Ass.W.W.,
Mang Okim Yth.,
Melihat foto2 fosil kayu/pohon yang telah di"packing" dan siap dikirim ke
berbagai negara, rupa2nya negara kita ini memang terkenal sebagai
"pembabat hutan" yang handal, baik pembabatan hutan hijau kita yang
sekarang ini sedang marak, sesemarak dengan "pembabatan hutan masa lampau
(baca:fosil2 kayu/pohon)" yang sebentar lagi juga akan habis dan
punah.....

Merci, SELAMAT TAHUN BARU 2008
Yahdi Zaim


> Pak Awang,
>
> Hatur nuhun atas pencerahannya tentang geologi Pliosen - Plistosen
> daerah Banten. Genteng Beds memang sangat kaya akan fosil kayu dan
> moluska. Ketika mang Okim memetakan daerah tersebut tahun 1972 dalam
> rangka penerbitan Peta Geologi Bersistim Lembar Leuwidamar  skala
> 1/100.000 ( terbit tahun 1989 ), fosil-fosil kayu masih terlihat
> bergelimpangan di banyak aliran sungai dan tak sedikit yang nongol di
> tebingnya ( dari mulai wilayah Sajira , Gunung Kencana, Malingping,
> sampai ke wilayah Baduy Dalam ). Dan fosil moluskanya khususnya
> Turritella begitu berlimpahnya sampai di beberapa singkapan saja mang
> Okim bisa mengukur ratusan arah sumbunya  untuk menginterpretasikan arah
> garis pantai saat itu ( dimuat di News Letter Direktorat Geologi tahun
> 1972 ).
>
> Cerita di atas sejak tahun 1990 an sudah jauh berbeda. Ribuan ton fosil
> kayu Banten telah diekspor mentah. Yang Pak Awang lihat di sepanjang
> jalan  Jasinga  - Rangkasbitung beberapa tahun yang lalu sebenarnya
> hanya numpang lewat saja. Biasanya, beberapa hari setelah tiba di
> tempat-tempat penampungan  ( kios dadakan ) , fosil-fosil kayu tersebut
>  dibungkus kain karung untuk kemudian diangkut ke luar Banten ( sebagian
> besar dipersiapkan untuk ekspor ). Hal inilah yang membuat mang Okim
> penasaran sehingga nekad memprovokasi Menperindag, Ibu Rini Soewandi,
> yang setelah mendapatkan pencerahan ( diskusi, ceramah, dll ),
> alhamdulilah  kemudian  menerbitkan Kepmen Perindag No.
> 385/MPP/Kep/6/2004  tanggal 11 Juni 2004 . Kepmen tersebut yang intinya
> tentang pelarangan ekspor batumulia khususnya fosil kayu dalam bentuk
> bahan mentah atau bahan setengah jadi , diumumkan langsung oleh Pres.
> Mega dalam kunjungan resmi ke Rangkasbitung tanggal 14 Juni 2004  ( mang
> Okim sempat diundang juga ).
>
> Mengenai Kepmen No. 385 di atas ternyata peranannya bagaikan macan
> kertas belaka. Sosialisasinya tidak jalan karena konon harus dilakukan
> oleh instansi lain. Kepmen tersebut tak pernah sampai ke Gubernur Banten
>  . Tak heran bahwa selama bulan puasa tahun 2005 saja atau lebih setahun
> setelah terbitnya Kepmen,    beberapa kontainer masih berani nongkrong
> di lokasi  Sajira setiap hari untuk mengangkut fosil-fosil kayu yang
> telah dipersiapkan. Instansi terkait dan penegak hukum seolah tak
> berdaya ( Perdanya tidak ada ! ). Dan sampai detik inipun mang Okim
> masih menerima laporan  tentang masih berlangsungnya ekspor bahan
> mentah fosil kayu dari Banten, Sukabumi, Jambi, dll.
>
> Terlepas dari hal-hal di atas, kita masih punya secercah harapan . Dr.
> Myra P Gunawan   bersama team ITB mudah-mudahan maju terus dalam
> upayanya memperjuangkan berdirinya Taman Batu seluas 200 Ha di daerah
> Sajira. Sebelum back to campus, Dr. Myra yang saat itu menjabat sebagai
> Deputy Meneg Budpar, mengaku telah dihipnotis ( diprovokasi ) oleh mang
> Okim sehingga menjadi sangat bersemangat dalam memperjuangkan
> penyelamatan fosil kayu Banten . Telah beberapa kali beliau meninjau ke
> lapangan, baik bersama dengan mang Okim / Pak Budi Brahmantyo  ataupun
> dengan team ITB . Audiensi dengan Gubernurpun telah beberapa kali
> dilakukan. Sayang sekali bahwa komunikasi mang Okim dengan beliau
> terputus sejak satu setengah tahun yang lalu ketika mang Okim mulai
> sibuk di Rotary.
>
> Itulah Pak Awang dan rekan-rekan Gem-Lovers sedikit cerita pelengkap. Di
> bawah ini mang Okim sampaikan beberapa foto dokumentasi dari Sajira ,
> semoga bermanfaat.
>
> Salam batumulia,
>
> Mang Okim
>
>
>
>
> Gb.1.Dr.Myra P.Gunawan, Dep. Meneg Budpar ( 2004 ) , meninjau
> lokasi fosil kayu sepanjang 50 meteran di S. Ciberang , dikawal
>  oleh Dr. Budi Brahmantyo dan mang Okim.
>
>
> Gb.2.Fosil kayu utuh kategori " world collection " di lokasi
> penampungan Sajira yang  telah lari ke luar negeri
>
>
>
> Gb.3. Seluruh koleksi fosil kayu di lokasi penampungan Sajira
>  yang siap diekspor ( tahap kedua setelah gambar 2 )
>
>
>
> ----- Original Message -----
>   From: Awang Satyana
>   To: iagi-net@iagi.or.id ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad
> Sent: Tuesday, December 25, 2007 8:23 PM
>   Subject: Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN
>
>
>   Mang Okim,
>
>   Boleh juga penafsiran Mang Okim, kelihatannya memang begitu. Saya jadi
> ikutan melihat kalau di sebelah kiri "pengiring" Maria itu ada sesosok
> wajah dengan sepasang mata dan kumis lebat, sekilas mirip gambaran
> wajah manusia kain kafan dari Turin yang menghebohkan dan penuh
> perdebatan itu. Pengiring Maria itu juga kalau kita besarkan gambarnya
> ternyata punya sepasang mata. Hm...
>
>   Kita tafsirkan geologinya saja ya Mang Okim. Fosil kayu ini tentu
> bagian dari silicified woods Genteng Beds (Musper, 1938 : Fundorte und
> stratigraphisches Lager neuer Aufsammlungen tertiarer Landpflanzen -
> besonders Kieselholzreste auf Sumatra und Java - de Ing. in Ned. Indie
> 5, 12,p.169-181). Menurut laporan itu, Banten pada saat Pliosen dan
> Plistosen telah ditumbuhi hutan, tetapi berkali-kali hutan itu disiram
> tuf pumis(pisolitik) berkomposisi asam yang membakar kayu-kayunya
> sehingga menjadi fosil kayu atau silicified woods (kiselholz). Rupanya
> pusat erupsi besarnya ada di tengah Banten sekarang yang disebut
> Musper sebagai Danau volcano.
>
>   Kalau menerapkan volkanostratigrafi masa kini, pumice tuffs itu
> membentuk berlapis-lapis "beds" yaitu dari tua ke muda : Genteng Beds
> (upper Miocene-lower Pliocene) - ini yang paling banyak mengandung
> fosil kayu, lalu ada Cipacar Beds (middle Pliocene - kalau kata ahli
> moluska namanya Cheribonian), lalu di atasnya lagi Cilegong Beds
> (upper Pliocene - Sondian molluscan fauna, yang tuf pumis-nya paling
> tebal dan komposisinya mulai basa).
>
>   Kini, gunungapi Danau itu telah habis, sisa kalderanya saja, tetapi di
> tengah kaldera itu tumbuh gunung2 yang kita kenal sekarang : Gn Karang
> dan Gn Aseupan.
>
>   Suatu hari beberapa tahun yang lalu dalam perjalanan dari Bogor ke
> Carita saya melewati wilayah fosil kayu ini di wilayah sekitar
> Jasinga-Rangkasbitung, memang di tepi2 jalan banyak kayu2 fosil yang
> ditambang penduduk setempat. Bagaimana kalau kita menemukan sumber
> penambangan itu alias hutan fosilnya sekalian, tentu akan sangat
> menarik buat pendidikan geologi sekaligus geowisata.
>
>   salam,
>   awang




----------------------------------------------------------------------------
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke