Tambahan saja. Beberapa minggu setelah PIT IAGI 2008, Ketua IAGI terpilih 
didampingi Sekjen juga telah berkunjung ke BP Migas dan bertemu Pimpinan 
'Proyek' tsb, untuk mendapatkan kejelasan status studi. Hal ini dilakukan, 
karena sebagian kalangan selalu bilang kalau itu adalah 'milik' IAGI dan 
mendesak untuk segera mem-publikasikannya secara resmi (artinya siapapun bisa 
mulai membelinya).

Sebagaimana diutarakan pak Awang, proyek tsb memang didanai oleh BP Migas 
sendiri (artinya mesti dipertanggung-jawabkan kepada Departemen Keuangan; bukan 
didanai oleh Bappenas atau pun lembaga lain).

Jadi secara formal, IAGI tidak punya hak apa pun berkaitan dg studi tsb dan 
hasilnya. Sbg informasi, hampir semua yg terlibat (BP Migas dan LAPI ITB) 
tampaknya menginginkan IAGI yg diberikan hibah hasil studi. Namun tampaknya 
juga tidak mudah secara birokrasi. Jadilah jadinya IAGI ya menunggu saja selama 
beberapa bulan ini, sambil berharap para pejabat di BP Migas (yg notabene juga 
anggota2 IAGI) utk segera memperoleh solusi.

Salam dari Tanjung Kodox,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-----Original Message-----
From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; 
Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128      
Buah


Pak Andang,

Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum 
tentu terlihat oleh saya.

Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja 
sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi 
Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak 
sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi 
ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. 

Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di 
beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, 
sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB 
saja saya tak tahu pasti.

Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus 
di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam 
presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai 
BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin 
boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. 

Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan 
ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini 
yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana 
anggaran untuk melakukan studi ini berasal.

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id <abacht...@cbn.net.id> wrote:

> From: abacht...@cbn.net.id <abacht...@cbn.net.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128    
>   Buah
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM
> Kalau saya amati gonjang - ganjing -
> nya urusan (jumlah) cekungan
> Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang
> mudah-mudahan
> dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran /
> perhatian /
> inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang
> terlibat.
> 
> 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang
> menyebutkan masalah
> 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat
> silang-siurnya klaim
> studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya
> melihatnya lebih ke
> masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet,
> dana, alias
> keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan
> studi-studi
> tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim)
> revisi
> cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik
> terkait dg
> kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus
> produksi, yg dalam
> hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas,
> sehingga menjadi
> sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas
> berlomba-lomba
> untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi
> cekungan
> tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai
> cara). Bukannya
> IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB,
> UGM, Trisakti,
> dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang
> riset yang
> concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu
> saja, ...
> karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin
> legitimasi
> juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait
> studi tersebut
> (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,..
> hehehehe..).
> Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI,
> seperti juga di
> tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam
> trading house
> yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih
> luas untuk
> memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang
> bujet2 proyek
> revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu
> gerakan "bujeter"
> dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran
> fasilitasi tersebut
> tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja
> IAGI, yang waktu
> itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i
> namanya sebagi
> co-"penyelenggara" dari acara workshop-workshop-an yang
> mengundang
> berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas)
> untuk membahas
> hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas,
> .... tapi tetep
> aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang
> dalam uraian
> laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut.
> Bahkan IAGI jugalah
> yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86
> cekungannya BPMitas
> pada acara PIT IAGI di Bandung Agustus 2008, yang
> seolah-olah dengan
> demikian maka 86 Cekungan tersebut menjadi versi IAGI
> (bukan sekedar versi
> BPMigas-LAPI ITB). Tapi ternyata sampai sekarangpun kita
> tidak bisa
> mendapatkan dokumen-dokumen studi revisi cekungan Indonesia
> dari acara
> IAGI tersebut secara publik (apalagi koq menanyakan
> dokumennya Badan
> Geologi seperti yang RDP tanyakan tersebut,... wah Vick,..
> tangeh
> lamun...). Dalam kesempatan interaksi workshop-workshop-an
> 2008 di Sabuga
> ITB, saya sempat melontarkan himbauan keras ke IAGI (atau
> BPMigas-LAPI,..
> entahlah,.. pokoknya yang waktu itu menyelenggarakan
> acaralah).. bahwa
> pihak-pihak periset cekungan IAGI-LAPIITB-BPMigas (dan juga
> dr Univ/PT
> lainnya yang direkrut LAPIITB-BPMigas untuk legitimasi
> saintifik inter
> university-nya) mustinya harus NGOMONG dan duduk bersama
> dengan LEMIGAS
> dan PPGL dan BG yang saat itu juga mengerjakan riset
> cekungan ini. Tapi
> nampaknya himbauan keras itu juga tidak terindahkan.
> Mungkin, ya karena
> itu tadi: masing-masing mempunyai ego sektoral sendiri
> sendiri, dan ada
> sejumlah dana proyek yang terlibat di dalamnya yang akan
> sangat sulit
> mengalokasikannya apabila musti pake kerjasama-kerjasama-an
> segala. Dan
> selain itu, lembaga yang harusnya lebih netral dan bisa
> jadi fasilitator
> (IAGI/HAGI) ternyata sudah memilih untuk merapat ke salah
> satu pihak yang
> melakukan riset. Maka, lengkaplah sudah gonjang-ganjing
> revisi cekungan
> Indonesia,...dengan dikeluarkannya angka 128 kemaren itu
> oleh BG dan
> dilegitimasi oleh Menteri ESDM. Sippppp. Welcome to the
> confusing
> scientific-beaurocratic jungle of Indoensian Basins.
> 
> 2. Awang menghimbau supaya tandatangan Menteri ESDM 
> di Peta Cekungan
> Sedimen Badan Geologi janga dianggap sebagai legalisasi.
> Semangat himbaun
> tersebut lebih mewakili semangat kaum saintis yang
> cenderung selalu
> mengambangkan jawaban dan membuka hasil akhir pada
> kemungkinan2
> falsifikasi,.. bukan mewakili semangat penyelenggara
> birokrasi yang
> membutuhkan kepastian hukum / pedoman dan sejenisnya untuk
> membuat
> program-program (dan anggaran2) selanjutnya. Himbauan itu
> perlu diresapi
> dilevel b awah sadar kaum birokrat yang kebetulan jadi
> saintis periset di
> lembaga2 di bawah ESDM, tapi akan sulit dilaksanakan oleh
> birokrat2 asli
> yang butuh kepastian program. Maka disinilah letak
> strategis dari lembaga
> independen professional semacam IAGI/HAGI. Mustinya
> IAGI/HAGI lah yang
> menghimbau, bukan justru BPMigas yang kebetulan juga
> mengklaim telah
> mengeluarkan revisi cekungan juga. In any case, siapapun
> yang
> mengeluarkan, himbauan Awang tersebut sangat-sangat perlu
> kita resapi,
> dalami, dan laksanakan. Bukan hanya di level bawah sadar.
> Bukan di level
> konsumsi berita (seperti diceritakan juga oleh Awang bahwa
> BG-Lemigas-BPMigas berjanji akan koordinasi dan ketemu
> lebih lanjut). Tapi
> di level praktisi dan saintis-moralis seperti pribadi
> Awang, Pak Koesoema,
> bang Lambok, Elan, Rovicky, dan kawan-kawan lainnya...
> semangat itu harus
> dijalankan.
> 
> 3. Ayo IAGI/HAGI ...... bubuhkan tandatangan sendiri ke
> peta revisi
> cekungan Indonesia
> 
> 
> Salam
> 
> ADB
> IAGI-0800
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Awang Satyana" <awangsaty...@yahoo.com>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>;
> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>;
> "Geo Unpad"
> <geo_un...@yahoogroups.com>;
> "Eksplorasi BPMIGAS"
> <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah
> Dobel Jadi 128
> Buah
> 
> 
> >
> > Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
> pembicara di
> Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM
> tentang
> Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya
> adalah ingin
> mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir
> enam bulan
> terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di
> Indonesia
> berdasarkan data gayaberat.
> >
> > Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen
> sendiri, bukankah
> Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan
> dan mengumumkan
> peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah
> menyelesaikan pemetaan
> geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia.
> Data ini
> sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk
> kepentingan
> pemetaan cekungan sedimen.
> >
> > Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling
> bekerja sama membuat
> peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan
> bervariasi dari
> berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi.
> Menurut
> seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan
> BPMIGAS saat
> memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan
> Lemigas tentang
> pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga
> BPMIGAS-LAPI ITB
> telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G
> (sekarang PSG, di
> bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya
> berbeda
> antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan masing2
> mengeluarkan
> versinya sendiri ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan,
> BPMIGAS keluar
> dengan 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan
> 128 cekungan
> sedimen.
> >
> > Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan
> tanda tangan  pada
> peta 128 cekungan sedimen hasil Badan Geologi, dan Pak
> Purnomo dalam
> sambutannya mengatakan bahwa para pejabat di lingkungan
> ESDM mesti
> mengganti kata-kata 60 cekungan menjadi 128 cekungan saat
> menyampaikan
> sambutan, mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam
> legalisasi
> atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab,
> pemetaan
> cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal. Pekerjaan
> selanjutnya
> adalah berhubungan dengan PND untuk memeriksa data migas di
> setiap
> cekungan seperti ketebalan sedimen dll. Juga, peta cekungan
> yang
> berdasarkan data gayaberat ini masih banyak mendapatkan
> kritik dan
> saran.
> >
> > Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana
> BPMIGAS-Badan
> Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang pemetaan
> cekungan ini. Pak
> Sukhyar, Kepala Badan Geologi, tadi ngobrol dengan saya dan
> mengatakan,
> memang ini semacam ekspose pertama, yang mungkin
> mengagetkan dengan 128
> cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi
> terkait dan
> kalangan industri.
> >
> > Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada
> lima pembicara :
> (1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak Syaiful Bachri
> (Badan
> Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan Geologi), (4) Pak
> R.P.
> Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5) Awang Satyana
> (BPMIGAS).
> >
> > Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul "Delineasi
> Cekungan Sedimen di
> Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya Berat". Data anomali
> Bouguer di darat
> dan free-air di laut digunakan sebagai data dasar delineasi
> cekungan.
> Ciri cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur
> tertutup, menurun
> ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara
> sedimen Tersier,
> pra-Tersier, basement kerak atas dan basement kerak bawah.
> Dengan cara
> ini ditemukan dan didefinisi ulang menjadi total 128
> cekungan.
> >
> > Pak Syaiful mempresentasikan hal berjudul, "Penyusunan
> atlas Cekungan
> Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi.
> Peta geologi
> permukaan seluruh Indonesia, terutama tinggian2
> basement/meta-sedimen
> dipakai sebagai batas cekungan. Atlas atas 128 cekungan
> akan dibuat
> menggunakan berbagai data geologi regional, gayaberat,
> stratigrafi,
> remote sensing. Juga pencarian data ke instansi lain akan
> dilakukan
> untuk menyusun atlas ini, misalnya BPMIGAS, Lemigas, PND.
> Jumlah
> cekungan 128 (darat 51, laut 77, Tersier 85, pra-Tersier
> 6,
> Tersier-pra-Tersier 37).
> >
> > Pak Nazhar mempresentasikan hal berjudul, "Hubungan
> antara Zone-Zone
> Gaya Berat dengan Struktur Geologi Dominan di Indonesia.
> Trend-trend
> anomali Bouguer/free air di Indonesia dibagi-bagi,
> kisarannya antara
> -150 mGal s.d. +320 mGal. Trend yang menunjukkan cekungan
> sedimen berada
> pada 0-+ 60 mGal, sedangkan cekungan yang produktif dan
> potensial ada
> pada kisaran +20 s.d. +40 mGal. Gejala-gejala tektonik
> regional umumnya
> berhubungan dengan anomali negatif antara -150 s.d 0 mGal.
> >
> > Pak Koesoema membahas hal tentang "Konsep Cekungan".
> Dibahas secara back
> to basic apakah yang dimaksud dengan cekungan itu.
> Hati-hati membedakan
> cekungan fisiografik, cekungan struktural, cekungan
> sedimen, cekungan
> minyak. Pak Koesoema mendefinisikan cekungan sedimen
> sebagai : bagian
> kerak Bumi tempat lapisan sedimen diendapkan lebih tebal
> secara
> signifikan dibandingkan sekelilingnya". Dibahas juga
> bagaimana
> kebingungan yang terjadi dalam delineasi cekungan sebab
> akan ditentukan
> oleh berapa cut-off kontur isopach yang dipakai.
> Ditampilkan beberapa
> kasus delineasi cekungan sedimen di Indonesia yang
> berbeda-beda.
> Terakhir dibahas klasifikasi cekungan berdasarkan
> tektonik.
> >
> > Awang membahas hal berjudul, "Pemanfaatan Informasi
> Cekungan Indonesia
> dalam Lingkup Bidang Energi". Di awal presentasi dibahas
> variasi
> klasifikasi cekungan sedimen Indonesia yang pernah terjadi,
> baik dari
> Koesoemadinata dan Pulunggono (1971) untuk Indonesia Barat,
> Hamilton
> (1974) yang tak menunjukkan batas cekungan tetapi hanya
> kontur isopach,
> Fletcher-Soeparjadi (1976) klasifikasi 28 cekungan, IAGI
> (1980) : 40
> cekungan, IAGI (1985) 60 cekungan, Pertamina-Beicip (1992)
> : 66
> cekungan, Lemigas (2008) : 63 cekungan dan BPMIGAS (2008) :
> 86 cekungan.
> Kemudian dibahas status eksplorasi-produksi migas
> cekungan-cekungan di
> Indonesia. Menekankan bahwa produksi migas menurun terus
> dalam lima
> tahun terakhir dan cadangan migas Indonesia tak pernah naik
> signifikan.
> Intinya karena cekungan-cekungan yang dikerjakan yang
> itu-itu saja (16
> cekungan produksi). Terakhir disampaikan jenis-jenis
> informasi apa dari
> cekungan yang dibutuhkan kalangan industri migas untuk
> > eksplorasi dan produksi.
> >
> > Sesi Tanya-Jawab yang sempat saya catat :
> >
> > Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama P3G) : tak
> ada yang namanya
> cekungan pra-Tersier itu sebab semua batuan pra-Tersier di
> Indonesia
> adalah alokton.
> >
> > Setiabudi-EMP : bagaimana pengusahaan CBM/GMB (gas
> metana batubara) di
> Indonesia sebab  beberapa cekungan migas pun menjadi
> cekungan-cekungan
> CBM.
> >
> > Nachrowi-PPT Migas : dalaman Kendeng yang anomali
> negatifnya tinggi,
> mengapa jalur kaya minyak padahal jalur anomali negatif
> umumnya seperti
> palung.
> >
> > Wawan Gunawan-ITB : harusnya bukan anomali Bouguer
> yang dipakai untuk
> pemetaan ini, tetapi anomali sisa; juga angka rapat massa
> mestinya tak
> satu angka untuk setiap jenis batuan, tetapi bervariasi.
> >
> > Sigit Prabowo-Marathon : bagaimana status data 44
> cekungan yang
> non-produktif (klasifikasi 60 cekungan).
> >
> > Terakhir, Pak Koesoemadinata diminta memberikan
> komentar tentang
> pemetaan cekungan ini. Menurut Pak Koesoema, boleh-boleh
> saja setiap
> institusi mengeluarkan cekungan menurut versinya
> masing-masing, itu
> lebih untuk kepentingan strategis misalnya mengundang
> investor; tetapi
> yang namanya mendelineasi cekungan itu bukan hal mudah
> sebab sangat
> relatif bergantung kepada metode yang dipakai. Biar saja
> data gayaberat
> yang lengkap ini dibuka ke publik (user) dan biar saja
> mereka yang
> mendelinesinya. Perusahaan2 minyak besar punya research
> center-nya
> sendiri yang mengeluarkan pemetaan basin menurut
> pendapatnya sendiri
> -tak akan terpengaruh oleh pemetaan cekungan-cekungan yang
> dilakukan
> akhir2 ini.
> >
> > Pada awal presentasi, Pak Koesoema berpendapat kok
> sekarang menjadi
> trend memetakan cekungan-cekungan itu, dan terjadi
> proliferasi,
> bertambah banyak, seperti pemekaran wilayah kabupaten
> saja....
> >
> > Demikian sedikit laporan pengamatan saya.
> >
> > Untuk Pak Rovicky, sayang sekali peta 128 cekungan
> sedimen Badan Geologi
> (128) hanya ada cetakan hitam putihnya di kertas yang
> dibagikan. Poster
> besarnya ada di tempel di ruangan, sayang juga tak ada
> digitalnya di
> bahan presentasi yang saya copy, belum boleh dipublikasi
> barangkali....?
> Saya sedang mengusahakannya meminta kepada Panitia
> Lokakarya.
> >
> > salam,
> > awang
> >
> >
> >
> > --- On Tue, 5/19/09, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> wrote:
> >
> >> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> >> Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
> Tambah Dobel Jadi 128
> Buah
> >> To: "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>,
> "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>
> >> Date: Tuesday, May 19, 2009, 1:32 PM
> >> Dimana bisa mendapatan informasi ini
> >> ?
> >>
> >> RDP
> >> ==============================
> >> 19/05/2009 09:35 WIB
> >> Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
> Buah
> >>
> >> detikFinance
> >>
> >> Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah
> dua kali
> >> lipat.
> >> Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan
> geologi
> >> saat ini diketahui
> >> jumlahnya sudah mencapai 128 buah.
> >>
> >> "Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di
> Indonesia
> >> sekitar 60 buah,
> >> tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah
> berubah," kata
> >> Menteri ESDM
> >> Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada
> Lokakarya
> >> Cekungan Sendimen
> >> Indonesia,
> >> di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan,
> Jakarta,
> >> Selasa (19/5/2009).
> >>
> >> Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian
> Badan
> >> Geologi Departemen
> >> dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di
> Indonesia
> >> sudah
> >> bertambah menjadi
> >> 128 buah.
> >>
> >> "Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru
> jangan
> >> lupa kalau
> >> sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi
> sudah 128
> >> buah,"
> >> jelasnya.
> >>
> >> Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas
> cekungan
> >> sendimen yang bisa
> >> digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi
> produksi dan
> >> kegiatan perminyakan
> >> lainnya. "Ini akan bantu untuk temukan
> cadangan-cadangan
> >> migas yang
> >> baru," ungkapnya.
> >>
> >> Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar
> menyatakan
> >> penemuan tersebut
> >> dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku
> usaha di
> >> bidang energi.
> >>
> >> "Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru
> yang akan
> >> menjadi
> >> target-target ekplorasi di masa yang
> datang,"ungkap
> >> Sukyar.
> >>
> >> Sebelumnya data ditjen migas mencatat jumlah
> cekungan
> >> hidrokarbon di Indonesia
> >> sampai akhir tahun 2006 berjumlah 60 cekungan,
> dengan
> >> perincian: 16 cekungan
> >> sudah berproduksi: 8 cekungan terbukti mengandung
> >> hidrokarbon tetapi belum
> >> berproduksi: 14 cekungan sudah dibor tapi belum
> menemukan
> >> hidrokarbon: dan
> >> sisanya 22 cekungan masih belum dilakukan
> pemboran
> >> eksplorasi.
> >> --
> 
> 
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 




--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke