Wang Yi Bicarakan Tiga Kesepahaman Penting Yang Dicapai Dalam
Perjalanan Ke Eropa Kali Ini
http://indonesian.cri.cn/20200902/445ec198-b786-c8b7-7dcf-bf37564580f1.html
2020-09-02 12:51:10
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Jerman
Heiko Maas menghadiri jumpa pers bersama di Berlin, pada 1 September
kemarin.
Ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai kesepahaman apa yang
dicapai dalam perjalanan Menlu Tiongkok ke 5 negara Eropa kali ini, Wang
Yi menyatakan, ini adalah pertama kali Menteri Luar Negeri Tiongkok
mengunjungi Eropa dalam situasi “new normal” penanganan pandemi
COVID-19. Kunjungan kali ini merupakan konsultasi strategis yang
dilakukan Tiongkok dengan negara-negara Eropa dalam latar belakang
semakin tidak stabilnya situasi internasional. Kelima negara Eropa
sangat mementingkan hubungan dengan Tiongkok, dan berharap selekasnya
menghidupkan kembali kerjasama dan pertukaran dengan Tiongkok, serta
meningkatkan konsultasi dan koordinasi dengan Tiongkok untuk
bersama-sama menghadapi tantangan global. Sementara itu, Wang Yi
menyatakan dirinya telah mencatat kekhawatiran yang disampaikan
negara-negara Eropa, pertama, mengkhawatirkan pandemi terus merajalela
di seluruh dunia, ekonomi dunia merosot tajam. Kedua, mengkhawatirkan
unilateralisme terus muncul, multilateralisme mengalami serangan serius.
Ketiga, mengkhawatirkan pemisahan dan pemutusan hubungan yang sengaja
dilakukan, konfrontasi dan persaingan semakin meruncing dalam situasi
internasional.
Wang Yi mengatakan, dirinya telah mencapai kesepahaman yang luas dengan
para pemimpin dan menlu kelima negara Eropa, terdapat tiga kesepahaman
penting sebagai berikut:
Pertama, hendaknya berpegang pada multilateralisme, menentang tindakan
unilateralisme. Selama perjalanan ke Eropa kali ini, seruan paling keras
dari berbagai negara ialah mempertahankan multilateralisme, kami sudah
mencapai kesepakatan mengenai hal itu. Singkat kata, Tiongkok-Eropa
hendaknya meningkatkan koordinasi, berpegang pada ide multilateral,
mengambil aksi multilateral, menaati perjanjian multilateral, serta
memperkuat lembaga multilateral.
Kedua, hendaknya meningkatkan solidaritas dan kerjasama, menentang
pemisahan dan pemutusan hubungan. Kedua pihak sama-sama berpendirian,
meningkatkan kerjasama penanggulangan wabah, selekasnya menghidupkan
kembali pertukaran personel dan kerjasama pragmatis, memberikan
kontribusi “Tiongkok-Eropa” demi pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia.
Kedua pihak menyetujui, bersikap bertanggungjawab atas nasib dan masa
depan umat manusia, menentang bersama arus balik yang menghasut
separatisme, pemutusan hubungan dan konfrontasi, menghindari dunia
kembali terkontrol oleh “Hukum Rimba”.
Ketiga, hendaknya memelihara situasi umum hubungan Tiongkok-Eropa,
menangani perselisihan secara baik-baik. Tiongkok-Eropa berpendapat
bulat, harus berpegang pada status kemitraan strategis menyeluruh
Tiongkok-Eropa, menangani aspek dominan yang terus majunya hubungan
Tiongkok-Eropa. Mengenai perselisihan yang terdapat antar kedua pihak,
hendaknya meningkatkan kesepahaman melalui dialog setara, memperdalam
saling percaya melalui konsultasi terus terang, mewujudkan kemenangan
bersama melalui kerjasama saling menguntungkan, serta meningkatkan
pengontrolan melalui cara konstruktif.
Kemenlu: *Tiongkok Desak AS Hentikan Peningkatan Hubungan Dengan Taiwan*
http://indonesian.cri.cn/20200902/3043400b-a428-bad6-b0d9-f693e6f4bf5b.html
2020-09-02 12:50:29
Menanggapi perkataan terkait Asisten Menlu AS soal hubungan AS-Taiwan,
jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying kemarin (1/9)
menekankan, Tiongkok mendesak AS menaati Prinsip Satu Tiongkok dan tiga
komunike bersama Tiongkok-AS, segera menghentikan peningkatan hubungan
hakiki dengan Taiwan, menghentikan pergaulan resmi bentuk apapun
dengan Taiwan, jangan menempuh semakin jauh di jalan yang salah dan bahaya.
Pada 31 Agustus lalu, dalam forum virtual yang diselenggarakan Heritage
Foundation, Asisten Menlu AS David R. Stilwell mengatakan, dalam waktu
40 tahun lalu, kebijakan AS selalu berpedoman Undang-Undang Hubungan
Dengan Taiwan, tiga komunike bersama Tiongkok-AS dan 6 butir komitmen
kepada Taiwan yang disusun mantan Presiden Ronald Reagan. AS telah
mengungkapkan 6 butir komitmen tersebut, komitmen tersebut tetap berlaku
saat ini. Aksi terbaru diambil AS bukan perubahan kebijakan, melainkan
mengadakan serentetan perbaikan dalam kerangka Satu Tiongkok. Stilwell
mengatakan, dialog ekonomi bilateral yang sedang dibangun oleh AS dan
Taiwan bertujuan meningkatkan hubungan dengan Taiwan dan mendukung
Taiwan melawan tekanan dari Tiongkok.
Bagi hal ini, Hua Chunying menunjukkan, di dunia ini hanya ada satu
Tiongkok, Taiwan adalah bagian tak terpisahkan Tiongkok. Prinsip Satu
Tiongkok adalah dasar politik dan prasyarat pokok bagi Tiongkok dan AS
membangun dan mengembangkan hubungan diplomatik. Pada tahun itu AS
secara unilateral menyusun apa yang disebut UU Hubungan dengan Taiwan
dan apa yang disebut 6 butir komitmen kepada Taiwan, ini telah dengan
serius melanggar Prinsip Satu Tiongkok dan tiga komunike bersama
Tiongkok-AS, dengan serius melanggar patokan dasar hubungan
internasional, dengan kasar mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok,
ini sama sekali adalah ilegal dan tidak efektif, pemerintah Tiongkok
dengan tegas menentang hal ini.
Yang harus ditaati AS adalah Prinsip Satu Tiongkok dan tiga komunike
bersama Tiongkok-AS, melainkan bukan apa yang disebut UU Hubungan dengan
Taiwan atau 6 butir komitmen. Hua Chunying menekankan, masalah Taiwan
bersangkutan dengan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah serta
kepentingan inti Tiongkok. Siapa pun jangan mengabaikan tekad yang teguh
dan gigih Tiongkok dalam pemeliharaan kedaulatan negara dan keutuhan
wilayah.