L*Live: Celebrate the 40th anniversary of the establishment of
Shenzhen SEZ*
https://www.youtube.com/watch?v=0UuukZvAxOo
Live: Looking back and forward: Shenzhen SEZ
https://www.youtube.com/watch?v=QgxuIDHSVyg
Shenzhen 40th Anniversary Light Show | 深圳改革开放40周年灯光表演
https://www.youtube.com/watch?v=e6rTJqxkhFI
-------- 轉寄郵件 --------
主旨: [GELORA45] Shenzhen
日期: Wed, 14 Oct 2020 18:58:47 +0200
從: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com>
--
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://news.detik.com/kolom/d-5213926/shenzhen?tag_from=wp_cb_kolom_list
Kolom
Shenzhen
Sugeng Rahardjo, - detikNews
Rabu, 14 Okt 2020 20:53 WIB
*Mantan Duta Besar RI untuk RRT (2014 – 2017) Sugeng Rahardjo*
Foto: Pribadi
Jakarta -
Mendengar kata Shenzhen, saya selalu teringat pada tahun 1992 ketika
ditempatkan di Washington DC, dan mendapatkan tugas untuk mendampingi
kunjungan Almarhum Bapak Ali Wardhana (Mantan Menteri Keuangan dan Menko
Ekuin, era Presiden Soeharto). Saat itu, beliau melakukan kunjungan
singkat ke Washington D.C., setelah memberikan kuliah di Harvard University.
Dalam obrolan ringan di sela-sela makan siang, beliau menceritakan bahwa
baru berkunjung ke Shenzhen, dan menyampaikan kekagumannya mengenai
semangat untuk membangun dari sebuah desa nelayan yang miskin menjadi
pusat perekonomian modern. Almarhum Bapak Ali Wardhana meyakini bahwa
Shenzhen dalam waktu tidak terlalu lama akan menjadi pusat keuangan dan
pusat industri teknologi maju.
Dua puluh tiga tahun kemudian, saya membuktikan apa yang disampaikan
oleh Almarhum Bapak Ali Wardhana bahwa Shenzhen menjadi pusat ekonomi
dan teknologi Tiongkok. Hal ini terjadi ketika saya mendapatkan undangan
dari kantor pusat Huawei di Shenzhen, pada tahun 2015.
ShenzhenKota Shenzhen di tahun 1980 Foto: CMG
Dalam kunjungan tersebut, saya menyaksikan pusat Research and
Development yang terintegrasi dan modern, dengan jumlah peneliti hampir
mendekati 100.000 orang guna mengembangkan berbagai produk Huawei.
Dari obrolan dengan beberapa pengusaha Indonesia yang berdomisili di
Shenzhen, mereka menyampaikan bahwa sebagai Zona Ekonomi Khusus,
Shenzhen memberlakukan tarif pajak yang rendah untuk para investor dan
kemudahan lainnya. Upah tenaga kerja juga tidak terlalu mahal. Oleh
karena itu, banyak industri berdiri di Shenzhen, bahkan hampir semua
industri di Hong Kong telah pindah ke Shenzhen.
Setelah 40 tahun membangun, Shenzhen mengalami pertumbuhan pesat dengan
penduduk awalnya 300.000 jiwa melonjak menjadi lebih dari 12 juta jiwa.
Shenzhen diserbu pendatang karena menawarkan pekerjaan, biaya hidup yang
masih terjangkau, dan fasilitas yang sangat memadai.
ShenzhenJalanan Kota Shenzhen tahun 1980 Foto: CMG
Shenzhen memiliki pelabuhan udara berarsitektur bangunan modern dengan
model atap eksterior dan interior terminal mirip sarang madu. Bandara
tidak saja menjadi pintu gerbang utama bagi warga asing untuk melakukan
perjalanan udara, tetapi juga sebagai indikator kemajuan suatu kota atau
daerah.
Dalam kaitan ini, kita dapat menyaksikan langsung bukti kemajuan
Shenzhen berkat kebijakan pintu terbuka Deng Xiaoping pada tahun 1978.
ShenzhenKota Shenzen di tahun 2020 Foto: CMG
Gedung-gedung pencakar langit menjulang di Shenzhen, terutama gedung
perkantoran dan apartemen mewah. Di Shenzhen terdapat gedung tertinggi
di dunia 599 meter yaitu Gedung Ping An Finance Center.
Gedung tinggi ini terhubung dengan properti komersial dan residensial.
Pembangunan perumahan dan gedung perkantoran dibangun secara pesat, di
sepanjang jalan utama.
Lebar jalan dan lalu lintas teratur di Shenzhen ibarat surga bagi
siapapun yang tinggal di berbagai belahan dunia. Hampir tak terlihat
kesemrawutan, apalagi terdengar bunyi klakson bersahutan. Aturan lalu
lintas di Shenzhen termasuk ketat dan dendanya juga besar.
ShenzhenJalanan Kota Shenzhen tahun 2020 Foto: CMG
Semua keunggulan Shenzhen yang berstatus Zona Ekonomi Khusus di
Tiongkok, tak dapat dilepaskan dari arsitek modernisasi negara itu,
yaitu Deng Xiaoping.
Kebijakan pintu terbuka bagi perdagangan dan investasi asing yang secara
konsisten dijalankan sejak pemerintahan Deng Xiaoping di akhir era
1970-an sampai saat ini dibawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, telah
membawa perubahan penting dalam ekonomi, politik dan budaya negara
berpenduduk lebih dari 1,4 milyar jiwa ini.
Sugeng Rahardjo, Mantan Duta Besar RI untuk RRT (2014 - 2017)
(ega/ega)