*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.,

Re: Pengantar Psikologi (23)


  [ Tanggapan-tanggapan ] [ Kirim Tanggapan ] [ Forum Assalaam Online ] [
Halaman Muka ]

           Ditulis tanggal 17 June 19100 jam 06:46:04 oleh :
           Nama : fatur ( [EMAIL PROTECTED] )

           Sebagai tanggapan dari: Pengantar Psikologi (23) yang ditulis
oleh
           cikgunik tanggal 15 June 19100 jam 20:45:13:


           Sungguh naif, bila kita menilai ada & tidak adanya
           Tuhan, hanya pada persoalan nampak tidak nampak.
           Sebetulnya banyak sekali yang tak nampak oleh kita,
           tersebab terbatasnya daerah cahaya yg bisa ditangkap
           penglihatan kita.
           Sehingga kita malah akan terjebak pada absurditas
           yang malah meniadakan Tuhan.

           Namun apa sebetulnya, apa sebenarnya yang
           menjadikan manusia atheis? Adakah agama mampu
           menciptakan perdamaian? atau mengapa agama
           selalu menciptakan dikotomi kami(kita) dan mereka?
           Sehingga sampailah pada kata hidup "kami" dan
           hancurkan mereka. Mungkin ini yang menyebbkan
           mereka jadi atheis.

           Apakah orang seperti ini pantas disebut atheis?
           Apakah atheis itu? Jangan-jangan pada saat kita
           memeluk suatu agama dengan fanatik, justru saat
           itulah kita malah tergolong atheis.

           Mungkin anda mengatakan Tuhan org Kristen itu tak
           ada, sebab anda percaya Tuhan cuma satu (demikian
           juga sebaliknya org kristen terhadap anda). Lantas
           kita mengatakan lawan "kita" ini atheis sementara
           "kita" tidak, demikian juga mereka akan berkata
           sebaliknya.

           Islam yang terkenal dengan egaliterimenya katakan,
           berdayakah egaliterimenya islam berhadapan dengan
           nasionalisme, golongan, kedudukan, pangkat....tak
           berdaya sama sekali kecuali waktu sholat, itupun
           sangat terbatas kejadiannya. Sehingga, saya bertanya
           masih berhak kah kita dianggap pemeluk agama
           Islam? Jangan-jangan kita memluk agama islam
           yang sebetulnya Tuhannya tidak ada (karena tak
           sesuai lagi dengan kaidah ketuhanan islam yang
           sebenarnya). Sehingga kita m,enjadi atheis juga........

           Terlepas dari itu semua
           Selamat melanjutkan pelajaran
           Saya suka dengan hal2 baru, yang mampu membuka
           wawasan......... 



           Tanggapan-tanggapan:

                kecerdasan spiritulitas faisal reza 22:24:36 6/18/100 (1) 
                     Re: kecerdasan spiritulitas fatur 01:41:58 6/20/100
                     (0) 




           

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: "Cikgunik" <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke