DEer temans,eh sory deer itu bo kijang ,dear deng : biar kasana saja, lagi dorang pe rejeki itu tinggal tunggu torang punya bagian , sabar saja. karna mudahan2 torang yang baganti pa dorang jadi pejabat! wassalam
--- On Thu, 10/30/08, dewi_gorontalo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: dewi_gorontalo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [GM2020] Ironi Banjir & Studi Banding 15 Anggota Dewan ke Vietnam To: "gm gm" <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Date: Thursday, October 30, 2008, 10:12 PM DEar temans, Dari ruang simposium Gender Consortium, seharusnya saya sudah tenang untuk menghadapi final challenge program fellowship ini. Tapi ada satu hal dari kampung yang cukup menggelitik. .. Studi Banding Wagub & 15 Anggota DPRD ke Vietnam tanggal 1 November.... semalaman, saya tidak bisa tidur, nervous dengan simposium final saya dan berita yang saya terima. Bagaimana bisa anggota Dewan kita yang terhormat, ditengah banjir yang sedang melanda rakyat Gorontalo, banjir yang melumpuhkan ekonomi rakyat kita hendak melenggang kangkung ke Maize research CEnter Vietnam(How come???by bus mungkin). Saya bahkan sempat memvalidasi berkali-kali ke informan saya, benar 15 orang anggota dewan itu yang pergi???? Berkali-kali juga dia meyakinkan bahwa itu benar. Tujuan studi bandingnya, kata teman saya itu, untuk mempelajari PERDA Maize REsearch Center di Vietnam. melihat langsung research centernya. Saya jadi berfikir-fikir, studi banding, PERDA...hmmm, why 15 orang (di luar wagub and orang2 dinas pertanian(GMIC yang ikut))+istri2 masing-masing. ..hmm, what a waste... walaupun bukan seorang ahli matematika, saya berhitung-hitung juga. Jika biaya perjalanan keluar negeri setiap anggota dewan adalah Rp. 15.000.000/orang and wagub at least Rp.30.000.000 and pejabat GMIC at least 5 orang masing-masing Rp. 10.000.000.. ... maka at least Dana daerah yang dikeluarkan untuk kegiatan studi banding ini at least Rp. 305.000.000 Cukup besar jika dibandingkan dengan PAD kita.... hmm, dan hasil dari studi banding seperti ini biasanya 0.cobalah tengok hasil studi banding ke Mexico kemaren.... Lagian Maize research center di Gorontalo itu menurut beberapa sumber lebih cocok berada di Maros...hmmm, cobalah tengok juga beberapa studi banding kita ke luar negeri...Program Sister City dengan General Santos misalnya, dimana Ketua Dewan and hampir semua Bupati ikut serta, progressnya sudah sampai dimana???any ideas???it goes nowhere. Program itu justru mandek di Dewan kita yang terhormat, yang tidak menyetujui draft rancangan kerjasama itu unless mereka ramai2 lagi studi banding ke General Santosss.... booo!!!!! Saya hanya mencoba membayangkan, seandainya dana sebanyak itu digunakan untuk membantu para korban banjir di Gorontalo, pasti akan cukup meringankan beban mereka... Adakah dana sebanyak itu digunakan untuk program yang lebih bermanfaat?? ? Jika hanya untuk tujuan studi banding perda, mengapa tidak mengirim legal drafter kita aja kesana??? 3-5 orang akan cukup efektif, jika yang dikirim adalah benar2 mereka yang ahli dibidangnya. .. hmm,,,, but it is just a thought, dari ruangan Gender Consortium Flinders University, Adelaide. I wonder wether there is someone who has the same thought as i do, or at least the same concern as i do..... Salam, Dewi