Empat pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau di sebelah barat Kepala Burung : Waigeo, Batanta, Salawati, Misool suka disebut gugusan Kepulauan Raja Ampat. Empat raja ini terpisah menjadi dua kelompok secara geologi. Waigeo-Batanta di sebelah utara yang oseanik dan Salawati-Misool di sebelah selatan yang kontinen.
Kedua kelompok dibatasi garis demarkasi berupa sebuah selat yang dalam meskipun tidak lebar bernama Selat Sagewin. Sesungguhnya, Selat Sagewin adalah jalur sesar besar terkenal di wilayah ini : Sesar Sorong. Sesar Sorong membatasi dua pulau terdepan dari kedua kelompok ini : Batanta dan Salawati. Penyelidikan geologi sejak dulu sampai sekarang menunjukkan bahwa Waigeo dan Batanta disusun oleh batuan2 dasar yang berasosiasi dengan oseanik (peridotit, dunit, serpentinit, dll.), sementara Salawati dan Misool disusun oleh batuan dasar metasedimen yang khas kontinen Australia (Visser dan Hermes, 1962). Rekonstruksi tektonik dari beberapa peneliti (misalnya Hall, 2002) menunjukkan bahwa Waigeo dan Batanta merupakan pendatang di utara Kepala Burung, berasal dari kerak oseanik suatu busur kepulauan di selatan Pasifik yang pindah dari sebelah timur menuju barat, ke tempatnya sekarang, oleh gerak Sesar Sorong yang sinistral. Karena pendatang, rupanya mereka tak pernah bisa bersatu dengan penghuni asli wilayah ini yaitu Misool dan Salawati. Apalagi, silang-menyilang di gugusan pulau-pulau Raja Ampat ini terdapat pagar-pagar percabangan (splays) Sesar Sorong yang membentuk laut-laut sempit namun dalam. Ketidaksamaan geologi antara Waigeo-Batanta dengan Misool-Salawati rupanya diikuti pula oleh para penghuninya, dalam hal ini burung atau unggas. Penelitian-penelitian biogeografi sejak zaman Alfred Wallace menginjakkan kaki di sini pada pertengahan 1860-an sampai buku tebal dua volume tentang ekologi Papua yang belum lama ini diterbitkan (Periplus, 2007) menunjukkan demarkasi biogeografi ini. Sekali lagi, suatu bukti bahwa geologi mengontrol endemisitas biologi. Di Waigeo dan Batanta ada dua spesies endemik burung cenderawasih, satu penghuni pegunungan (Cincinnurus respublica), yang lainnya penghuni dataran rendah (Paradisaea rubra). Di samping itu, di perbukitan Waigeo ditemukan kalkun besar bernama Aeypodius bruijnii. Ke arah Selat Sagewin yang lebarnya 5 km, cenderawasih dan kalkun ini terhenti penyebarannya dan digantikan oleh sepupu-sepupu mereka yang berlainan spesies, tetapi bergenus sama yang ada di Misool dan Salawati. Cenderawasih pegunungan menjadi Cincinnurus magnificus, cenderawasih dataran rendah menjadi Paradisaea minor. Di samping itu, Salawati dan Misool juga menerima cenderawasih2 dari Kepala Burung, yaitu Casuarius benneti dan Casuarius unappendiculatus. Kedua jenis cenderawasih yang disebutkan terakhir tak pernah ditemukan di Batanta-Waigeo, lagi-lagi Sesar Sorong dalam bentuk Selat Sagewin membatasi penyebarannya. Apa susahnya buat para cenderawasih ini terbang melintasi Selat Sagewin, kemudian saling bercampur, membaurkan demarkasi Batanta dan Salawati. Tetapi, tokh tak ditemukan pembauran semacam itu. Mereka tetap tegas terpisah setegas liniasi geologi. Penelitian lebih lanjut untuk flora, ternyata menunjukkan hal yang sama; terdapat diferensiasi morfologi dan fisiologi tanaman saat melintasi Sesar Sorong. Pola perbedaan fauna-flora menyeberangi Selat Sorong di batas antara Batanta-Salawati mungkin akan terulang di wilayah ubun-ubun Kepala Burung, yang terkenal sebagai Pegunungan Tamrau. Di sini, Sesar Sorong membelah dua pegunungan ini : Tamrau Utara yang volkanik oseanik, dan Tamrau Selatan yang merupakan kerak kontinental terangkat. Maka, di sini jalur Sesar Sorong, selain keberadannya ditunjukkan oleh berbagai liniasi geologi, ia pun ditunjukkan oleh liniasi biogeografi. salam, awang -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------