Media AS: Perusahaan Luar Negeri Tak Ingin Lepas dari Ekonomi Tiongkok
2020-06-16 16:19:27
http://indonesian.cri.cn/20200616/de67435e-746f-5886-73bc-8807cc56b294.html
Terpengaruhi oleh pandemi covid-19, ekonomi dunia dan perdagangan
internasional menghadapi sejumlah masalah, bahkan terdapat sekelompok
orang yang berkoar “lepas” dari ekonomi Tiongkok. The New York Times
hari Senin kemarin (15/6) memuat sebuah artikel yang bertajuk “Ingin
Lepas Dari Ekonomi Tiongkok? Coba Lihat Betapa Sulit Ketiga Industri
Ini”. Artikel tersebut menunjukkan, kekuatan ekonomi Tiongkok tetap
dianggap sebagai harapan terakhir demi menghindari resesi berlanjut
global, perusahaan luar negeri tidak ingin lepas dari ekonomi Tiongkok.
Artikel menganalisa 3 perusahaan luar negeri yang mengandalkan Tiongkok,
serta dengan mengutip pengalaman perusahaan perusahaan tersebut telah
menegaskan pentingnya pasar Tiongkok.
图片默认标题_fororder_mei
*Tenaga Usaha Penangkapan Lobster Australia: Pasar Tiongkok Luar Biasa*
Artikel pertama-tama menceritakan kisah atas satu perusahaan keluarga
yang membuka usaha penangkapan lobster di Australia.
Sekitar tahun 2000, Tiongkok telah menawarkan harga dan kontrak
pembelian lebih tinggi untuk menarik minat usaha lobster Australia .
Terhitung hingga awal tahun ini, sekitar 95% hasil lobster Australia
dijual ke pasar Tiongkok.
Akibat pandemi, Tiongkok sempat menghentikan pembelian lobster asal
Australia. Hal tersebut telah mengakibatkan sekitar 234 kapal
penangkapan lobster menghentikan operasi, dengan lebih dari 2000 pekerja
terdampak. Kemudian, para pedagang pengolahan lobster Australia berupaya
melakukan pluralisasi pasar, mereka mencoba menelepon ke setiap
pelanggan yang pernah menjalin hubungan kerja sama luar negeri, dalam
rangka memulihkan hubungan lama puluhan tahun lalu. Namun percobaan
ternyata tidak begitu berlaku, jumlah kapal penangkapan lobster
Australia tidak banyak yang melaut pada Februari, Maret dan April lalu,
dengan volume penghasilannya juga terbatas.
Perusahaan milik Camarda baru memulihkan penangkapan sekitar satu bulan
lalu. Perusahaannya kembali menerima pesanan dari Tiongkok, dengan
harganya sekitar separo dari harga pada Januari lalu, jumlah pesanan
juga tidak banyak. Tapi kalangan usaha Western Rock Lobster telah
sepakat untuk membangun kembali hubungan bisnis dan perdaganngan dengan
Tiongkok daripada mencari pasar lain.
Matt Taylor, ketua asosiasi Western Rock Lobster Australia menyatakan,
“Meskipun harga menurun, pesanan juga berkurang, tapi kami tetap
membutuhkan pasar Tiongkok, karena kami mampu memenuhi permintaan pasar
Tiongkok”.
Satu bulan lalu, penghentian penerbangan pesawat internasional
mengakibatkan berkurangnya jumlah penerbangan kargo internasional,
rantai penyuplaian lobster mengalami gangguan, transportasi juga menjadi
kesulitan. Pemerintah Australia sekali lagi turun tangan demi
menyediakan subsidi sebesar 70 juta dolar Australia dalam rangka
menunjangi ekspor melalui pesawat carter.
Ditunjukkan dalam artikel bahwa meskipun terdapat sekelompok orang yang
membujuk Australia mewujudkan swasembada dan pluralisasi pasar, tapi
Australia tak pernah meninggalkan pasar Tiongkok, sebaliknya telah
mengeluarkan kebijakan subsidi dalam rangka kembali ke pasar Tiongkok.
Fedele Camarda, nelayan generasi ketiga menyatakan, “Saat pandemi
merebak, kami masih berpikir, ke mana kami pada masa mendatang? Kemudian
berbagai negara di dunia telah dilanda covid-19, sementara hanya
Tiongkok sedang berangsur-angsur pulih kembali”.
“Meskipun dia cuma adalah sebuah pasar, tapi pasar Tiongkok benar-benar
luar biasa,” tuturnya.
图片默认标题_fororder_mei2
*Perusahaan Jerman: Tiada Pasar Mana Pun Dapat Mengganti Kedudukan Tiongkok*
Saat krisis keuangan tahun 2008, perindustrian Jerman menghadapi krisis
resesi yang parah, sementara pertumbuhan pesat ekonomi Tiongkok serta
keinginan kerasnya atas teknologi canggih Barat, sempat membantu
perusahaan Jerman cepat pulih dari resesi parah 10 tahun lalu.
Osram, produsen lampu terkemuka di dunia, bermarkas besar di Munich.
“Tahun 2008 saya cuma menargetkan dua pasar, yaitu Tiongkok dan Timur
Tengah”, tutur CEO Osram Olaf Berlien.
Dia menyatakan, tiada pasar mana pun yang dapat mengganti kedudukan
Tiongkok sebagai motor pertumbuhan dunia. Pasar India berpotensi besar,
tapi tidak cukup teratur. Penurunan tajam harga minyak bumi telah
mengakibatkan negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar
tidak begitu kaya lagi.
图片默认标题_fororder_mei3
*Produsen kloset Mewah Jepang: Menahan Sampai Akhirnya*
TOTO adalah produsen kloset terbesar Jepang. Fasilitas kloset elektronik
cerdas yang diproduksi TOTO disambut baik oleh konsumen Tiongkok.
Tahun-tahun belakangan ini, perusahaannya semakin mengandalkan pasar
Tiongkok. Volume penjualan kloset TOTO di luar negeri tahun lalu sekitar
separohnya berasal dari Tiongkok. Pihaknya telah membuka 7 pabrik di
Tiongkok.
Januari dan Februari lalu, terpengaruhi pandemi , lini perakitan pabrik
TOTO ditutup, dengan mengakibatkan penundaan pengiriman dan kerugian
besar, tapi TOTO tak pernah mempertimbangkan meninggalkan pasar
Tiongkok. Pada satu sisi, mempertimbangkan Tiongkok swebagai sebuah
pasar raksasa yang terus bertumbuh, pada sisi lain, perusahaan
berpendapat sejumlah besar tenaga kerja Tiongkok mempunyai keterampilan
teknis yang dibutuhkan TOTO.
Juru bicara TOTO, Sonoko Abe mengatakan, Tiongkok dan Jepang adalah
negara tetangga, sementara Tiongkok mempunyai sumber daya manusia yang kaya.
Dikatakan oleh Sonoko Abe, yang menjadi topik dalam rapat para manajer
senior setiap hari adalah “bagaimana kami menyesuaikan diri dengan
situasi dewasa ini”, meskipun TOTO juga buka pabrik di Thailand dan
Jerman, tapi perusahaan tak pernah mencoba mengalihkan produksi ke
tempat lain.
Produsen masker Jepang Iris Ohyama telah membuka pabrik di Dalian dan
Suzhou Tiongkok, dan terutama memasarkan produknya ke Tiongkok dan
Jepang. Iris Ohyama telah membuka lini produksi baru di Jepang untuk
memenuhi permintaan domestik, dan juga berencana membuka pabrik di
Prancis dan Amerika Serikat.
Juru bicara perusahaan tersebut Astuko Kido menyatakan, pihaknya tidak
punya rencana untuk menghentikan produksi di Tiongkok. Dikatakan oleh
Kido ,“Kami berpendapat, dilihat dari jangka panjang, pasar Tiongkok
masih sangat penting”.
Laporan dari IMF menunjukkan, Tiongkok adalah salah satu dari beberapa
negara yang tetap mewujudkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020. Ahli
saham Jepang, Kathy Matsui yang bertugas di Goldman Sachs menyatakan,
“Dunia saling terkoneksi, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Tiongkok
sangat penting bagi hampir semua ekonomi utama di dunia.”