Pak Awang,

Terimakasih atas jawaban2nya.

Utk jawaban :  "*yang dalam critical stage untuk meletus hanya di area Lusi
saja*."

Itu kan hanya interpretasinya pak Awang saja, orang lain bisa
menginterpretasikan lain.  Apa ada data2nya bahwa "hanya di area LUSI saja"
yg dalam critical stage, apa di daerah2 lain memang tidak dalam critical
stage ? data2nya apa ?

wass,
nyoto






2010/3/3 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

> Pak Nyoto,
>
> Adalah keinginan saya sejak lama menjadikan milis sebagai sarana belajar
> kita semua. Milis adalah sarana belajar yang sangat efektif, lebih daripada
> paper. Berapa banyak orang yang bisa mengikuti pertemuan2 ilmiah ? Berapa
> banyak orang yang bisa mengakses paper lengkap di jurnal-jurnal ilmiah ?
> Tidak banyak Pak. Jauh lebih banyak orang yang bisa mengakses milis. Maka
> sejak saya bergabung di milis IAGI tahun 1999 saya selalu berusaha menulis
> yang bisa menjadi informasi untuk teman-teman semua. Agar banyak
> informasinya maka saya menulis sedikit dengan gaya ilmiah dan diusahakan
> lebih lengkap, tetapi tetap dipopulerkan. Tulisan2 saya di milis tak bisa
> dibandingkan dengan tulisan2 saya untuk paper. Untuk milis saya biasanya
> menulis 1-5 halaman bila ditulis di kertas ukuran A4. Kalau untuk paper,
> karena belakangan ini saya menulis hal2 tentang geologi regional Indonesia
> (area pembahasannya pasti luas), maka biasanya saya menulis 30-40 halaman
> termasuk
>  gambar-gambarnya.
>
> Menjawab pertanyaan Pak Nyoto, mengapa hanya Lusi di Watukosek yang meletus
> (kebetulan Lusi dekat BJP-1 jadi mencurigakan ya he2..) sementara di
> sepanjang Watukosek yang lain yang sama-sama elisional tidak meletus;
> jawabannya sederhana saja : yang dalam critical stage untuk meletus hanya di
> area Lusi saja, di bawah Lusi ada critical venting system (ingat area Lusi
> bukanlah area titik lokasi sumur BJP-1). Saat sistem ini terkena perturbasi
> (gangguan) berupa reaktivasi Sesar Watukosek, maka critical venting system
> ini mengalami overpressure release berupa semburan lumpur. Retakan-retakan
> besar (fractures) dan kecil (fissures) adalah mekanisme perturbasi itu.
> Retakan-retakan inilah yang menyebabkan hilang lumpur di BJP-1, menurunkan
> produksi fluida sumur Carat dan Tanggulangin dan menyedot air di sumur2
> penduduk di kampung Pulungan, Gununganyar, Kalanganyar. Mengapa tak ada Lusi
> di sebelah timurlautnya di sepanjang Sesar Watukosek ? Overpressure release
> di
>  situ sudah terjadi ratusan tahun sebelumnya dalam bentuk gununglumpur
> Pulungan, Gununganyar, Kalanganyar. Sebuah letusan gununglumpur bahkan
> sempat dicatat pengarang Serat Pararaton pada zaman Singasari.
>
> Tepat dugaan Pak Yoga, "perturbation of elisional venting system" bermain
> di seismotektonik, regional geology, mekanika fluida, overpressuring,
> plumbing system dan sejenisnya dengan data geologi, geokimia, geofisika,
> pengeboran.
>
> salam,
> Awang
>
> --- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> menulis:
>
>
> Dari: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] "perturbation of elisional venting system"
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo Unpad" <
> geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" <
> eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 1:32 PM
>
>
> Pak Awang tidak salah, memang betul, kalau paper mesti panjang, yg saya
> maksud tulisan di milis, kalau cara nulisnya sama kayak di paper ya bisa
> jadi "membosankan" yg akan membacanya.
>
> Jadi kalau nulis di milis itu memang sebaiknya jangan disamakan dengan
> nulis
> di paper, dan yg lebih penting lagi, "kesimpulan" nya jangan dari awal
> sampai akhir tulisan itu, soalnya bisa mengaburkan yg membacanya.
>
> Menyambung pertanyaan pak Oky : "*apakah mungkin "tanpa pemboran yang
> dilakukan" bencana LUSI tersebut tetap ada, atau bahkan lebih dahsyat
> lagi??????? ...........*
> **
> Kalau jawabannya ya (mungkin), berarti terbukti bahwa LUSI dipicu oleh
> gempa, dan LUSI akan lahir atau terjadi di-mana2 atau paling tidak
> dibeberapa tempat yg mempunyai "posisi geologi" sama dengan LUSI, misalnya
> disepanjang sesar watu kosek atau di sepanjang jalur yg sejajar ataupun
> searah dengan LUSI terhadap pusat gempa Yogya.  Sedang kenyataannya apa yg
> telah terjadi ?   Apakah kita juga menjumpai LUSI2 lain di tempat2 lain ?
> apakah kita yakin kalau tidak ada pemboran sumur BP-1 LUSI pun akan lahir
> pada *saat itu & juga disitu* ?  utk itu tanyalah kepada rumput yg
> bergoyang
> ....
>
>
>
> wass,
> nyoto
>
>
>
>
>
> 2010/3/3 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
>
> > Pak Nyoto,
> >
> > Banyak paper ditulis panjang, apalagi yang pembahasannya komprehensif,
> > tulisan saya di milis pendek sekali; bagaimana kita mau menganalisisnya
> bila
> > malas membaca paper tersebut. Masakan kesimpulan kita hanya didasarkan
> > kepada obrolan saja atau satu dua paragraf di milis. Mungkin Pak Nyoto
> sudah
> > punya sasmita bahwa tulisan-tulisan saya soal Lusi pasti tidak
> > pro-pengeboran BJP-1 sebagai penyebabnya, maka ah buat apa dibaca juga
> > he2... Justru kalau Pak Nyoto mau mendebat isi sebuah paper, paper itu
> harus
> > dibaca dengan teliti dan mendebatnya berdasarkan tesis2 yang diajukannya.
> >
> > Saya menulis latar belakangnya dulu Pak, tak langsung menukik ke satu
> titik
> > sebab anggota milis ini kan bervariasi sekali pengalaman dan keahliannya.
> > Kesimpulannya pasti ada, tetapi mesti ditelusuri dari awal.
> >
> > Saat saya diminta membedah buku Atlantis tulisan Prof. Santos, saya
> dengan
> > "lelah" membaca buku tebal ini sampai selesai, "lelah" karena saya sudah
> > tahu ke mana saya akan dibawa Santos, tetapi saya harus meneliti
> jalannya.
> > Dari situ saya bisa menyusun antitesis2 atas tesis-tesis geologi yang
> > diajukan di bukunya. Ternyata begitu juga yang terjadi dengan Prof. Harry
> > Truman, ahli arkeologi senior Indonesia. Pak Truman "curhat" kepada saya
> > sebelum membahas buku itu kira2 begini, "Saya lelah sekali membaca buku
> > Santos ini, membosankan, pembahasannya berulang-ulang..." Tetapi itu
> > diselesaikannya sebab Pak Truman hendak meneliti tesis-tesis arkeologi
> yang
> > diajukan Prof. Santos.
> >
> > salam,
> > Awang
> >
> > --- Pada Rab, 3/3/10, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> menulis:
> >
> >
> > Dari: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> > Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] "perturbation of elisional venting system"
> > Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> > Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 12:29 PM
> >
> >
> > Pak Awang ini memang senengnya yang panjang2, semua emailnya pak Awang
> > selalu panjaaaang sekaleee .... yg kadang2 bikin kita jadi males
> membacanya
> > ... soalnya utk nyari kesimpulannya nggak mudah.
> >
> > wass,
> > nyoto
> >
> >
> >
> >
> >
> > 2010/3/3 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> >
> > > Panjang Pak ceritanya, nanti saya tuliskan tersendiri; itu kesimpulan
> > saya
> > > terakhir soal penyebab Lusi berdasarkan analisis2 terakhir. Tidak semua
> > bisa
> > > dicari di google he2..
> > >
> > > salam,
> > > Awang
> > >
> > > --- Pada Rab, 3/3/10, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> menulis:
> > >
> > >
> > > Dari: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> > > Judul: [iagi-net-l] "perturbation of elisional venting system"
> > > Kepada: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>
> > > Tanggal: Rabu, 3 Maret, 2010, 11:30 AM
> > >
> > >
> > > ".... hukum geologi bernama "perturbation of elisional venting
> > system";....
> > > kayaknya ada yg terlewat ketika aku belajar geologi dasar.
> > >
> > > Pak Awang ... Apa sih hukum geologi yg satu ini ?
> > > Saya coba gugling kok ndak ketemu.
> > >
> > > RDP
> > >
> > >
> > >
> > >      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya
> > > sekarang! http://id.mail.yahoo.com
> >
> >
> >
> >      Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade
> browser
> > ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di
> sini!
> > http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
>
>
>
>      Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
> Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke