*Ahok Usul Bubarkan Saja Kementerian BUMN, Apa Alasannya?*
Kompas.com - 16/09/2020, 06:41 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kantor Tempo,
Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020)Lihat Foto Mantan Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kantor Tempo, Palmerah, Jakarta
Selatan, Senin (17/2/2020)(KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA
LADJAR)
Penulis Muhammad Idris | Editor Muhammad Idris
JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengusulkan agar
Kementerian BUMN dibubarkan saja. Menurut dia, banyak tata kelola
perusahaan negara selama ini tidak efisien.
Pria yang kini akrab disapa BTP ini menuturkan, tata kelola yang buruk
ini juga dirasakannya langsung setelah masuk dalam lingkaran BUMN, atau
setelah ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Dia mengusulkan, ratusan BUMN yang ada saat ini lebih baik dikelola
dengan benar-benar profesional dan jauh dari kepentingan politis.
Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Pemerintah Singapura dengan
membentuk Temasek.
"Harusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek,
semacam Indonesia Incorporation," ucap Ahok, dikutip dari tayangan yang
diunggah akun YouTube POIN dan dilihat pada Rabu (16/9/2020).
Baca juga: Emosi Ahok Soal Utang Pertamina: Otaknya Minjam Duit Terus
Dia mencontohkan, di Pertamina saja, jabatan direksi ataupun komisaris
sangat kental dengan lobi-lobi politis dan bagi-bagi jabatan.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat
marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua main lobinya ke menteri
karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan
kementerian-kementerian," kata Ahok.
Ahok mengeklaim, dirinya juga tak hanya duduk manis dengan jabatan Komut
Pertamina. Dia merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan.
Salah satunya mengusulkan jabatan lewat lelang terbuka. Menurut Ahok,
Indonesia membutuhkan lebih banyak pekerja yang bekerja secara jujur
untuk disebar di perusahaan-perusahaan BUMN seperti Pertamina.
Baca juga: Jenderal TNI-Polri Rangkap Komisaris BUMN Ditinjau dari Aspek
Hukum
"Yang utama adalah jujur karena kejujuran dan loyalitas itu tidak ada
sekolahnya. Kalau kamu punya itu, kamu sampai tua pun tidak mungkin suci.
Kita berdoalah supaya di Indonesia itu ladangnya bisa siap untuk
benih-benih baik ditaburkan," tutur Ahok.
Gaji besar di Pertamina Banyak praktik tata kelola Pertamina yang,
menurut Ahok, sangat tidak efisien. Mantan Bupati Belitung Timur ini
menyinggung soal gaji di Pertamina yang, menurut dia, tidak masuk akal
dalam pengelolaan perusahaan.
Sejak menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, dia sering
mendapati pejabat Pertamina masih menerima fasilitas gaji besar meskipun
jelas-jelas sudah dicopot dari jabatannya.
"Tapi, masa (jabatan) dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang
lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Mereka bikin gaji
pokok gede semua.
Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot,
enggak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tukas Ahok.
Baca juga: Pertamina Buka Peluang Diskon Harga Pertalite Diperluas ke
Daerah Lain
Sebelumnya, Ahok mengaku akan berupaya membuat Pertamina semakin
transparan. Dia tak ingin ada lagi yang ditutup-tutupi. “Saya katakan
enggak ada rahasia di sini (Pertamina), semua terbuka. Nah, ini yang
kita lakukan sekarang.
Dan yang paling penting bagi saya, insan Pertamina harus yakin atas
Pertamina, harus memiliki Pertamina,” kata Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, dirinya ditempatkan di
Pertamina agar perusahaan tersebut lebih baik ke depannya. Atas dasar
itu, dia mengingatkan agar jangan ada lagi orang yang berniat ingin
merusak perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut.
“Kan saya ditaruh di sini untuk menyelamatkan uang Pertamina. Saya
digaji untuk menyelamatkan uang Pertamina. Ya sudah, saya akan berupaya
untuk lakukan. Walaupun kalian bisa main politik macam-macam, saya kan
orang politik, main politik sama saya mah sudah biasa,” ucap dia.
Baca juga: Direktur Keuangan Pertamina Buka-bukaan Penyebab Rugi Rp 11
Triliun
Respon Pertamina Vice President Corporate Communication Pertamina
Fajriyah Usman buka suara perihal kritik yang disampaikan komisaris
utamanya. "Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang
bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan," jelas Fajriah lewat
pesan singkatnya.
Ia berujar, kritik yang disampaikan Ahok juga sejalan dengan
restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan
menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif. "Upaya Direksi
Pertamina untuk menjalankan Perusahaan sesuai prosedur, menjadi lebih
transparan dan profesional telah konsisten nyata dilakukan, melalui
penerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan
(SMAP) oleh Pertamina dan Groupnya, kerja sama dengan PPATK dan juga
institusi penegak hukum, serta pendampingan dengan KPK," terang dia.
Baca juga: Pertamina Buka Suara Jawab Kritik Ahok
Artikel ini telah tayang di Kompas.com <https://www.kompas.com/> dengan
judul "Ahok Usul Bubarkan Saja Kementerian BUMN, Apa Alasannya?", Klik
untuk baca:
https://money.kompas.com/read/2020/09/16/064100226/ahok-usul-bubarkan-saja-kementerian-bumn-apa-alasannya?page=all#page2.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris
Download aplikasi Kompas.com <https://www.kompas.com/> untuk akses
berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L