Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Melayu Brunei di Brunei
No.48, Vol.15, November 2012

SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: UTUSAN-UTUSAN KRISTUS
PROFIL BANGSA: MELAYU BRUNEI DI BRUNEI
KESAKSIAN MISI: BEBAN PADA BAHU ANAK LELAKI PERTAMA
STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) PERIODE 
JANUARI/FEBRUARI 2013

Shalom,

Menyadari keberadaan kita sebagai wakil Allah di dunia, perlu diikuti dengan 
kesadaran bahwa kemurnian predikat tersebut akan melewati berbagai ujian. 
Kehidupan merupakan sebuah tes yang harus dijalani setiap orang dan hasil tes 
itulah, yang akan menentukan siapakah diri kita. Sebagai anak-anak Tuhan, 
setiap tes kehidupan yang akan kita kerjakan perlu kita cari jawabannya dalam 
firman Tuhan, sehingga kita tidak salah bertindak. Firman Tuhanlah yang akan 
membuat kita menjadi wakil Allah yang "siap menjawab" setiap tes yang 
diperhadapkan kepada kita. Pelayanan misi akan selalu menuntut kesiapan 
orang-orang yang terlibat di dalamnya, untuk siap sedia dengan segala kondisi 
yang dihadapi. Kiranya kita semua dapat menjadi utusan Kristus yang benar-benar 
teruji kualitas iman dan kasihnya. Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >


RENUNGAN MISI: UTUSAN-UTUSAN KRISTUS

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang teman yang sedang menghadapi 
masalah. Kami saling berbicara untuk menemukan jalan keluar menghadapi 
permasalahan yang sedang dihadapinya. Setelah itu, teman saya ini menceritakan 
tentang seseorang yang baru percaya kepada Kristus, yang juga sedang dalam 
masalah dan perlu ditolong.

Saya merasa kagum dengan teman saya ini karena di dalam kesusahannya, ia masih 
bisa memerhatikan kesusahan orang lain dan memikirkan cara untuk menolongnya. 
Berapa banyak dari kita yang tertimpa masalah atau tantangan? Setiap hari kita 
berhadapan dengan masalah. Mari kita renungkan, apakah kita hanya berkutat 
dengan masalah kita sendiri ataukah kita menyadari bahwa ada tugas lain yang 
harus tetap dilaksanakan, walaupun saat itu kita juga sedang berada di dalam 
suatu masalah atau tantangan iman. Siapakah kita ini? Kita adalah Utusan 
Kristus -- baik susah atau senang, saat sibuk atau santai, saat menghadapi 
masalah maupun tidak.

Kualitas iman dan kasih kita akan terbukti ketika kita sedang berada dalam 
situasi yang tidak menyenangkan atau terjepit, pada saat itu apakah kita tetap 
berfungsi sebagai utusan Kristus. Kita hidup bukan hanya berjuang untuk 
mencukupi kebutuhan fisik saja, melainkan sebagai orang percaya, kita juga 
diberi mandat untuk menyampaikan berita yang sangat penting bagi manusia -- 
supaya setiap manusia diselamatkan oleh anugerah Tuhan melalui pertobatan dan 
perbuatan kita.

Perkataan dan perbuatan kita harus seimbang. Dunia tidak hanya membutuhkan 
kata-kata atau janji-janji kita yang bagus dan manis, tetapi dunia juga akan 
sangat terkesan dengan perbuatan kita yang baik dan menyenangkan.

Beritakan kebaikan Tuhan kepada sesama dan lakukan perbuatan baik bagi sesama, 
jangan putus asa untuk terus berbuat baik sampai kasih Allah dirasakan oleh 
dunia dan sekitar kita.

Diambil dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Mei - Juni 2008
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 1


PROFIL BANGSA: MELAYU BRUNEI DI BRUNEI

Siapakah Melayu Brunei?

Melayu Brunei adalah nama yang digunakan untuk mengacu pada beberapa kelompok 
yang terkait erat dan sama dengan orang-orang Brunei asli. Yang paling besar 
adalah Melayu dan Kedayan. Beberapa kelompok yang lebih kecil, termasuk Low 
Malay Creole, Kiput, Kayan, dan Bisaya Selatan juga bagian dari penduduk Melayu 
Brunei.

Meskipun secara etnis mereka terkait dengan Melayu dan juga berbagai agama 
Islam yang sama, ada banyak perbedaan budaya dan bahasa yang membuat wilayah 
Melayu Brunei berbeda dari masyarakat Melayu yang lebih luas di sekitar 
Malaysia dan Singapura.

Mayoritas masyarakat Melayu Brunei tinggal di ibu kota yang disebut Daerah 
Brunei - Muara, dan juga di jalur pantai yang tersebar di sepanjang perbatasan 
laut negeri itu. Mereka menulis dalam bahasa Malaysia tetapi berbicara dalam 
bahasa Melayu Brunei, yang secara unik berbeda pelafalannya dari bahasa Melayu 
lisan.

Seperti Apa Kehidupan Mereka?

Budaya dan adat dari berbagai kelompok sering kali cukup berbeda -- misalnya, 
mereka berbeda dari segi adat (hukum desa yang tidak tertulis) yang mengatur 
perilaku di masing-masing desa.

Sebagai orang-orang asli dari daratan tersebut, orang-orang Melayu Brunei 
umumnya menikmati hak-hak istimewa yang berkaitan dengan kemakmuran negara 
tersebut -- Kesultanan Islam mengendalikan minyak tanah yang luas dan cadangan 
gas alam. Mereka banyak disukai di area-area semacam pegawai negeri dan 
memiliki akses ke universitas-universitas nasional.

Mereka menikmati layanan pendidikan dan kesehatan yang relatif dikembangkan 
dengan baik. Pendapatan dari produksi minyak bumi sebagian besar digunakan 
untuk membiayai semua layanan ini, yang disediakan secara cuma-cuma bagi 
orang-orang Melayu Brunei. Sultan Brunei Darussalam juga menyubsidi makanan dan 
perumahan mereka.

Apa Kepercayaan Mereka?

Semua orang Melayu Brunei digolongkan sebagai Muslim pada saat lahir; mereka 
100 persen Muslim Sunnis Shafi. Orang-orang Melayu Brunei mengikuti 
praktik-praktik dan kepercayaan Islam tradisional. Diperkirakan, Brunei 
memiliki lebih banyak masjid pada setiap kilometer perseginya dibandingkan 
dengan negara lain di dunia.

Agama mereka didasarkan pada lima rukun Islam. Mereka mengakui tidak ada Tuhan 
selain Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya. Mereka dituntut sembahyang lima 
kali sehari, memberikan sedekah kepada orang miskin, berpuasa selama bulan 
Ramadan, dan berusaha setidaknya melakukan perjalanan ziarah ke kota suci Mekah.

Banyak kelompok Melayu Brunei menggolongkan seluruh masyarakatnya sebagai 
Muslim. Tetapi, penggolongan ini lebih pada perbedaan budaya daripada 
penggolongan keyakinan individu. Keyakinan individu sering kali akan 
dipengaruhi oleh agama-agama suku dari nenek moyang mereka.

Apa Kebutuhan Mereka?

Saat ini, masyarakat Melayu Brunei secara fisik telah terpelihara dengan baik. 
Negeri mereka kaya minyak dan Sultannya sangat dermawan. Tetapi, sumber-sumber 
materi dapat habis.

Meskipun masyarakat Melayu Brunei memiliki banyak sumber materi, tetap saja ada 
kebutuhan akan pemenuhan kerohanian. Doakan agar ada pekerja-pekerja yang akan 
diutus ke sana, yang bekerja di antara orang-orang Melayu Brunei. (t/Anna)

Pokok doa:

1. Berdoa kepada Tuhan Yesus agar mengirimkan para pekerja di antara masyarakat 
Melayu Brunei.

2. Berdoa untuk Brunei supaya pintu Injil dapat terbuka bagi negara itu, dan 
setiap orang bisa mendengar Injil Yesus Kristus.

3. Berdoa untuk orang-orang yang telah mengenal Kristus, agar mereka memiliki 
keberanian untuk membagikan iman kepada saudara-saudara mereka di Brunei yang 
belum percaya.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=BX&peo3=10973
Tanggal akses: 24 Januari 2012


KESAKSIAN MISI: BEBAN PADA BAHU ANAK LELAKI PERTAMA

Ini terjadi saat T berusia 14 tahun. Sangat mustahil untuk menebak bagaimana 
besarnya dampak dari apa yang akan dialami oleh anak laki-laki yang berasal 
dari Ethiopia ini. Tetapi, satu hal yang pasti "Hidupnya tidak akan sama lagi". 
Orang yang paling ia kasihi, ia hormati, panutan bagi hidupnya, telah 
meninggalkannya selamanya.

Ayah T, YD, telah menjadi pengikut Yesus sesaat sebelum T dilahirkan. Pada 
tahun 2005, YD memboyong keluarganya untuk pindah ke distrik Qelem Welega, di 
daerah Oromia untuk mencari kedamaian. Tetapi, YD memiliki keinginan yang kuat 
untuk melayani Tubuh Kristus. Ia memberikan semangatnya untuk Tuhan, belas 
kasihannya kepada saudara seiman, dan dedikasinya kepada pelayanannya. Hal ini 
menjadikannya sebagai pemimpin dan pengkhotbah di sebuah Gereja Injili Lokal 
yang sangat setia.

Namun, pada tanggal 15 Maret 2010, ayah T dibunuh dalam perjalanan pulang 
setelah melakukan pelayanan. Ibu T, MG, tertegun memikirkan nasib keenam 
anaknya. Selama ini, MG selalu menjadi ibu rumah tangga. Di tengah kelemahan 
fisik dan emosinya, ia mencoba untuk melawannya dan bergulat dengan tanggung 
jawabnya yang baru; mengatasi kehilangannya, bekerja di ladang pertanian agar 
makanan terus ada di atas meja, dan ia juga harus menghadiri sidang pengadilan 
pascapembunuhan yang menjadikan suaminya sebagai korban.

Sepeninggal YD, keluarga ini tidak sanggup lagi menyewa rumah yang mereka sewa 
sebelum tewasnya YD. Menyadari hal ini, para pemimpin gereja memobilisasi 
anggota gerejanya, untuk membantu membangun rumah baru yang bersebelahan dengan 
rumah sebelumnya. Tetapi karena dana tidak mencukupi, lebih dari setengah 
proses pembangunan rumah itu tidak dapat terselesaikan. Bangunan itu hampir 
tidak dapat disebut rumah. Tidak ada pelindung yang melindungi mereka dari 
angin, dingin, dan hujan. Mereka juga tidak memiliki tempat tidur dan matras.

Bagi T, yang adalah anak pertama, sangat jelas bahwa ia harus berkorban dan 
berjuang bagi keluarganya. Ia harus segera turun dan bekerja di ladang, 
meskipun untuk mencapai tujuan ia harus berjalan selama satu setengah jam 
lamanya. Tetapi, perjalanan T selama 3 jam ini tidak menyurutkan semangatnya. 
Ia menyadari hanya dengan bekerjalah, maka ia dan keluarganya dapat makan.

Di samping konsentrasi MG pada keadaan finansial mereka, hal yang menguras 
perhatiannya adalah kasus pembunuhan YD. Dengan dilanda perasaan cemas karena 
peristiwa pembunuhan suaminya masih sangat segar dalam ingatannya, ia tidak 
memiliki kekuatan lagi untuk menghadiri rangkaian sidang. T pun menyadari tidak 
ada perwakilan dari keluarganya untuk menghadiri pengadilan. Bulan berganti 
bulan, ia pun setia mengikuti rangkaian sidang yang menghabiskan 5-6 jam 
seorang diri. Rute yang ia lewati adalah rute yang sulit dan terkadang harus 
kehujanan.

Di samping menghadiri persidangan dan bekerja di ladang, T menyadari bahwa ia 
kehilangan banyak waktu untuk bersekolah. Tetapi, ia terus berjuang untuk yang 
terbaik bagi sekolahnya. Pendaftaran untuk tahun ajaran baru telah mendekat. MG 
telah mengupayakan yang terbaik, namun ia tidak berhasil mengumpulkan cukup 
banyak uang untuk membayar biaya pendaftaran, atau untuk membeli seragam dan 
alat tulis bagi T, apalagi untuk adik-adik T. Hal ini mengharuskan T untuk 
mengorbankan pendidikannya. Ia pun melakukannya tanpa ragu-ragu. Tragedi ini 
tidak dapat ia tolak, dan ia dengan rela mengambil beban yang harus dipikul 
olehnya dan mengangkat beban tersebut di atas bahunya.

Namun, Tuhan berencana lain. Sebuah organisasi Kristen mendengar tentang 
pembunuhan YD dan berkesempatan untuk mengunjungi mereka. Tim ini pun datang 
tanpa pemberitahuan karena memang tidak ada cara untuk berkomunikasi dengan 
mereka. Kedatangan Tim ini membawa kejutan dan senyum bagi keluarga T, dan 
kekuatan bagi umat percaya setempat yang saat itu berkumpul dalam sebuah rumah 
yang kecil. Setelah tim menyadari akan kebutuhan keluarga ini, mereka segera 
berkomitmen untuk membantu dana untuk pemenuhan kebutuhan, serta keperluan 
perlengkapan sekolah untuk semua anak. MG dan anak-anaknya terdiam sejenak 
karena bantuan untuk sekolah, peralatan, dan seragam baru itu seperti jatuh 
dari surga.

"Sekarang saya mengerti bahwa saya memiliki banyak ayah di gereja," kata T 
kepada pendetanya. "Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan atas dukungan dan 
kekuatan yang berasal dari gereja dan saudara seiman kami," lanjutnya. Ia 
terlihat sangat senang saat menerima seragam, pena, dan buku tulis untuk 
sekolah. "Adik perempuan saya sangat senang karena ia memiliki barang yang 
sama, yang dimiliki oleh teman-temannya di sekolah."

"Kami umat Kristen tidak dibatasi oleh warna kulit atau bahasa," kata MG. 
"Orang yang tidak mengenal kami juga turut membantu kami saat kami membutuhkan. 
Kami merasa sangat senang! Tuhan akan terus membantu saya untuk membesarkan 
anak-anak ini," katanya.

Diambil dari:
Judul buletin: Frontline Faith, September - Oktober 2011
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Open Doors Indonesia, Jakarta
Halaman: 2 -- 3


STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) PERIODE 
JANUARI/FEBRUARI 2013

Apakah Anda rindu mempelajari pokok-pokok penting seputar iman Kristen bersama 
rekan-rekan seiman dari berbagai penjuru melalui dunia maya?

Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://ylsa.org > mengundang Anda untuk 
bergabung di kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2013 yang 
diselenggarakan oleh Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) < 
http://pesta.org >. Dalam kelas ini setiap peserta akan belajar bersama secara 
khusus tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, rencana 
keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup baru dalam Kristus. 
Pelajaran-pelajaran ini sangat berguna, baik orang Kristen lama maupun baru, 
untuk memiliki dasar-dasar iman kepercayaan yang teguh sesuai dengan kebenaran 
Alkitab.

Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan berlangsung mulai 14 
Januari - 21 Februari 2013. Pendaftaran dibuka mulai hari ini dan segera 
hubungi Admin PESTA di <kusuma(at)in-christ.net>. Secepatnya, kami akan 
mengirimkan bahan DIK untuk dikerjakan setiap peserta sebagai tugas tertulis.

Peserta kelas hanya dibatasi untuk 20 orang saja. Karena itu, daftarkanlah diri 
Anda sekarang juga!


"THE MORE YOU LOVE JESUS, THE MORE YOU LONG FOR HEAVEN"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

Kirim email ke