan pekerja lokal. Bagi beberapa
proyek yang diinvestasikan oleh pelaku usaha China, memang
Indonesia tak mampu menyediakan cukup tenaga teknis dan pekerja
terampil, makanya perusahaan China harus menggunakan pekerja China
meskipun biayanya tinggi.
Namun, perusahaan-perusahaan Tiongkok telah merumuskan rencana
lokalisasi, yakni lebih banyak mempekerjakan pekerja lokal demi
menurunkan biaya.
"Sebagai contoh, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan secara
bertahap beralih ke manajemen lokalisasi. HUAWEI sedang melakukan
pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) pekerja lokal, dan sampai sekarang
pekerja Indonesia yang menerima pelatihan tersebut telah melebihi 7.000
orang," tutur Wang.
*Baca juga:*150 TKA Asal China di Jember Dipulangkan Karena Izin Tinggal
Habis
<https://news.detik.com/read/2020/05/25/182606/5028053/475/150-tka-asal-china-di-jember-dipulangkan-karena-izin-tinggal-habis>
*Simak Video "Video DPRD Sultra Bersurat ke Jokowi Tolak 500 TKA China"*
*(hns/hns)*