Bang Syaiful,

Wah, Sampeyan kok malahan cerita kuliner?
Well, ini cerita lama yha: Jawaranya di Kepala Burung (PSC) adalah Petromer Trend, perusahaan dari Denver, mulai 1970. Selain itu ada Phillips (P.Salawati). Trend discovery Kasim-1 sekitar 1972, flowing lebih 50,000 bopd (?) dari Kais limestone. Seterusnya Trend menemukan lapangan-2: Walio (315 wells), Kasim (59), Jaya (22), Cendrawasih (29), Moi (9), Kasim Utara (11), Kasim Barat (8), Arar (4), Klalin (10), Payao (3 well, produksi tinggal 2); bbrp sumur yang kurang ekonomis: Klagagi-1, West Klagagi, Klaifi (2), Klagana (2), Klari-1, ada oil stain di Sirga sandstone). Klate-1 (paling ujung timur) ada oil stain di Crystalline Lmst yang posisinya di bawah Kais, Terumbu-1 (targetnya Klasaman carbonate). Masih ada bbrp sumur lain, dan yang menarik discovery SE Walio-1 (2000 bopd). Block ini masih berproduksi sekitar 7000 BOPD dengan watercut (harap tidak kaget) 99.0%, sehingga produksi airnya mencapai 780,000 BWPD.
Semua produksi dengan ESP (Reda) pump, mungkin sumur baru masih flowing.
Trend membangun fasilitas produksi dan basecamp yang sangat bagus dan lengkap di ujung Papua (mainland) berhadapan dengan P.Kasim (banyak karyawan dan keluarga tinggal di sini) dinamakan Kasim Marine Terminal. Kerja di sini sangat mengasyikan. Jam 05:00 sudah terlihat hiruk-pikuk, perahu ponton tanggung mondar-mandir membawa karyawan dari P.Kasim ke KMT base atau ke lapangan. Tepat jam 06:00 sirine berbunyi nyaring...setelah itu keadaan menjadi sunyi senyap. Nanti jam 11:30 dan jam 13:00 (istirahat) sirine berbunyi lagi. Baru jam 18:00 saat kantor tutup, sekali lagi sirine berbunyi. Kehidupan malam cukup menarik, tidak membosankan. Ada club house yang sangat bagus, lengkap dengan film, tivi, bilyar, permainan lain dan bar. Walaupun remote area, para pekerja dibuat kerasan dengan kegiatan yang positif. sekali-2 kami menyanyi ramai-2 di bar.
KMT ini sekitar 65 km jauh di selatan kota Sorong lho.
Ada kejadian lucu: Biasanya pesawat Merpati dari Jakarta/Makassar mendarat di Jefman (bandara lama, berupa pulau karang) jam 17:00. Para karyawan segera ramai-2 naik ke boat perusahaan. Boat segera berangkat melewati selat, diantara pulau-2 yang banyak sekali jumlahnya (kawan Papua saya ingat nama pulau-2 tersebut); setelah 2 jam, boat sampai KMT. Kami pun turun untuk menuju kamar masing-2. Ada tiga penumpang perlente bertanya: Pak, dimana hotel Cendrawasih (hotel di kota Sorong). Wah, ini gawat. Mereka pikir boat yang ditumpangi menuju kota Sorong :(

Sekitar 1993 JOB Pertamina-Trend Salawati baru menemukan Lapangan Matoa di P.Salawati. Sudah ada sekitar 30 sumur, dan bbrp sumur-2 di luar Matoa. Jumlah produskinya sekitar 5600 BOPD. Di lapangan ini lah kami banyak belajar pekerjaan wsg. Kenapa? Di sini seorang wsg dituntut untuk lebih hati-2 menjelang pemboran masuk Kais, karena kita hanya diperbolehkan menembus Kais setebal 10 ft. Bayangkan kalau kawan geophisicyst "meleset" memprediksi top Kais sekitar 100 ft lebih dalam, bisa-2 kawan wsg akan semalaman tidak tidur. Anehnya, dari sekian banyak sumur, top Kais selalu ditembus setelah tengah malam atau subuh. Kawan Drilling beda lagi; dia mengeluh, setiap running casing 7" selalu hujan lebat. Kalau kegiatan di Jabung (Jambi) lain lagi: Kawan yang pegang operation di Jkt (expat) selalu mengeluh karena TD selalu ditembus hari Jumat. Akibatnya jadwal sofball, golf atau acara keluarga akan terganggu.

Ada pengalaman menarik di salah satu sumur Matoa. Ketika completion, sudah ribuan barrel air disedot (swabbing) tetapi hasilnya tetap 100% water. Bagian Operation sudah pesimis, dan ingin menutup sumur secara permanen. Kawan Exploration bersikeras bahwa ini termasuk sumur bagus. Dari laporan wsg terlihat jelas. Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata saat drilling in progress sempat terjadi lost circulation, dan sekian ratus atau ribu barrel fresh water dipompakan (tidak dicatat dengan baik). Sebuah Reda pump segera dipasang, sumur disedot. Tidak lama kemudian, muncul 2% oil, 5%, 10% dst sampai flowing. Sumur ini selamat dan berproduksi cukup lama. Dari pengalaman ini, kami selalu menekankan, apapun yang dipompakan ke dalam sumur harus dicatat dengan rapi dan lengkap.

Sekian dulu, kalau ada kawan yang ingin menambahkan cerita silahkan.

Salam hangat,
sugeng


----- Original Message ----- From: "mohammad syaiful" <mohammadsyai...@gmail.com>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, February 03, 2009 11:32 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Papua Petroleum Exploration 1930s


lho, mas sugeng ini kok malah banyak cerita duriannya sih. tapi memang
asyik kok, soalnya saya juga dulu sering menikmati durian khas,
berukuran kecil (dibandingkan durian sumatra / udanmas dari sumsel),
dan sering disebut sbg 'durian mentega. apalagi kalo dicampur dengan
sayur ikan tuna yg dimasak oleh seorang drillling supervisor, atau
dicampur juga dengan udang bakar yg direnteng seperti sate, ahhhhh..
maknyus tenannn...

nah, kembali ke soal migas, mungkin mas sugeng bisa cerita lebih
panjang dong, kapan si matoa ditemukan. kalo sungkan atau lupa berapa
besar cadangannya, mungkin bisa cerita akan berapa lama utk
diproduksi: 10 tahun, 100 tahun?

salam,
syaiful

On Tue, Feb 3, 2009 at 11:15 AM, Sugeng Hartono
<sugeng.hart...@petrochina.co.id> wrote:
Bang Ipul dan Den Agus,

Penemuan lapangan minyak yang cukup besar di Salawati adalah lapangan Matoa,
saya dan kawan-2 banyak terlibat.
Rupanya sebelum kami masuk ke hutan Salawati, para penduduk setempat sudah
lebih dulu meng-eksplorasi ke seluruh pelosok pulau ini.
Mereka tidak mencari singkapan, tetapi mencari pohon durian! Kalau ketemu
kumpulan pohon sagu, ya rezeki.
Begitu pohon durian ditemukan, mereka langsung memberi tanda: milik
Jeremias, milik Otter Ohorella, milik Jacob Rumbiak dll.
Semak-2 di sekeliling pohon segera dibersihkan, lalu pondok kecil segera di
bangun.
Begitu musim durian tiba, mereka berkumpul di pondok ini sambil menunggui
durian masak yang jatuh.  Beberapa hari sekali mereka turun untuk menjual
durian, tetapi sekarang sering dibeli kawan-2 produksi di lapangan Matoa.
Ternyata kawan-2 Drilling Dept  PetroChina juga punya satu pohon durian :)

Salam hangat,
sugeng

----- Original Message ----- From: "mohammad syaiful"
<mohammadsyai...@gmail.com>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, February 03, 2009 10:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Papua Petroleum Exploration 1930s


lha, kang agus, bukankah di kepalanya (kepala burung) sudah sejak
puluhan tahun lalu diproduksi minyaknya lho... coba tanya teman2
pertamina dan petrochina (dulunya: devon), pasti bisa cerita banyak.
kalo gas, tuh tangguh-nya bp tentunya yg telah terkenal...

salam,
syaiful

On Tue, Feb 3, 2009 at 10:33 AM, Hendratno Agus <agushendra...@yahoo.com>
wrote:

Perjalanan panjang eksplorasi migas di Papua, ternyata juga membuka banyak peluang investasi eksplorasi migas pada 3 tahun terakhir ini. Beberapa blok seperti bintuni, semai, cendrawasih, nothern papua, menjadi target beberapa
pemain besar di dunia untuk invest di Papua, sekalipun semua masuk dalam
kategori high risk. Ternyata...Papua tidak saja kaya bijih dan koteka tapi
juga kaya migas...

salam, agus hendratno




________________________________
From: "yanto...@yahoo.co.id" <yanto...@yahoo.co.id>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, February 1, 2009 4:35:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Papua Petroleum Exploration 1930s

Pak Awang menarik sekali, seismic survey pertama yang dilakukan di Papua
juga terjadi th 1936 yaitu Refraction seismic, sayangnya saya lupa publikasi
yang pernah say baca.

Salam

Yanto Salim

Powered by Telkomsel BlackBerry(R)

-----Original Message-----
From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

Date: Thu, 29 Jan 2009 21:10:27
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo
Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi
BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Subject: [iagi-net-l] Papua Petroleum Exploration 1930s

Dua puluh tahun yang lalu, Juni 1988, di tengah saya libur setahun dari
kuliah, saya berada di Jajayapura, bekerja selama dua minggu memilih-milih laporan Belanda, memotokopinya, dan menerjemahkannya untuk sebuah perusahaan emas asal Australia. Pada saat itulah saya menemukan buku-buku lapangan asli beberapa geologist Belanda yang pernah bekerja di Papua, yang namanya selama itu hanya saya baca dari buku van Bemmelen (1949), antara lain Molengraaff.
Saya pun menemukan beberapa laporan NNGPM tentang awal eksplorasi
perminyakan di wilayah Papua.

Jayapura, Juni 1988 adalah sebuah kota yang mahal dan tetap terpencil.
Ongkos fotokopi Rp 75 selembar (saat itu di Bandung fotokopi Rp 15-Rp 20). Koran Kompas datang terlambat 3-4 hari. Harian lokal, Cenderawasih, terbit seminggu sekali. Beberapa tabloid yang terbit di Jakarta terlambat satu-dua minggu di sini. Di kota, para pedagang makanan adalah dominan orang2 Bugis : ikan bakar. Satu restoran Padang ada. Sementara itu, penduduk aslinya hanya menggelar tikar 1x1 meter berjualan kapur, sirih, dan buah matoa, itu saja.
Malam minggu, hotel tempat saya menginap penuh dengan penduduk asli ini
(para pegawai kantor), mereka membelanjakan gajinya untuk minum-minum bir
dan membeli porkas (jenis lotere yang populer saat itu). Minggu paginya,
saya menemukan mereka bergelimpangan di pinggir jalan – pulas tertidur. Di
ujung jalan, saya melihat dua orang dari mereka sedang berkejaran, yang
mengejar membawa pecahan botol sambil berteriak "Kubunuh kau...!".
Hm..masih mabuk rupanya. –demikian sepenggal paragraf buku harian saya.

Belum lama ini saya membuka kembali catatan2 saya itu. Sebagian saya ingin
menceritakannya di bawah ini. Semoga menjadi variasi bacaan dari tulisan2
saya.

---------------
Ini kisah lama, sekitar 75 tahun yang lalu, mungkin masih menarik untuk
diketahui lebih luas sebab selama ini hanya tersimpan di buku-buku lama,
yang sulit terbuka untuk umum. Ini kisah eksplorasi minyak di Papua, pulau
terakhir yang dieksplorasi Belanda di Indonesia.

Tahun 1935, NNGPM (the Nederlandsche Nieuw-Guinee Petroleum Maatschappij)
mulai mengeksplorasi bagian barat Papua (Vogel Kop – Bird's Head, alias
Kepala Burung) seluas 10 juta hektar. Pulau besar ini belum pernah
dipetakan, peta yang ada hanya peta topografi kasar dalam rangka patroli
militer. Maka tim besar di bawah pimpinan Dr A.H. Colijn, manajer eksplorasi
dari Tarakan, mulai melakukan perkerjaan raksasa memetakan geologi Papua.
Dengan berbagai pertimbangan, NNGPM memilih Babo di Teluk Berau sebagai
basecamp. Pekerjaan pemetaan di area yang sangat luas ini dilakukan pertama kali menggunakan pesawat terbang. Pesawat amfibi Sikorski yang bisa mendarat
di air ditugaskan untuk pekerjaan ini. Para pilot pesawat ini mesti
pandai-pandai membaca cuaca yang sering berkabut dan berubah di atas Papua,
mereka pun mesti pandai bermanuver di antara celah-celah tebing batuan
gamping di beberapa pegunungan Papua. Dari ketinggian 12.000 kaki, beberapa
formasi
geologi bisa diketahui. Ini adalah pekerjaan awal –semacam reconnaissance
survey.

Pekerjaan selanjutnya, yang jauh lebih menantang adalah ground survey.
Torehan banyak sungai di Papua menolong para geologists Belanda memetakan
geologi wilayah besar ini. Para kru lapangan semuanya adalah suku2 dari
banyak wilayah di Indonesia : Dayak, Manado, Ambon, Jawa, Batak, dan Banda.
Suku Papua sendiri kelihatannya tak ada sebab pada zaman itu diceritakan
bahwa mereka masih merupakan suku pengayau alias pemenggal kepala yang
diceritakan tentara Inggris di perbatasan PNG-Papua sebagai suku pelintas
batas yang suka mengejar musuhnya melewati garis batas demarkasi. Para
geologists yang memetakan geologi Papua memilih camp-nya di perahu, ini jauh
lebih nyaman daripada di dalam hutan yang sangat lebat. Setiap perahu
dilengkapi dengan : listrik dari genset, radio, kulkas, lampu2, dan bak
mandi untuk berendam dengan cukup nyaman. Mandi harus di atas perahu sebab bila mandi di sungai akan menjadi santapan ramai-ramai para buaya. Detasemen
militer tentu
selalu berjaga mengawal para geologists dan kru-nya ini, maklum mereka
berada di wilayah yang alam dan penduduknya dinilai tidak ramah.

Lama-kelamaan, bumi Papua pun mulai terpetakan dan terbuka. Beberapa
wilayah telah dibuka untuk dibangun jalan, dan bahkan beberapa sumur pertama
telah dibor : Wasian, Klamono, Jef Lio, Kasim. Pemukiman2 para pendatang
mulai meramaikan bagian barat Papua, perahu2 kecil yang pada awalnya kecil telah menjadi kapal-kapal besar bermotor dengan nama : Jan Carstenz, Soedoe,
Moeara, Boelian, Minjak Tanah, dan Casuaris. Desa Papua Babo, di sebuah
pulau  delta kecil Sianiri Besar, tetap dipilih sebagai base. Ini karena
posisinya yang berada di tengah di antara wilayah eksplorasi NNGPM. Sungai
di depannya, Sungai Kasira, juga cukup dalam untuk kapal-kapal besar
berlabuh. Meskipun deltanya tentu saja berawa-rawa, tetapi Babo base
terletak diatas bukit berkerikil setinggi 30 kaki dan masih aman dari pasang naik di sekitarnya. Di bukit ini kantor NNGPM dibangun, juga pemukiman para
pekerjanya. Dan di sekitar Babo ada ruang luas yang telah dibuka tempat
dibangun
aerodrom, hanggar, perbengkelan, rumah sakit, lapangan golf, dan bioskop
(bayangkan di tepi hutan Papua yang terpencil, pada tahun 1930-an telah ada
lapangan golf).

Suku2 Papua pun mulai mau bekerja sama dengan para pendatang ini.
Sebelumnya, mereka jarang melihat para pendatang berkulit putih, kecuali
para pemburu burung cenderawasih atau para pedagang Cina. Orang2 Papua ini
diperkerjakan NNGPM untuk membongkar muat barang-barang dari kapal2 yang
berlabuh di depan Babo dan menarik batang2 pohon dari sekitar hutan Babo
untuk membangun perumahan. Bahkan, mereka juga mau berbulan-bulan
meninggalkan kampung2nya membantu NNGPM membuka hutan. Mereka bekerja untuk "Tuan Merah", begitu mereka memanggil tuan-tuan Belanda ini (mungkin karena
muka Belanda ini merah bila kepanasan). Dari suku pemburu menjadi suku
pekerja, tentu sebuah perubahan budaya yang besar buat mereka. Diceritakan
bahwa suku-suku Papua ahli menggunakan tombak, busur dan anak panah.
Keahlian ini telah menjadi rezeki untuk seluruh kru sebab mereka bisa dengan
mudah makan daging segar kanguru, babi, dan merpati hutan. Mereka
meninggalkan kewajiban
mengolah sagu kepada para perempuan di sukunya. Sebelum kedatangan NNGPM,
suku2 Papua ini masih menggunakan cangkang kerang sebagai alat pembayaran,
kini mereka mempunyai uang Belanda sebagai upah mereka bekerja. Dan saat
mereka membawa uang Belanda ke toko-toko yang baru dibuka, mereka begitu
takjub bisa mendapatkan barang2 yang semula tak mereka lihat. Dan, standar
hidup suku Papua pun meningkat dengan cepat. Mereka mengalami revolusi
budaya dalam beberapa tahun saja, jauh lebih cepat daripada lebih dari 1000
tahun sejak nenek moyangnya mulai mendiami wilayah ini.

Para pekerja Eropa NNGPM pun yang semula hanya laki-laki saja mulai
membawa kaum perempuannya ke Babo. Maka komunitas seperti di kota besar pun mulai tumbuh, laki-laki perempuan bercampur baur. Bila ada kelahiran anak, maka bendera di kantor NNGPM dinaikkan, bila ada anak kembar lahir; maka dua
bendera NNGPM akan dikibarkan. Rute2 penerbangan keluarga mulai ada,
sekaligus membawa semua keperluan untuk komunitas. Inilah cikal bakal
penerbangan ke Papua. Pada tahun 1940, diresmikan layanan terbang ke wilayah
ini "Groote Oost Luchtvaart" (Great East Flight) oleh KNILM (Koninklijke
Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang punya airport di Babo.

Semua pesta2 penting tentu saja diadakan dengan meriah : Kelahiran Ratu
Belanda, festival St Nicholas, Natal, dan Tahun Baru. Setiap malam minggu
ada pemutaran film di bioskop perusahaan, ada pertandingan hoki, sepak bola, tenis dan golf. Para wanita Belanda pun dengan bantuan suku2 asli yang telah menjadi pekerja NNGPM punya hobi baru yaitu mengumpulkan anggrek hutan dari
berbagai varietas. Para botanist dan zoologist amatir mulai bermunculan
dengan kayanya flora dan fauna Papua ini. Komunitas ini pun menghasilkan
para etnograf amatir yang meneliti para suku2 Papua di sekitar Babo. Suatu
hari, Mr. Wissel, seorang insinyur NNGPM terbang di atas Punggung Papua
(Pegunungan Tengah) Papua dan menemukan beberapa danau besar di sekitar
wilayah Enarotali sekarang. Pantai danau ini dihuni oleh suku2 Papua yang
belum dikenal sama-sekali oleh dunia luar. Saat Wissel turun dari pesawat,
ia disambut sebagai "dewa dari langit". Kemudian, danau ini sekarang
terkenal sebagai Danau Wissel. Hubungan baik terbina, beberapa orang suku
Papua penghuni pantai danau ini pernah diterbangkan ke Babo untuk operasi
darurat.

Begitulah sekelumit sejarah pembukaan wilayah Papua di Kepala Burung.
Membuka semuanya : pengetahuan geologi, membawa minyak ke permukaan
(lapangan Klamono, Mogoi, Wasian, dll.), dan membuka keterpencilan suku-suku
Papua. Ini sebuah contoh bagaimana minyak bisa membuka dunia yang semula
"back of beyond".

Teman-teman ex Petromer Trend (kini PetroChina) yang menemukan lapangan2
besar di Salawati awal tahun 1970-an (misal Walio dan Kasim), BP yang sedang
mengembangkan Tangguh di Berau Bay, dan Genting Kasuri yang mau memulai
survey di wilayah ex Babo, pasti punya cerita tersendiri dan terkini membuka
Kepala Burung ini; saya hanya menceritakan sedikit masa lalunya.

Salam,
awang






--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------





--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke