-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1919-menyalahkan-presiden



Rabu 26 Agustus 2020, 05:00 WIB 

Menyalahkan Presiden 

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Menyalahkan Presiden MI/Ebet Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group. BILA 
demokrasi didefinisikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk 
rakyat, kita semua hafal di dalam kepala. Itu sih definisi klise, kuno. Akan 
tetapi, tidak semua orang tahu defi nisi demokrasi ialah proses orangorang 
memilih seseorang yang kelak mereka salahkan. Filsuf Bertrand Russell 
merumuskan definisi demokrasi seperti itu. Presiden Amerika, Allan Trumbull, 
kurang lebih mengatakan disalahkan, dihina, diludahi, bahkan menjadi sasaran 
pembunuhan menjadi bagian pekerjaan seorang presiden. Allan Trumbull nama 
Presiden Amerika yang diperankan aktor Morgan Freeman dalam film Angel Has 
Fallen. Film memang fiksi, tetapi yang disampaikan Presiden Allan Trumbull 
dalam fi lm serupa dengan yang dikatakan filsuf Bertrand Russel dalam defi nisi 
demokrasi. Lagi pula, film sesungguhnya kenyataan yang di tangan sutradara 
menjadi rekaan. Bukankah faktanya rakyat Amerika yang pada 2016 memilih Donald 
Trump kini menyalahkan sang presiden? Presiden-presiden sebelum Trump mengalami 
hal serupa, disalahkan rakyat yang memilih mereka. Presidenpresiden setelah 
Trump pun bakal dipersalahkan rakyat yang memilih mereka sepanjang Amerika 
menganut demokrasi. Di sini, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad 
Hatta dipilih Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Namanya panitia, dia 
bersifat sementara. Setelah tugasnya rampung, PPKI bubar. PPKI tidak mungkin 
menyalahkan Soekarno karena dia keburu bubar. Namun, rakyat menyalahkan Bung 
Karno, antara lain, atas Demokrasi Terpimpinnya. Majelis Permusyawaratan Rakyat 
yang memilih Pak Harto kiranya tak pernah menyalahkan sang presiden. Itu masa 
otoritarianisme. Sudah barang tentu MPR tidak berani menyalahkan presiden. 
Rakyat yang tidak memilih Pak Harto yang menyalahkan sang presiden Orde Baru 
itu. Habibie menjadi presiden secara otomatis karena menggantikan Presiden 
Soeharto yang mengundurkan diri. Sebagian orang ternyata juga menyalahkan 
Habibie, sekurang-kurangnya atas referendum bagi Timor Timur. Presiden 
Abdurrahman Wahid dipersalahkan sampai dimakzulkan MPR yang dulu memilihnya. 
Megawati, penerus Presiden Gus Dur, dipersalahkan atas sejumlah kebijakan 
semisal privatisasi BUMN. Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi dua presiden yang 
dipilih langsung oleh rakyat. Kritik terhadap keduanya boleh jadi makin 
kencang, lebih kencang daripada presiden-presiden sebelumnya. Boleh jadi makin 
demokratis pemilihan seseorang, makin kencang pula ia disalahkan. Makin banyak 
orang yang memilih seseorang, makin banyak orang pula yang menyalahkannya. 
Rakyat mengelu-elukan Presiden SBY di awal-awal dia terpilih sebagai presiden 
di periode pertama. Rakyat kemudian mengkritik dan menyalahkan SBY. Di periode 
kedua masa pemerintahan SBY, kritik terhadapnya makin kencang. Rakyat, antara 
lain, menyalahkan SBY sebagai presiden yang lamban mengambil keputusan, gemar 
pencitraan, dan membiarkan radikalisme. Presiden Jokowi mengalami hal yang 
lebih heboh jika dibandingkan dengan SBY. Di era media sosial berjaya sekarang 
ini, orang menyalahkan Jokowi bukan cuma dengan kebenaran, melainkan juga 
dengan hoaks. Menyebut Jokowi mendatangkan banyak tenaga kerja Tiongkok 
merupakan contoh menyalahkan dengan hoaks. Menyalahkan model begitu juga 
bersifat segregatif, bisa memunculkan perpecahan bangsa. Para presiden 
merespons kritik dengan cara berbedabeda. Megawati cenderung diam. SBY 
cenderung kalem. Jokowi menjawab aku rapopo, tetapi kalau kritik itu berpotensi 
memecah belah ia kadang meresponsnya secara tegas. Intinya, terus-menerus 
dipersalahkan melekat dalam pekerjaan sebagai presiden di alam demokrasi. 
Jangan alergi bila dikritik atau disalahkan. Bila tak mau disalahkan, jadi raja 
atau diktator saja. Presiden yang dipilih secara demokratis semestinya 
merespons kritik bahkan kecaman sekali pun secara proporsional, bukan emosional.

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1919-menyalahkan-presiden






Kirim email ke