Hari Kartini dirayakan di kantor saya dengan mengundang ibu Ratih Sanggarwati untuk ceramah mengenai berpakaian yang baik. Saya tidak mengerti kenapa hari Kartini disambut dimana mana dengan lomba konde dan kebaya, lomba menghias tumpeng, lomba masak, lomba merangkai bunga, fashion show, seminar berpakaian yang baik, seminar how to prevent your husband getting another wives dan sejenis itu .... kadang di sinetron muncul pula anak kecil nangis nangis atau sakit panas gara gara ibunya lagi meeting dengan client diluar rumah (bapak anak ini kemana sih ?, bapak bapak kan juga mestinya bisa ngurusi anak sakit panas .....)
Sepengertian saya sih Kartini menginginkan kesetaraan antara perempuan dengan laki laki ...artinya perempuan diberikan penghargaan dan kesempatan yang sama dengan laki laki, bukan karena alasan apa apa tapi karena kita semua adalah manusia yang setara..... dengan alasan yang sama menurut saya pengadaan cuti haid dua hari sebulan mestinya tidak diperlukan, toh kalau haid itu memang menimbulkan sakit si wanita itu berhak untuk tidak kerja karena sakit, sementara buat wanita lain yang bisa haid tanpa sakit tidak perlu ikutan libur .....menurut saya cuti haid itu mengabuse dan kontraproduktip terhadap perjuangan wanita untuk mendapat pengakuan dan kesetaraan..... Socrates dan Plato adalah orang 'purba' (dalam artian paham mereka lahir sebelum keluarnya ajaran agama barat) yang telah mempercayai bahwa perempuan dan laki laki itu adalah setara, namun anehnya Aristoteles malah beranggapan bahwa perempuan adalah bentukan tidak sempurna dari laki laki ..... Paham Aristoteles ini sangat berpengaruh di daerah eropa selatan dan afrika barat pad saat itu ...saya curiga jangan jangan karena inilah maka agama barat mengadopsi memahaman serupa ( misalnya Eve berasal dari rusuk Adam) Berbicara mengenai kecerdasan/ide/pengetahuan, Plato beranggapan bahwa ide itu bersifat inate (dibawa dari lahir) sementara Aristoteles menyanggah ajaran gurunya itu, dia berpendapat bahwa ide itu didapat dari belajar. Saya sendiri cendrung berpendapat bahwa keduanya sih benar : ada kecerdasan inate dan ada kecerdasan karena belajar..... Saya punya nenek buta huruf tapi cerdas/witty, curious dan berpikiran terbuka...dia membiarkan anak anak perempuannya pergi jauh menyebrangi lautan untuk menuntut ilmu (rare saat itu)... kecerdasannya ini pastilah inate .... dan kecerdasan kecerdasan inate inilah yang mungkin bisa menerangkan lompatan lompatan inovasi di masa lalu contohnya kompleks pagoda angkorwat itu didesain oleh seorang arsitek jenius masa itu ..... Jadi tampaknya tanpa bukupun orang bisa menjadi pintar asal dia curious dan berpikiran terbuka, pepatah minang mengatakan 'alam takambang manjadi guru' artinya alam inilah guru kita ..... kalau mau baca buku buku tentu hasilnya akan jadi lebih baik lagi ...... karena buku adalah rangkuman belajar orang lain ..... Mungkin yang paling penting kita ajarkan kepada diri kita dan anak anak kita adalah curious, dan berpikirian terbuka ini, terutama dijaman sekarang dimana trend umum adalah curiga dan merasa benar sendiri .... |---------+----------------------------> | | "Awang Harun | | | Satyana" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | om> | | | | | | 21/04/2006 12:08 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | | | |---------+----------------------------> >---------------------------------------------------------------------------------------------------------------| | | | To: <iagi-net@iagi.or.id> | | cc: | | Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini | >---------------------------------------------------------------------------------------------------------------| Abah, Betul, yang saya maksudkan dengan kebodohan dalam diskusi ini adalah ketidaktahuan, kegelapan akan ilmu pengetahuan. Sedangkan "kebodohan" yang satu lagi lebih cocok kalau disebut saja KETIDAKPEDULIAN. Orang yang semula bodoh akan menjadi pintar asal dia sadar akan kebodohannya dan berusaha untuk menjadi pintar. Tetapi orang yang tidak peduli, akan tetap bodoh, sebab ia tidak mau tahu walaupun ditawari untuk menjadi tahu. Ketidakpedulian atau apatisme adalah penyakit yang sangat berbahaya. Kata Hellen Keller, "Ilmu pengetahuan mungkin menemukan obat untuk banyak penyakit, tetapi ia tidak dapat menemukan obat untuk penyakit paling parah : sikap ketidakpedulian umat manusia". Salam, awang -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 21, 2006 10:51 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini > Vick , Awang Dalam theori yang Anda diskusikan apakah bedanya : KEBODOHAN dan KETIDAK-TAHUAN ? Menurut saya yang dimaksudkan dengan Ke - bodohan oleh Awang adalah ketidak-tahuan atau rasa tidak tahu yang menyebabkan JADI ingin tahu. (apa itu bhs Inggrisnya ....). Sedangkan Kebodohan yang lain adalah sifat sifat mental . Jadi bisa dia merasa tahu (sekali) atau bahkan tidak tahu sama sekali (tapi dia tidak perduli). This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------