Dari sumur-sumur yang dianggap dry-holes tersebut, kemungkinan ada (bisa
lebih dr separohnya, loh) yang tidak dibor dan atau ditest / dievaluasi
dengan benar, sehingga menampakkan kesan bahwa faktor geologi-lah yang
menyebabkan kegagalan Conoco (dan sebagian Caltex di sekitar daerah
tersebut). Seringkali yang terjadi adalah: pengeboran dilakukan highly
over-balance, formasinya rusak (formation damage), yang dihasilkan dalam
test bukan air formasi tapi air invasi dari mud-filtrate (tapi tetap
dianggap air formasi dalam laporannya), alat pengetest tersumbat (tool
plugging), sand migration yang menurunkan permeability, dan beberapa masalah
engineering pemboran dan pengetes-an lainnya. Jadi, dry-holes bagi Conoco,
belum tentu dry-holes bagi SPE atau TMP atau POG atau KKE atau TBP atau BMI
atau nama-nama perusahaan "nasional" lainnya yang muncul sewindu terakhir
ini meramaikan eksplorasi hidrokarbon di daerah Mountain Front yang
ditinggalkan oleh kumpeni-kumpeni besar sebelumnya. Dengan paradigma baru,
mata lebih awas, treshold ekonomi lebih rendah, para eksplorasionis di
kumpeni2 nasional tersebut mencoba peruntungan mereka dengan melihat ulang
sumur-sumur dry holes di daerah Mountain Front (baik di Sumatra, maupun di
Kalimantan). Beberapa ada yang berhasil discovery, beberapa masih berkutat
studi, yang jelas kebanyakan sekarang ini sedang ketar-ketir dengan
pendanaan karena krisis keuangan globalnya Amerika (bagaimanapun, kumpeni2
ini masih banyak terkait dengan model bisnis pinjam bank dan atau lembaga
keuangan, walaupun ada juga sejumlah duit ekuitinya).
Soal Mountain Front Sumatra Tengah dan kemungkinannya pernah menjadi
Fore-land Basin, kebetulan mahasiswa S-1 saya dari ITM (Medan) membuat
analisis paleo-batimetri dari Telisa outcrop sangat rinci di 3 lokasi daerah
Gunung Tua yang kalau dikorelasikan dengan Telisa di sumur-sumur sebelah
timurnya akan menampakkan PENDALAMAN yang signifikan dari timur ke barat,
yaitu dari inner-middle shelf (0-100 meter) menjadi sampai sedalam mid
bathyal (1000-2000 meter). Di daerah belakang busur, salah satu penyebab
paleo-batimetri yang dalam ini adalah cekungan yang turun terus menerus
dengan rate lebih besar di daerah mountain front dibandingkan dengan daerah
hinge-line/paparan, terutama karena selama pengendapan: thrust fault di
Mountain Front ini sangat aktif sehingga membuat accomodation space dibagian
footwall-nya menjadi besar dan paleobatimetrinya jadi dalam. Telisa
"turbidite" faciespun makin banyak dijumpai di singkapan2 dekat mountain
front dibandingkan dengan singkapan di bagian timurnya atau di sumur2
pemboran. Dengan demikian, paling tidak selama Miosen Bawah - Tengah,
sebelum diinversi oleh naiknya Bukit Barisan, daerah Mountain front tersebut
kemungkinan pernah menjadi Foreland Basin. Implikasi petroleum systemnya
cukup signifikan.
"Mountain Front" di Kutai Barat Laut lebih menarik lagi. Di daerah Wahau -
Berau pada umumnya dijumpai rembesan-rembesan minyak yang sangat ringan,
bening, yang didapatkan di jalur-jalur patahan dan reservoir-reservoir
Beriun yang "breached" (dekat ke permukaan tanah sehingga bocor). Masalah
utama mereka pada umumnya sealing dan trap integrity, bukan reservoir, bukan
pula kitchen. Discovery di ssalah satu sumur di daerah sebelah barat
Sangatta tersebut tidak difollow-up oleh kumpeni sebelumnya karena dianggap
tidak ekonomis dan reservoirnya ketat (tite). Kumpeni-kumpeni baru dan
BPMigas tentunya) bisa saja melihatnya dengan sudut pandang yang berbeda
pula; apalgi jika ditelisik lagi bagaimana cara kumpeni-kumpeni besar Jadul
itu mengebor dan mengetes reservoir. Air formasi dari endapan fluvial
deltaic yang mereka dapatkan dan mereka pakai untuk meng'condemn" salah satu
reservoir beriun itu sebagai WET dan tidak ekonomis itu ternyata punya
salinitas >40.000 ppm yang tidak mungkin didapatkan dari connate water
fluvial-deltaic deposit. Res-Eng reportnya juga sudah jelas-jelas
menyatakan: reservoir damage dengan skin faktor yang sangat tinggi.
Kemungkinan besar air yang mereka keluarkan itu adalah invasi dari lumpur.
Sangat menarik. Masih banyak opportunity di Mountain Front kita.
Salam
ADB
----- Original Message -----
From: "Agus Suhirmanto" <[EMAIL PROTECTED]>e)
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, November 17, 2008 1:40 PM
Subject: Bls: [iagi-net-l] Ramai-ramai blok Semai
Pak Awang,
Terima kasih atas penjelasannya. Sangat menarik terutama bagi kami yang
belum genap 10 th berkutat di Eksplorasi Hidrokarbon. Karena ternyata ada
pengalaman eksplorasi yang "sangat agresif" di daerah yang padahal cukup
dekat dengan Rokan Block yang kaya akan HC, namun tidak memberikan hasil
seperti yg diharapkan.
Salam,
agus
________________________________
Dari: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: IAGI <iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Geo Unpad
<[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS
<[EMAIL PROTECTED]>
Terkirim: Senin, 17 November, 2008 11:27:48
Topik: RE: [iagi-net-l] Ramai-ramai blok Semai
Pak Agus,
Inilah sumur-sumur yang dibor Conoco di Mahato-Mandian, bahkan semuanya ada
12 (setelah saya cek ulang, bukan 11 seperti yang saya tulis kemarin) :
BATANG KAYU-1
BINANGA-1
GUNUNG TUA-1
LADAM-1
NENE-1
RUMAMBE-1
SOMBA-1
SOSA-1
SUHAT-1
TAMBUSAI-1
TRONTANG-1
UJUNG BATU-1
Sumur Mahato-1 bukan sumur di Blok Mahato-Mandian, tetapi itu sumur di Blok
Siak yang dibor Caltex tahun 1971 (kering).
Kedua belas sumur itu dibor Conoco hanya dalam waktu dua tahun (1982-1983).
Begitu tahu kedua belas sumurnya gagal, maka blok Mahato-Mandian segera
dikembalikannya. Apa yang terjadi dengan bonus 60 juta USD ? Tentu sudah
masuk kas negara.
Kegagalan utama Blok ini adalah tidak adanya reservoir atau buruknya
kualitas reservoir ekivalen Sihapas Group dan tak adanya sejumlah graben
kitchen sebaik Blok Rokan.
Barumun Sub-Basin hanya depresi kecil di sistem Central Sumatra Basin yang
besar, bukan di area yang prolific secara petroleum system, terutama masalah
charging; sedangkan Blok Mahato Mandian terlalu ke arah marin saat Sihapas
diendapkan, sebagian sebagai starved basin - tak cukup mendapat pasir
Sihapas. Juga a series of kitchen grabens yang berkembang di Rokan tak
berkembang di Mahato Mandian sebab bukan center of deformation saat
Paleogen.
All prospects look good until drilled.
Salam,
awang
-----Original Message-----
From: Agus Suhirmanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 17, 2008 9:31 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Ramai-ramai blok Semai
Pak Awang,
Menarik sekali cerita mengenai Blok Mahato Mandian di NW-nya Rokan Blok.
Terus terang, beberapa tahun bekerja di Rokan, belum pernah ada yang cerita
mengenai blok ini dan belum sempat mencari tahu. Kecuali memang ada sumur
eksplorasi tua, kalau tidak salah Mahato#1 yang kering. Saya hanya ingin
mengetahui mengenai geological plays-nya dan petroleum system di-blok ini
yang kemungkinan mirip-mirip dengan Rokan. Dan sebenarnya apa penyebab dari
kering-nya sumur-sumur yang di-bor oleh Conoco saat itu?
Saya lihat, lebih ke NW-N-nya Rokan ada Kisaran Blok. Menurut Pak Awang
bagaimana kaitan secara geologi, Kisaran blok, Mahato mandian blok dan Rokan
blok? Apakah Mahato Mandian masih satu sub-basin yang sama dengan Kisaran di
Barumun sub-Basin?
Terima kasih Pak,
agus
___________________________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------