Den mas Yant yth,

Salut aku sama sampean yang suka menularkan kebahagiaan kepada keluarga
maupun orang lain. Itulah sifat seorang insan yang betul-betul insani, yang
tentunya juga sangat bersahabat dengan alam lingkungan sekitar. Mungkin
cerita di bawah ini mencerminkan bagaimana kebahagiaan bisa menular kepada
orang lain. Namun demikian, konon kesusahan juga bisa menular.....



*MENULARKAN KEBAHAGIAAN …..*

*
*Seorang pemuda berangkat kerja di pagi hari. Memanggil taxi, dan
naik, ... 'selamat pagi pak,' ... katanya menyapa sang sopir taxi terlebih
dulu, ... 'pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum, … lalu
bersenandung kecil. Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, ...
dengan senang hati, ia melajukan taxinya. Sesampainya di tempat tujuan, ...
pemuda itu membayar dengan selembar 20 ribuan, untuk argo yang 15 ribuan,
'kembaliannya buat bapak saja,...selamat bekerja pak,..' kata pemuda
tersebut dengan tersenyum. 'Terima kasih', ... jawab pak sopir taxi dengan
penuh syukur, ... wah ... aku bisa sarapan dulu nih ... pikirnya, ... lalu
dia menuju ke sebuah
warung ….. 'biasa pak?' tanya si mbok warung. 'ya, biasa, .... nasi sayur,
... tapi, ... pagi ini, tambahkan sepotong ayam' …. jawab pak sopir dengan
tersenyum, dan …. ketika membayar nasi , ditambahkannya seribu rupiah 'buat
jajan anaknya si mbok, ...' begitu katanya. Dengan tambahan uang jajan
seribu, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih
lebar,....ia bisa membeli  2 potong roti pagi ini, ... dan diberikannya pada
temannya yang tidak punya bekal,... Begitulah,... cerita ini bisa
berlanjut,... bergulir,.... seperti bola
salju,... keluarga pak sopir bisa lebih bahagia hari itu,.. begitu juga
keluarga si
mbok warung,... teman2 si anak,... keluarga mereka,... semua tertular
kebahagiaan,..... Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada
siapa saja di sekitar kita. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan... Sudahkah
kita menularkan kebahagiaan hari ini?



On 5/4/07, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 Abah,

Ya saya se-tujuh banget dengan komisi itu. Ternyata ada di AAPG.
Macam-macam. Penghargaan, hati seneng, adalah paling efektif tingkatkan
karya. Penghargaan bisa di mulai dari yang jadi ketum IAGI (usul begitu
bukan krn Abah juga), lalu ke apa saja. Namun, sepertinya tak ada ya yang
tertarik dengan beri penghargaan banyak di convention ?

Ya, tak hanya ke cucu, namun bisa di dimana saja penggunaannya: rumah,
kantor, masyarakat. Misal di Perumahan Ranco itu, yang juga banyak pegawai
minyak (ato di musholanya). Semakin lama semakin banyak juragan minyak di
situ, termasuk tetangganya, Tanjung Barat, Tanjung Mas Raya (tanah 0.5 x
rp 7 juta/m). (Ku ikuti perkembangan sejak th 1980, kebon jambu rp 7ribu/m
tanah, pertama rumah, ke kebon rumah, Hi-Way, dan perkantoran).  Atau di
terapkan di kantor Wisma 77 itu, atau waktu di warung es teles 77-nya. Hati
seneng, jadikan kenyamanan.

Salam,
Maryanto.
(krn seneng, kalo ketemu, dik A'an itu, dah kuliah tetep saja "nglendotin"
bapaknya).


 ------------------------------
*From:* [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Friday, May 04, 2007 2:31 PM
*To:* iagi-net@iagi.or.id
*Subject:* RE: [iagi-net-l] Earth Day 2007 - Reward and Acknowledgement


 > Mar,

Wah sistim penghargaan kpd Anak yang Anda lakukan bagus sekali , sayang
aku mau
nyontek sudah kelewat waktunya.
Mungkin aku aplikasikan buat cucu ya , (kalau masih duwe duit) hehehe.
BTW , menghidupkan komisi ini tetap saya anggap penting sebagai bagian
dari satu organisasi profesi. Kalau kita lihat AAPG misalnya banyak sekali
macam penghargaan yang mereka berikan dan sudah sangat melembaga.

Si-Abah

____________________________________________________________________

   Si- Abah

  ______________________________________________________________________
> Abah,
>
> Ya katanya, ucapan tulus, akan menjadi penghargaan, dan bisa
> menyenangkan hati.
>
> Sudah banyak kok IAGI melakukan penghargaan-nya. Banyak sekali. Ya, apa
> saja bisa di perbaiki. Kalau saja ku di tanyakan usulan, ya misalnya,
> juara convention tak hanya nomer satu saja (selama ini yang saya lihat),
> namun misalnya, hingga juara tujuh. Nadanya, presenter tak begitu perlu
> uangnya (kalau saja uang menjadi agag kendala). Ini ku duga akan memacu
> penulisan, isi penelitian, tambahan rasa terimakasih panitya, untuk
> kemajuan Indonesia mengejar level ke tingkat dunia.
>
> Menghargai: filosof Mas Awang malah sudah mulai mendaftar nama-nama
> penulis geologi Indonesia. Itu ya penghargaan : Multatuli, van Bemmelen,
> Soetarjo Sigit, Katili, Hamilton, Hutchison, dll., hingga Sukamto. Lalu
> pernah di sebut atau nanti di tulis: Verbeck, Junghun, Louis Pasteur,
> Boscca., RP Koesoemadinata. Ku dah tulis 100 orang di akronim-ku, ada
> nanti juga raja Senopati, Sultan Agung, HB IX, dll.
>
> Saya suka menggunakan hadiah, hindari jauh-jauh "punishment". Tak sadar,
> tiap angka (nilai ulangan) 7 ku hargai 10 ribu rupiah, dan angka lebih
> tinggi dengan rupiah yang meninggi lagi, dan tambahan kalau juara klas,
> apalagi lebih tinggi rangkingnya, anak saya menjadi selalu riang, dan
> merasa rugi kalau tak belajar (dan mengatakan belum pernah ku marahi
> malah di umur 20 th ini, kecuali hanya sekali ku cubit kecil karena
> gawat: panas demam berdarahpun mau seminggu Study Tour). Kadang hingga
> ku bangun tengah malam, dia malah belum berhenti belajar dari sore.
> Uangnyapun, yang bisa 500 rb se-rapotan, 6 kali setahun, hingga 10 th
> terakhir, ya di sayang-sayang. (Padahal, kalau gag bagus nilainyapun, ya
> uangku untuk dia juga).
>
> Salah ya Abah begitu itu ?
>
> Salam,
> Maryanto.
>
> ________________________________
>
>
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, May 03, 2007 12:37 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Earth Day 2007 - Reward and Acknowledgement
>
>
>
> Sdr. Maryanto
>
> Selamat atas prakarsanya memberikan penghargaan , karena sampai saat ini
> IAGI
> belum mampu untuk memberikan /melakukan hal serupa.
> Semoga PP - IAGi merasa "tersentak" dan segera menyusun kembali Komisi
> Penghargaan dan Kehormatan , yang salah satu tugasnya adalah meberikan
> pehargaan kepada ahli geologi dan siapa saja yang memberikan kontribusi
> yang besar kepada geologi Indonesia dan IAGI.
>
> Kok susah menghargai jasa orang lain ?????
>
> Si-Abah
>
> ______________________________________________________________________
>
>>
>> Salam,
>>
>> Netter IAGI dan HAGI,
>>
>> Menunjang Hari Bumi 2007, perkenankanlah kami memberi penghargaan
>> "Rewards and Acknowledgement" kepada :
>>
>> Prof. Dr. Ir. H. R.P.
>> Koesoemadinata.
>>
>> Atas jasa memelihara bumi, alam, memanfaat potensi untuk ke semua
> bangsa
>> dan umat, sebagai kalifah alam.
>>
>> Arif (mengetahui, berilmu, saleh, bijaksana). Mengajarkan ilmu alam,
>> menjadi "founding father" semua jurusan Geology Indonesia, termasuk
>> masih selalu aktif di IAGI.net. Membagi ilmu ke banyak murid (sehingga
>> bergaji jutaan per bulan per murid untuk kesejahteraan murid-murid,
>> keluarga orang tua, saudara, sahabat, yatim-piatu, kesejahteraan
> rakyat
>> Indonesia atas billion barel minyak, tambang-tambang lain, menekan
>> hazard). Amal untuk hari nanti. Menulis buku, sejak 1950'an hingga
> kini,
>> deskriptif alam, dari propertis laut hingga gunung, evolusi tektonik,
>> evolusi sedimen, ukuran butir, nama-nama bendanya, dll, semua cekungan
>> di Indonesia hingga pelosok dunia, menjadi buku pegangan
> "earthsientist"
>> (geologist, geophysicist, geodetis, geografis, paleontologist,
> sejarah,
>> bahasa, sastra, hukum, economist, dll.), di bawa ke segala penjuru
>> seluruh pelosok dunia, dan murid tersebar ke segala pelosok dunia yang
>> di maui. Doktor, cumlaude Colorado School of Mines, tercepat di dunia
>> (2.5 th). Menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
>>
>> Kami memberi momento kecil senilai Rp. 1.000.000,00 (satu juta
> rupiah).
>> (Agar lebih bisa memilih, dengan kerendahan hati, kami mohon nomer
>> rekening untuk transfer).
>>
>> Wassalam wr. wb.
>> Maryanto
>> Murid, merangkap 7 jabatan "SALAM Foundation".
>>
>>
>>
>>
>

Kirim email ke