Mas Awang,
Kenapa nggak ditawarkan pada beberapa tenaga di PSC untuk mengganti badgenya 
dengan badge BPMigas.
 
Status mereka menjadi secondee pemerintah c/q BPMigas di PSC tersebut.
Naikkan gajinya barang beberapa puluh persen, perhitungkan service 
yearnya...saya yakin banyak yang mau. 
Sebagai tambahan, bisa juga direkrut tenaga2 pengalaman dari luar yang baru 
menikmati pesangon  seperti usulannya pak Hari Kusna.
 
Biaya untuk pemerintah saya yakin relatif kecil, apalagi kalau dibanding dengan 
potensi kebocoran yang bisa diselamatkan.
 
Daripada mereka harus 'tersiksa' oleh loyalitas ganda....

NB: Saya ingat hal serupa pernah resmi diusulkan oleh IAGI saat Mas Andang baru 
menjabat sebagai Presiden . Tapi sebagaimana nasib banyak usulan di negeri 
tercinta, gaungnya redup ditelan waktu.
 
Selamat Ulang tahun negeriku......
 
Salam 
Oki
 
 

Pak Taufik,

Zaman Pak Effendi Situmorang jadi Direktur Pertamina MPS pernah ada rencana itu 
: menempatkan orang2-nya di KPS untuk pengawasan langsung. Tak jadi berjalan, 
a.l. karena kekurangan orang2 yang senior (menempatkan yang junior sama saja 
dengan bohong).

Terpulang ke diri sendiri. Mau loyal ke perusahaan yang dengan jelas kita tahu 
sedang merugikan Negara ? Mau membela kepentingan Negara dan melupakan dulu 
loyalitas ke perusahaan ? Atau, sekedar tak peduli sebab Negara itu abstrak dan 
perusahaan itu nyata ? First thing first adalah menurut orang per orang. Maka, 
kembali terpulang ke diri sendiri.

Tanpa laporan dari orang dalam KPS pun, fungsi pengawasan harus berjalan sebab 
itu memang tugas BPMIGAS. Apakah pengawasan efektif atau tidak, apakah terlalu 
ketat atau tidak, itu adalah suatu proses yang harus selalu diperbaiki, 
sebagaimana kita juga mengawasi diri sendiri.

salam,
awang

"O.K Taufik" wrote:
Pak Awang,

Masalahnya pekerja nasional di KPS asing (misalnya) apa mempunyai payung
hukum untuk menjadi double face buat company tempat dia bekerja?, ini
yang sulit, bagaimanapun karyawan tersebut memiliki gentlement agreement
dengan coy-nya sesuai kesepakatan yg ke-2 belah pihak akui, satu hal
juga peluang conflict interest untuk memanfaatkan kondisi tersebut besar
sekali. Melaporkan, menjatuhkan dll demi kepentingan diri sendiri pasti
ada.

Kenapa pihak BPMIGAS tidak terus terang saja menempatkan oknumnya di
setiap coy, sama hal yg sekarang BUMN lakukan dengan pasukan "lendonya",
menempatkan oknumnya di setiap BUMN untuk menangkal korupsi?..tak jelas
memang efektif atau tidak.

regards


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

Kirim email ke