Xi Jinping Berpidato di Forum Perdamaian Paris Ke-3 Secara Virtual
2020-11-13 10:42:24  
http://indonesian.cri.cn/20201113/db9defd0-6261-333e-9b80-e25fe3d2bf57.html

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato secara virtual di depan Forum 
Perdamaian Paris Ke-3 pada 12 November yang lalu. Dalam pidato yang berjudul 
“Bersama Tanggulangi Pandemi, Dorong Pemulihan Ekonomi, Usahakan Perdamaian” 
itu, Xi Jinping menekankan, menghadapi tantangan umat manusia, berbagai negara 
hendaknya meningkatkan solidaritas, tidak membuat perselisihan, mendorong 
kerjasama, tidak menghasut konflik, bergandengan tangan membangun komunitas 
senasib sepenanggungan umat manusia, serta menyejahterakan rakyat sedunia.

Xi Jinping menunjukkan, situasi dunia cepat berubah, ancaman keamanan 
tradisional maupun non tradisional muncul terus, ketidakstabilan dan 
ketidakpastian situasi terus meningkat. Ancaman dan tantangan global perlu 
diantisipasi secara global.

Xi Jinping mengajukan 3 butir usulan sebagai berikut: Pertama, bersolidaritas 
dan bersama menanggulangi pandemi. Dia menunjukkan, pandemi Covid-19 masih 
merajalela di dunia ini. Hendaknya berpegang pada ide yang memprioritaskan 
rakyat dan nyawa, memainkan peranan dominan krusial Organisasi Kesehatan Dunia, 
mendorong pencegahan dan pengendalian bersama internasional.

Xi Jinping mengatakan: “Tiongkok bersedia terus membagikan pengalaman 
pencegahan pandemi dan teknologi pengobatan dengan berbagai negara, serta 
menyediakan barang medis yang diperlukan, melaksanakan komitmen Tiongkok yaitu 
vaksin Tiongkok sebagai produk umum global, membantu masyarakat internasional 
khususnya negara-negara berkembang meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi 
peristiwa kesehatan umum, mendorong pembentukan komunitas kesehatan umat 
manusia. ”

Kedua, melakukan keterbukaan dan kerjasama, mendorong pemulihan ekonomi. 
Tiongkok akan melaksanakan gagasan pembangunan baru, membentuk pola 
perkembangan baru, mendorong perkembangan berkualitas tinggi. Tiongkok akan 
dengan tegas memperdalam reformasi, dan memperluas keterbukaan, bersama dengan 
masyarakat internasional memelihara kestabilan rantai industri dan rantai 
pemasok seluruh dunia, membentuk ekonomi dunia tipe terbuka. Tiongkok akan 
melaksanakan prakarsa G-20 untuk “menangguhkan pembayaran hutang oleh negara 
paling miskin”, aktif menjalankan kerjasama internasional.

“Saya mengajukan, Tiongkok akan meningkatkan kontribusinya, agar emisi karbon 
dioksida mencapai puncak sebelum tahun 2030, dan mewujudkan neutral karbon 
sebelum tahun 2060. Tiongkok akan menyusun rancangan terkait. Tiongkok bersedia 
bersama Eropa dan Prancis, menyelenggarakan konferensi terkait keanekaragaman, 
perubahan iklim, serta pelestarian lingkungan, untuk memperdalam kerjasama di 
bidang terkait. ”

Ketiga, menjunjung keadilan, memelihara perdamaian. Berbagai pihak hendaknya 
berpegang pada prinsip hidup berdampingan secara damai, menghormati hak 
perkembangan berbagai negara, menghormati jalan dan pola perkembangan yang 
dipilih negara masing-masing, berpegang pada multilateralisme, menentang 
unilateralisme, hegemonisme, politik kekuatan, menentang terorisme dan 
ekstremisme dalam berbagai bentuk, memelihara keadilan dan kesetaraan dunia 
serta keamanan dan perdamaian.

Ia menekankan, Tiongkok berpegang pada politik luar negeri yang damai dan bebas 
merdeka, senantiasa menempuh jalan pembangunan secara damai. Tiongkok 
menghimbau berbagai negara memelihara hukum internasional dan patokan dasar 
hubungan internasional, menetapkan pendirian berdasarkan kenyataan, 
mengesampingkan prasangka dan perlawanan ideologis. Tiongkok dan Prancis sama 
sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Tiongkok bersedia meningkatkan 
konsultasi dan koordinasi dengan berbagai negara termasuk Prancis, serta 
memberikan kontribusi positif demi mendorong penyelesaian secara politik 
masalah internasional dan regional dan memelihara perdamaian dan kestabilan 
dunia.

Xi Jinping menekankan, perdamaian dan pembangunan merupakan topik zaman kini, 
adalah arus sejarah yang tidak dapat dihalangi. Menghadapi tantangan umat 
manusia, berbagai negara hendaknya bersolidaritas dan tidak membuat 
perselisihan, mendorong kerjasama, tidak menghasut konflik, bergandengan tangan 
membangun komunitas senasib umat manusia, dan menyejahterakan rakyat seluruh 
dunia.  



Telusuri Keterbukaan Institusional Bertaraf Tinggi Pudong Shanghai
2020-11-13 10:38:01  
http://indonesian.cri.cn/20201113/e7e28e4b-2a68-bcf1-48ef-4d3d63438532.html

“Berupaya menjadi pionir reformasi dan keterbukaan bertaraf lebih tinggi”, 
“memperagakan ide Tiongkok, semangat Tiongkok dan jalan pembangunan Tiongkok 
kepada dunia secara lebih baik”... Itulah kalimat-kalimat sekaligus amanah yang 
disampaikan oleh pemimpin tertinggi Tiongkok, Xi Jinping dalam pidatonya di 
depan acara peringatan HUT ke-30 pembangunan dan keterbukaan Pudong Shanghai.

Melirik kembali masa 30 tahun silam, hasil-hasil pembangunan yang dicapai 
Pudong memang sangat mengagumkan. Sebagai informasi, Pudong total menyerap 
modal asing sebanyak 102,95 miliar dolar AS yang ditanam 36,2 ribu perusahaan 
dari 170 negara dan daerah. Sebanyak 350 perusahaan transnasional membuka 
markasnya di Pudong dan 346 perusahaan dari 500 perusahaan papan atas dunia 
menanam modal di Pudong... Xi Jinping memuji Pudong merupakan contoh terbaik 
dan paling hidup yang memperlihatkan keunggulan sosialis berkarakteristik 
Tiongkok melalui keterbukaan selama 30 tahun yang lalu.

Menurut cetak biru yang dirancang Tiongkok, dari masa kini hingga pertengahan 
abad ini, Tiongkok akan memasuki masa 30 tahun pembangunan Tiongkok sebagai 
negara modern sosialis yang kuat. Menghadapi perubahan situasi internasional 
yang tidak pernah terjadi selama seratus tahun silam serta tantangan baru dalam 
pembentukan pola pembangunan yang baru, Pudong akan berupaya sekeras-kerasnya 
untuk mewujudkan target menang bersama dengan dunia, dan salah satu kata kunci 
dalam hal ini ialah “keterbukaan institusional bertaraf tinggi”.

Sejak Kongres Nasional ke-18 PKT, Pudong terlebih dulu melakukan percobaan 
pelaksanaan keterbukaan institusional bertaraf tinggi melalui pemberlakuan 
Kawasan Percobaan Perdagangan Bebas Shanghai (2013) dan penerbitan DNI 
Penanaman Modal Asing pertama Tiongkok. Pengalamannya terus disebarluaskan ke 
seluruh negeri. Dalam pidatonya di depan acara peringatan HUT ke-30 keterbukaan 
Pudong, Xi Jinping menekankan perlunya “giat mendorong keterbukaan 
institusional bertaraf tinggi dan berupaya memperkuat keunggulan baru dalam 
bidang kerja sama internasional dan persaingan”. Pesan Xi Jinping tersebut 
selain menarik kesimpulan atas pengalaman Pudong selama 30 tahun lalu, juga 
merupakan permintaan atas perkembangan Pudong pada masa mendatang.

Masyarakat internasional mencatat bahwa Xi Jinping menegaskan perlunya 
memainkan peranan Zona Khusus Lin-Gang di Kawasan Percobaan Perdagangan Bebas 
Shanghai, menerapkan “standar dan taraf tertinggi dan mengkaji tekanan lebih 
besar” dengan harapan dapat mencapai terobosan awal di sejumlah bidang titik 
berat. Istilah standar dan taraf tertinggi serta tekanan lebih besar dari pesan 
Xi Jinping telah menunjukkan arah perkembangan Zona Khusus Lin-Gang yang 
diresmikan satu tahun silam. Hal ini pasti akan menciptakan lebih banyak 
“kecepatan Shanghai” yang dikagumi juga oleh PT Tesla AS.

“Meningkatkan kapasitas distribusi sumber daya secara global demi melayani 
pembentukan pola pembangunan yang baru” adalah salah satu topik dalam 
pelaksanaan reformasi dan keterbukaan bertaraf lebih tinggi. Kini istilah “pola 
pembangunan baru” adalah salah satu kata yang paling populer di dunia. 
“Berupaya menjadikan Pudong sebagai juru rantai dalam sirkulasi raya domestik 
dan titik sambung strategis dalam sirkulasi ganda dalam dan luar negeri” 
merupakan arah perkembangan bagi Pudong pada masa depan. Hal ini berarti Pudong 
akan menciptakan lebih banyak keuntungan untuk berbagi dengan seluruh dunia.

Membina “ juru rantai” dan “titik sambung” berarti Pudong perlunya 
“meningkatkan daya pengaruh global terkait distribusi sejumlah unsur krusial, 
antara lain, dana, informasi, teknologi, SDM dan kargo. Lujiazui Financial City 
dan Zhangjiang Science City masing-masing sudah siap memainkan fungsinya dalam 
distribusi kekayaan dan sumber inovatif sains. Markas dari 350 perusahaan 
transnasional di Pudong juga akan memberikan andilnya masing-masing dalam 
proses implementasi sirkulasi ganda dalam dan luar negeri, sehingga ekonomi 
markas besar dapat menjadi “hub penting dalam rantai industri, rantai pasok dan 
rantai nilai global”.

Signifikasi yang diperlihatkan Pudong sebagai “jendela” keterbukaan Tiongkok 
tidak seharusnya dinilai dari laju pertumbuhannya, melainkan dari daya hidup 
dan ketangguhannya yang berbasis sosialisme berkarakteristik Tiongkok. Dalam 
waktu 30 tahun ke depan, dunia akan menyaksikan daya hidup yang lebih dinamis 
di Pudong bahkan seluruh Tiongkok, dan pasti akan memperoleh lebih banyak 
peluang dari perkembangannya.




















Kirim email ke